Tiga Bulan di Jerman, Saatnya Mama Kembali ke Tanah Air. Kamis 2 Oktober 2014 hari itu merupakan hari terakhir mama saya di Jerman. 90 hari sungguh tidak terasa berlalu begitu cepat. Mama menemani saya sebelum melahirkan hingga mengajari saya bagaimana mengurus Benjamin. Tiba saatnya mama harus kembali ke tanah air tercinta bertemu keluarga tercinta, keluarga di Jakarta senang sedangkan saya sedih hiks 🙁 .
Sebenarnya sejak awal mama berada di Jerman, dan saya membayangkan kalau mama hanya tiga bulan saja bersama saya, wah saya langsung sedih dan akan nangis tersedu-sedu. Maka setiap kali pikiran tersebut lewat, saya alihkan dengan membayangkan hal lain yang membuat hati saya bahagia, toh tahun depan mama bisa datang kembali kan yaa. Kalau si mama datang lagi nanti, Benjamin pastinya sudah bisa lari-lari 😀 .
Pada 2 Oktober tersebut saya masuk kursus, saya minta babenya Benjamin beli timbangan koper yang saat itu sedang dijual disalah satu supermarket. Mama sms saya :, “setelah pulang kursus langsung pulang ya jangan ngelayap ke toko-toko. Koper mama kelebihan 3 kg nih, jadi harus dibongkar atau dikeluarkan beberapa barang, pulanglah cepat supaya ada yang gendong Benjamin dulu”.
“Yaelah maaakk suruh babenya si Ben aja yang jaga kenapa? pasti main komputer deh dia ya” jawab saya dalam hati saja. Nyatanya saya masih sempat berlari ke salah satu toko tanaman, membeli sesuatu yang saya butuhkan, toh bus saya datangnya 10 menit lagi.
Tiba di rumah, mama bilang, mama sedih sekali, tidak tahu kenapa ketika mengganti bajunya Benjamin jadi sedih dan menangis. “Wajarlah ma, aku aja sudah berhari-hari ini melow melulu, mewek melululah kalau kubayangkan mama akan kembali ke tanah air. Makanya udahlah kita pikirkan yang senang dan bahagia saja yaa, tahun depan mama kan bisa datang lagi” sahutku.
Tulisan Terkini
- Beli Anggrek Bulan Impian Phalaenopsis Wild Cat dan Daun Lurik di Orchibias Jerman
- Penipuan Permintaan Uang Paypal Tahun 2023 Apa yang harus dilakukan
- Moss Hitam Kadaka dan Moss Putih Spagnum Mana yang Bagus Buat Media Anggrek
Ketika kami makan siang saya yang berdoa hari itu, dan suara saya tersendat ditenggorakkan dan tidak bisa keluar sangking sedihnya. Bukan hanya saya, mama juga menangis. Hahaha kalau saat ini kami berdua sudah bisa tertawa-tawa 😆 . Makanya saya baru bisa membuat tulisan ini. 1-2 minggu setelah mama kembali ke tanah air, baru saya menuliskan satu dua kalimat langsung menetes air mata saya, lebih baik saya pending ceritanya hingga perasaan saya sudah normal kembali.
Di hari terakhir tersebut, mama memandikan Benjamin untuk terakhir kali. “Mak mandikanlah Benjamin, terakhir kali mak, nanti kangen loh ma dengan cucu mama tercinta ini” hehehe gaya bujuk rayu saya supaya mama mau memandikan Benjamin.
Sejak Benjamin lahir hingga hari itu 02 Oktober, tidak pernah saya memandikan Ben. Saya selalu jadi asisten mama atau babenya Benjamin saat Ben dimandikan. Kalau ada mereka berdua kenapa saya harus turun tangan toh hehe. Sejak mama di tanah air, sayalah yang paling sering memandikan Ben.
Slideshow foto-foto Opung dan Benjamin
Pesawat mama LH782 berangkat 21:30 ; boarding time 20:45 . Saya sudah lakukan online check-in 24 jam sebelum keberangkatan, jadi boarding pass sudah keluar dan saya print lalu berikan ke mama.
Niatnya kami akan berangkat jam 17.30 dan molor hingga hampir jam 18.30 salahkan saya hehe babenya Ben sih sudah mulai ngomel 😳 . Saya PD saja dua jam lebih cukuplah sampai ke bandara Frankfurt, toh biasanya butuh waktu tidak sampai 1,5 jam.
Ternyata di beberapa tempat macet gilaa, mobil tidak benar-benar berhenti sih, tapi kalau cuma bisa melaju di kecepatan 50 km di jalan tol, ya jadi ketar-ketir juga, takut telatt. Awalnya kami masih ngobrol-ngobrol, lalu jadi hening karena deg-deg an mikirin bisa sampai tepat waktu ga ya 😥 .
Puji Tuhan! tiba di bandara jam 8 malam. Boarding time 20 :45 dan jadwal pesawatnya berangkat 21:30. Saya deg-deg an lagi tuh, “jangan-jangan counter chek-in buat serahkan koper antriannya panjang” . Puji Tuhan lagi, ternyata counter check-in nya banyak ko, jadi penumpang tidak perlu antri lama.
Model baru nih, jadi tidak ada petugasnya. Penumpang tinggal mendatangi mesin check-in, taruh koper diatas timbangan/ban berjalan, scan tiketnya ke mesin. Kalau berat koper tidak lebih beratnya akan keluar kertas laporan bagasi. Koper kecil untuk dibawa ke kabin tidak perlu ditimbang, karena pas babenya Benjamin taruh koper besar dan kecil, mesinnya tidak bereaksi ya artinya bawaan mama melewati berat yang diizinkan.
Malam hari sebelum keberangkatan, ketika saya lakukan online check-in, saya coba minta (apply) supaya ada petugas yang menemani mama istilahnya special service. Soalnya mama saya kan hanya bisa bahasa Indonesia, saya kuatir mama nyasar menuju ke pesawatnya. Jadi ada beberapa pilihan, saya pilih option mama tidak bisa berjalan jauh sekali. Ujung-ujungnya keluar informasi supaya bawa kursi roda sendiri hahaha. Saya pikir ya sudahlah, saya toh cuma butuh petugasnya untuk menemani mama sampai ke pesawat.
Pas mau masuk, ternyata kata petugasnya disuruh tanyain di lantai bawah. Babenya Ben lambreta pula, dan balik membawa kabar tidak baik. Katanya special service begitu harus bayar dan harus daftar ulang lagi. Yaelah beneran bikin kesal deh, wong di email yang saya terima tidak ada informasi yang menyatakan harus bayar ko.
Daripada berdebat lagi, waktu semakin mepet untuk boarding, maka mama sudah mantap masuk tanpa pengawal. Saya bilang ke mama “setelah lewat pemeriksaan imigrasi lalu cari pintu Z52 ya maaa”. Kami masih bisa melihat mama sudah melalui loket imigrasi. Tahu ga sih si Mama loket imigrasinya pilih yang buat warga EU (Uni Eropa) hahaha. Mama pastinya tidak mengerti sih, yang penting sudah lolos dan petugas sudah cap paspor mama 😉 . Saya pesan ke mama kalau sudah diruang tunggu sms atau miss call saya, nanti saya telp mama buat ngobrol dulu sebelum masuk pesawat.
Sebelum mama lewat gerbang perpisahan, gerbang dimana mama menuju ke loket imigrasi dan kami hanya bisa memandangi saja. Saat itu saya melihat ternyata ada seorang ibu asia juga yang akan pergi seorang diri. Si ibu diantar anak perempuannya dan menantunya bule. Saya curi-curi pandang sambil mikir apakah dia orang Indonesia?.
Setelah mama saya berlalu, si wanita menghampiri saya dan bertanya apakah saya dari Filipin?. Heran setiap kali bertemu orang asia tidak ada satupun yang menebak saya orang Indonesia, apakah orang Indonesia sangat sedikit ya di Jerman sini ? 😀 . Saya selalu dikira orang Filipina atau dari Thailand.
Mama sudah diruang tunggu (saya telp mama) :
Mama : “kamu gimana sih Linnnn katanya pintu Z5, capeee mama jalan jauhhh sekali, tanya-tanya petugas dimana Z5, ditunjukin jauhh sekali. Lalu karena tidak ketemu, mama tunjukkinlah tiket mama, dibilang petugas pintunya Z52 dan petugasnya sambil nunjuk-nunjuk jam ”. (Pasti maksud petugasnya cepat sudah harus masuk ruang tunggu) .
Saya : “Mamiii aku kan bilangnya pintu Z52, bukan Z5. Aku bilang dua kali loh!” sahut saya dengan nada pengen nangis dan ketawa ”.
Jadi pelajaran nih, berikutnya mama harus diajarin baca tiket, kalau perlu digaris bawahi no pintu dan no bangku pesawat.
Mama sudah dalam pesawat (saya telp mama):
Mama (bicara sambil ngos-ngos an) : “kamu gimana sih Linnnn* bangkunya ko dipilih paling ujung pesawat, paling belakang ini, jauuhh masuknya. Mentok tidak ada bangku lainnya dibelakang. Ampunnn dah di ekor pesawat”.
Saya (bengong sesaat) : “Maaa semalam kan mama disampingku waktu kita pilih no bangku pesawat mama. 26C tuh 1 bangku dekat pintu pesawat. Pintu tengah. Mama masuk dari pintu mana??? ”.
Mama : “masuk lewat pintu depan, ngikutin orang-orang”.
Saya: “yaelahhh makkk, kan sudah dikasih tahu masuk lewat pintu tengah”.
Mama : “eh tunggu, ternyata masih banyak bangku dibelakang mama ko. Kirain paling ujung di ekor pesawat ”. (Mungkin ada semacam tembok pemisah jadi mama kira dia paling belakang)
Saya : “Ya iyalah kan semalam kita sudah lihat denah bangku pesawatnya. Bangku mama di bagian tengah pesawat ko, dekat pintu tengah. Duduk di pinggir jalan, supaya mudah kalau mau ke luar, misalnya ke toilet kan tidak perlu permisi ke orang disebelah. Pokoknya sudah aku pilihkan yang terbaiklah ”.
Mama : “duuuuhh mandi keringat nih Linnnn*, jaket kulit si Andre** mama pakai kan karena berat sekali tidak bisa masuk koper lagi. Trus tadi mama minum air setengah liter. Mama lupa minum air yang bawa dari rumahmu, tadinya mau minum dijalan. Lupaaa, eh pas pemeriksaan, ditahan petugas, dikeluarkan botol minum tupperware. Disuruh buang, mama ga mau, rugi bener, mahal tupperware!. Trus disuruh minum airnya, karena tidak boleh buang airnya saja ”.
Saya : membayangkan petugas bicara dalam bahasa Jerman atau Inggris dan mama jawabnya bagaimana? Ini bikin saya ngakak makkk.
Mama : “trus itu lagi, hp jadul mama, ampunn dah! tadi mama dibawa ke kantor petugas karena hp jadul tersebut kan tidak ada sim cardnya ”.
Saya : mungkin dianggap sebagai alat pematik bom kali ya hehehe. Makanya lain kali kalau ada hp tanpa sim card, masukkan ke koper besar saja.
Mama : “sudah dululah telpnya ya, mama cape banget, mandi keringat nih. Pulanglah kalian, nanti mahal bayar parkir bandara” .
Saya : “Yaelah mama, masih sempatnya mikirin mahal parkiran hahaha. Yang penting mama sudah duduk dalam pesawat ya, aku tenang ma, bisa pulang”.
*Nama saya Nella, tapi dikeluarga, nama panggilan saya Linang.
**Andre adik saya paling kecil.
Ketika mama transit di KL, mama telp saya. Hanya hampir 1,5 menit telp dengan no. Jerman ke hp saya kena 6 euro (sekitar rp.96.000) ya iyalah roaming memang mahal sekali. No hp Jerman mama hingga saat ini sudah sebulan lebih masih aktif. Lumayan saya bisa ngirit sms an ke mama, kena Rp.800 kalau dirupiahkan. Kalau mama sms saya dari simpati ke no Jerman, mama kena Rp.600.
“Grandmother — a wonderful mother with lots of practice”. ~Author Unknown
Baca juga:
• Cerita Mamaku Ngurus Visa Schengen Sendiri
• Cerita Mama ke Jerman Tanpa Pendamping
• Cerita Keseharian Mama 3 Bulan Bersamaku
Keringatan melulu lah si mama haha .. lama-lama terbiasa lagi ko 😉 .
3 bulan di jerman waktu balik ke indo gimana tuh rasanya, secara kondisi iklim beda dengan indo? 🙂
Hi…mbak nella ada email ga? Saya lady mau share sedikit ama mbak…kalau disini kurang private tuk tanyain sesuatu…kirim donk email mbak, boleh?
Hai pak Toro, saran saya sebaiknya jobnya diterima saja pak. Sayang kesempatan berharga begitu dilewatkan. Klo bpk sdh di Jerman kan anak istri bisa diundang datng dan tinggal di Jerman juga. Klo bisa sedikit nabung di Jerman pas balik ke tanah air lumayan nilai tukar euro thd rupiah kan tinggi pak hehe. Klo belum lewat tengat waktunya segera dijawab pak.
salah komen
maunya komentarin artikel tentang orang jerman 1,2,3,4
lg pelajari watak dan budaya mereka neng
sebab ada tawaran kerja dari teman di bonn sana
suruh datang untuk sekedar meet up
dan wawancara
nah untuk iya atau tidaknya di kasih waktu 30hari
untuk kasih jawaban,mau datang atau enggak
ini udah hari ke 28 masih bingung
kebayang jauhnya bakal jauh2an sama anak istri -__-
nah kl misal molor ngasih jawaban,kira2 masih sah gk ya bwt mereka
Salam kenal juga ya 🙂 . Susahnya tinggal beda negara berat diongkos kalau kangen hehe.
Halo, salam kenal Mbak, Jadi terharu lihat tulisan ini, emang kalau tinggal jauh sama ortu pasti rindu ya apalagi di Jerman. Saya yang masih satu negara beda pulau aja suka rindu.
Tujuan utama mama saya datang untuk menemani saya lahiran dan lihat cucunya bukan untuk lihat salju hehe 😀 .
biasanya orang Indonesia paling seneng kalo ngeliat salju. Ini malah pulang sebelum winter.. hihi..
Hai Cha, yg penting mama mu berani dulu. Trus pilih penerbangan paling singkat, bekali surat seperti yg kubuat tuh, jd klo ada yg tanya2 mama tinggal sodorin surat tsb.
Aku deg2an nih mw suruh mama kesini mbak, tp stlh baca tips2 dari mbak, mudah2an mamaku berhasil nyampe ke Stockholm seperti opung borunya Ben yg demi anak cucu ampe rela kembung dan keringetan ?
Hai Ayu aku baik-baik, kamu bagaimana? 🙂 . Haha aku memaksa diri sendiri untuk ngupdate, paling nga sebulan ada 3 atau 4 judul, jadi keluarga di tanah air dan teman2 tahu mengenai aku dan cerita anakku. Sering juga ditodong postingan tanaman, ga sempat posting sesering dulu lagi.
Rencanannya tahun depan aku mo ke Belanda sih, beli bunga mawar lagi 😀 .
2 kota yg km sebut itu besar ko pasti rame pasar Natal disitu, update di blogmu ya ceritanya 😉 .
Kak Nella gimana kabarnya? Rajin banget update blognya, salut! Duh aku nih malas nulis blog akhir2 ini ;D Btw Benjamin nya lucu bangeeet.. selamat ya Kak 🙂 Kk ada fb ngga? Boleh aku add?
Ntar klo kk maen ke Belanda kabar2 ya 🙂 Aku sama Kangmasku mo maen ke Jerman sih ntar Desember, pingin liat Christmast Market. Tapi mungkin ke Bremen atau Hamburg yang deket2 Holland aja Kak.. ada saran Christmast Market yang bagus?
Iya Dhy kebayang km dan keluarga pasti sedihlah.
Semoga keluargamu ada yg bisa mengunjungi km di Itali ya 😉 .
Aku pengen sih pulang ke Jakarta, ntarlah klo Ben sudah agak besar dulu 😉 .
Biar di satu negara juga susah ktemuannya Tin 😀 .
wah ini kak shinta mau ketemuan.. enaknya kalau ketemu teman pas lagi di lain negara
gak kebayang rasanya pas mau perpisahan di bandara,,,aduuh,,nyesek banget,,jadi ingat pas keluarga saya nganterin ke bandara sebelum berangkat ke italy,, banjir air mata,,hehe
iya memang mbak… harus harus harus
huhuhu jadi kangen mamaku juga Mba. sepi pasti ya after dari nganterin ke bandara ampe rumah mama Mba Nella udah pulang ke jakarta. semoga secepetnya bisa ketemuan lagi ya Mba.
itu videonya sedih amat T_T
Halo juga eda Pitta, salam kenal juga ya 🙂 . Blogwalking berarti eda punya blog? mau dong alamatnya 😀 . Wah kebetulan sekali ya nama jagoan kita sama 😆 . Pasti enaklah eda klo ada mama saya banyak dibantuin dan ada teman ngobrol. Skrg saya yg ngurus semuanya sendirian, suami kerja seharian diluar rumah *sorryjadicurhat 😳 .
Lagi kecil kita yang dinasehati ibu eh sekarang ibu yg bepergian malah gantian kita yg kasih wejangan ke beliau yaa hehe 😀 . Pengen banget ke tanah air, semoga bisa 1-2 thn lagi nunggu Ben agak besar dulu, ngebayangin 14 jam di pesawat walahhh stress kali saya ngurus Ben 😆 .
Aminn semoga aku dan Benjamin bisa jalan2 ke tanah air 😀 .
Harus dicoba berani mbak Siti 😀 .
Jangan sedih ya Ry ingat mamamu.
Aku sudah ga sedih lagi ko hehe, udah ketawa2 melulu dg Benjamin 😆 .
Aku bisa ngebayangin situasi ibumu dan km Den, pastinya sedih banget.
Benar harus dijalani, beginiah pilihan kita para anak untuk merantau sih ya hehe 😀
Aminnn thanks mbak Dhira, semoga mama bisa berkunjung lagi ke rumahku 😀 .
Halo eda (sok ikrib), salam kenal… lagi blogwalking dan nyasar ke sini 🙂 pas liat nama anaknya sama dengan anakku, nama lengkapnya pun hampir sama: benjamin emanuel, tapi anaku marga naiborhu dan sudah mau 3 tahun..
sedih banget ya benjamin harus berpisah sementara dengan opungnya? semoga opung boru-nya bisa cepat nengok cucu lagi ke jerman 🙂 memang paling enak kalo baru punya anak didampingi mama terus ya? 🙂
salam,
pitta
Aku pun meski hanya penerbangan domestik, Mamaku pasti aku bekali dengan wejangan ini itu. Maklum udah sepuh jadi kadang suka nggak ngerti harus kemana dan bagaimana. Pasti selalu aku ulang ulangi dengan “Kalo nggak ngerti, tanya ama petugasnya.” Sampai-sampai beliau bosan, hihiihi
Giliran Benjamin yang ngunjungin omanya dong Mbak ke Indo 🙂
windaelsa.wordpress.com is no longer available. The authors have deleted this site. url tidak aktif lagi. Update Admin per 25.03.2018
huaaa terharu bacanya, pasti sedih ya kak nella mama mesti pulang.. semoga mamanya sehat2 terus yah kak nell, jadi tahun depan bisa datang lg, atau kak nella & keluarga yg ke jakarta 🙂
aku salut banget sama ibu nya mbak Nella……….. aku aja belum tentu berani pergi sendiri .. he he
harus tegar kak
Nellaaaa…
aku sungguh terharu deh baca postingan ini, dan mendadak jadi teringat almarhum mama ku 🙁
Pastinya dirimu sedih banget yah Neeeel, biasanya semua ada yang nyiapin sekarang semua harus dikerjain sendiri 🙁
Mudah2an mamamu sehat terus dan bisa berkunjung lagi di tahun depan yaaah 🙂
Aduhh sedih banget pasti yaa.. Aku yang baca aja berasa nyesek. Ngebayangin gimana rasanya nanti pas hari H aku berangkat pisah sama ibu. Sekarang aja kalo tahu aku nyicil packing ibu langsung sedih ngelihat aku… Tapi mau gimana lagi ya. Harus dijalani
Aku smp nangis tapi ketawa bacanya.. aduh mbak pasti mami udah kangen beraat sm kalian! Semoga ada rejeki umur, sehat dan biaya yaa bisa bertemu lagi!
Aduhhhh perpisahannya, sduah meelebihi adegan Rangga dan Cinta di serial mini drama AADC. Seru juga baca serial emak pulang kampung di badara, penuh haru biru.
Seneng banget liat Mbak Linang di samperin ibunda tercinta di Jerman. kalo gtu sekarang balik ngurusin bayi tercinta?
Nice Story, I love it…. (semoga juga disponsori oleh L**E)
semangat7x.com url tidak aktif lagi. ERR_NAME_RESOLUTION_FAILED. Update Admin per 10.03.2018
Hehe iya kak kalo ada kesempatan lagi ya ? kemaren cuma liat dari autobahn aja dan lgsg keinget sama kak nella. Hehe
Aminn makasih ya Ristin 😉 .
Terima kasih ya mbak Kayka 🙂 .
Iya Shin aku tinggal di Sinheim, ga jauh dari museum tehnik.
Lain kali klo kunjungannya lama boleh mampir kerumah ku 😀 .
Nabung buat jalan2 dan jajannya juga 😆 .
wah bacanya jadi perasaan campur aduk nih, antara senang,sedih,lucu,terharu, syukurlah semua baik2 aja ya mbak.. salam untuk ibu ya mbak,sehat selalu..
terharu bacanya mbak nella juga pas liat videonya. salut buat maminya.
semoga ya ibundanya sehat selalu dan bisa kembali nengokin benjamin ya.
salam
/kayka
Huhu ikut sedih… Semoga taon depannya cepet dateng ya kak nella 😀 Btw kakak tinggal di Sinsheimkan ya??? Kemaren pas lagi mau ngunjungin pabrik di selatan, saya lewat sana jadi ke inget kak nella. Hehe
Iya sih kak Nella, sekalian nabung2 ongkos pesawatnya 😀 hehe
Makasih Salma 🙂 . Hehe iya semoga thn depan mama bisa berkunjung lagi, atau Benjamin dan saya yg ke tanah air 😀 .
Pengennya gitu sih Ge, ntar lah klo Benjamin sudah bisa jalan, udah agak besar dulu, Ngebayangin Ben yg super aktif aja, wah di pesawat aku bakalan kewalahan deh ngurusnya 😆 .
Terima kasih ya Mey. Iya semoga mama selalu sehat 🙂 .
Hahaha bawaan mamaku aja banyak banget yg ditinggal Py. Tadinya aku pengen bikin giveawal kasih hadiah apa kek, halahhh ga jadi yaa. Mungkin klo aku ke tanah air sama Benjamin bagasi kita bisa banyak nih nantinya 😉 .
Sekrang hilang sedihnya ko Ri hehe 😀 .
Sekarang udah ga sedih lagi ko Win 🙂 .
Hahaha gw belum pernah pernah sekalipun dikira orang Indonesia, klo ga Filipin ya Thailand 😆 .
Iya mas Ahsan saya sedih saat keberangkatan mama ke tanah air, tp skrng sudah normal kembali 🙂 . Berpisah 1-2 thn dulu nanti mama dan saya bertemu lagi 😀 .
Hai mbak Hari, iya tau-tau Benjamin sudah hampir 4 bulan. Waktu cepat sekali berjalan 😉 .
Thanks ya.
Sekarang kami sudah ga sedih lagi 😆 .
Mungkin Benjamin berkunjung ke tanah air 1-2 thn lagi tunggu bisa jalan dulu 😉 .
Sedih, tegang dan bahagia jadi campur aduk ya Nel,
Jangankan jalan sendiri di LN saya penerbangan lokal aja tetap nungguin di bandara sampai orangtua sudah dalam pesawat. Tahun depan jalan lagi ya Ma 🙂
Tahun depan kalian yg pulang ke Indonesia dong, kak wink 😉 hehehe. Seru ya pengalaman mamanya PP Indonesia – Jerman, untung baik2 aja ya…
terharu liat perjuangan mama nya kak Nel bepergian jauh demi anak cucu (dan mantu tentunya)..
semoga mama sehat2 terus dan kapan2 berkunjung ke jerman lagi yah kak 🙂
Kebayang aku kak kalo Mama dah mo balik gitu perasaan dah ga karuan sedihnya.. Iya ya kak, klo opung nya Ben balik lagi, Ben dah lari2 deh.. Hihihi.. Trus ga kakak titip oleh2 buat ku kak? haha :p ngarep
Wah sedih ya nel..
Tapi mama nella hebat.
pasti sedih ya kak ditinggal mama
hiks pasti sedih ya mama lu pulang nel… kapan balik jerman lagi? hahaha.
btw gua disini juga sering dikirain orang dari thailand. hahaha.
Kebayang sedihnya mba… berpisah sama ibu walau cuma sesaat itu rasanya nyesek banget.
Mb Nella, terharu sekali membacanya. Hampir nangis pula. Tapi bacanya pas di tempat umum, jd nahan air mata. He..
Waktu cepat sekali berlalu ya..
Salam.
Hari
Keren Mamanya… 😀
Wah. Mama ny mb.nella lucu jg yah. Klo skrg cerita sih bisa ketawa2 y mb. Tapi pas ngalaminnya, berpisah sama mama, sendiri lg di negri orang, pasti sediih bgt ya mb.
Baby ben.. kapan nih pulang k indonesia? Hehehe 🙂