Cerita Mama ke Jerman Tanpa Pendamping ini sebenarnya sudah basi, karena mama saya sudah berada di tanah air kembali. Saya berpikir ulang walau basi, mungkin saja ada yang memerlukan pengalaman mama saya kan yaa 😀 .
Mama saya usia 58 tahun, pergi tanpa pendamping. Tujuan Jerman (bandara Frankfurt Am Main). Hanya bisa Bahasa Indonesia.
Tiket mama sudah dibeli sejak akhir Januari 2014, rencana keberangkatan 5 Juli 2014. Mama datang dalam rangka saya mau lahiran, jadi supaya ada yang bantuin saya. Sebenarnya nekad ya beli tiket padahal visa belum diurus, kalau visa ditolak bagaimana? 😛 .
Bulan Januari sedang ada promo tiket Lufthansa, saya bilang ke Frank nanti dululah saya pikir-pikir dulu. Nah tuh kelamaan mikir seminggu, pas sudah mantap harganya mahal jadi naik. Hari itu tidak pikir panjang lagi langsung beli tiketnya (secara online di web Lufthansa, bayar pakai kartu kredit).
Berangkat 5 Juli 2014 dari bandara Sukarno Hatta, jam 19 :35 . Terminal 2 untuk keberangkatan luar negeri. Kelas ekonomi bagasi yang diperbolehkan 23 kg, bawaan ke kabin 7 kg. Transit di Kuala Lumpur sekitar 1,5 jam.
Biasanya Lufthansa transitnya di Singapur, nah sepertinya ada rute baru, jadi tidak lagi transit di Singapura, melainkan di Kuala Lumpur (KL) entahlah kalau sekarang ya. Beruntung juga sih transit di KL kan masih rumpun melayu jadi kalau mama butuh bantuan mungkin masih ada orang yang bisa bahasa Indonesia, ketimbang kalau di Singapur, mama tidak bisa bahasa Inggris.
Visa mama saya akhirnya keluar juga lap keringat baca Cerita Mamaku Ngurus Visa Schengen Sendiri. Saya sempat tidak bisa tidur mikirin tuh visa ko lama keluarnya. Akhirnya 9 hari sebelum keberangkatan visa diambil mama. Soalnya tiket sudah dibeli 6 bulan sebelumnya, kalau ditolak bagaimana nasib tiketnya? kalau disetujui kira-kira apakah 90 hari yang diminta disetujui? hanya punya waktu kurang dari 2 minggu untuk ubah tanggal keberangkatan kalau misal durasi tinggal di Jerman tidak sesuai permintaan. Puji Tuhan lancar, sesuai tanggal yang kami minta masa berlaku visa 90 hari (5 Juli sampai 2 Oktober 2014).
24 jam sebelum keberangkatan saya lakukan online check-in jadi boarding pass mama sudah keluar, lalu saya email ke adik saya di Jakarta minta diprint dan kasih mama. Online check-in begini bisa menyingkat waktu, jadi tidak harus 2 jam sebelumnya check-in di bandara. Saya juga pilihkan (ubah) nomer bangku mama. Sebenarnya di tiket sudah tertera nomer bangku, namun kalau kita mau ganti masih bisa ketika online check-in. Saya pilih bangku yang dipinggir jalan, jadi mama mudah kalau mau keluar (misal ke toilet), kalau pas dapat bangku di tengah, repot minta permisi ke penumpang disebelah, apalagi kalau disampingnya bule halahh mama hanya bisa bahasa Indonesia.
Hari H mama diantar kedua adik saya Roy dan Andre. Andre pakai baju seragam kantor (BUMN) karena dia minta izin petugas, akan masuk bantuin mama angkat koper sampai counter check-in. Sebenarnya pengantar dilarang ikut masuk, tapi coba pikir bagaimana mamaku harus angkat koper 25 kg dua kali? 🙁 .
Repot ya bandara di Jakarta ini, masa pengantar tidak bisa ikut sampai meja check-in?. Bayangkan mereka yang sepuh (lanjut usia) kalau pergi seorang diri. Harus 2 kali angkat koper yang berat. Pertama pas masuk ruangan check-in, angkat koper ke ban berjalan, lalu angkat koper kedua kali di counter check in.
Saya saja yang masih muda (ceilehh muda 😛 ) waktu pertama kali ke LN rasanya tulang remuk mengangkat koper lebih dari 20 kg seorang diri. Mau berlibur ko malah remuk tulang 😥 .
Semoga kalau ada petugas bandara Soetta bandara tulisan saya ini. Mohon diubah sistem dibandara dong, supaya penumpang bisa diantar hingga ke counter check-in, atau paling tidak ada petugas yang bertugas angkat-angkat koper penumpang hingga ke meja check-in. Buat apa itu pajak Bandara Rp. 150.000??? kalau kenyataannya pelayanannya mengecewakan?.
Di Eropa (Swiss, Belanda, Jerman saya baru pengalaman di sini) semua orang bebas berlalu lalang hingga ke counter check in. Toh nantinya ada loket/bagian imigrasi yang harus dilalui penumpang. Nah pengantar stop sampai di situ.
Perlu diketahui ya, maskapai Lufthansa ini super ketat mengenai berat bawaan penumpang. Di tiket ditulis 23 kg (ekonomi) harus 23 kg tidak boleh lebih dan harus 1 koper. Bawaan ke kabin 7 kg. Kalau ada tentengan lain ke kabin silakan saja boleh ko, asal siap-siap repot nenteng 😛 .
Koper mama 25 kg, setahu saya kalau dari Jakarta masih agak longgar, dikasih lebih, namun kalau berangkat dari Jerman jangan harap dikasih lebih, tidak boleh lebih sedikitpun. Pengalaman kedua sahabatku Maria dan Gini Oktober 2012 mau kembali ke tanah air, total kelebihan koper mereka berdua 24 kg. Jadi mereka 3 kali bongkar koper di bandara, mengeluarkan banyak barang supaya koper benar-benar pas 23 kg per orang. Makanya kalau jalan-jalan belanjanya jangan kalap ye 😛 . Hari itu Frank dan saya pulang dari bandara membawa banyak sekali barang-barang Maria dan Gini.
Lanjut ke ceritanya mama (masih panjang nih, ambil kopi dulu gih atau cemilan hehe).
Mama transit di KL selama 1,5 jam. Pesawat dari Jakarta hinga ke Jerman sama LH783 . Mama cerita, penumpang harus keluar dari pesawar dan membawa semua barang bawan dari kabin. Pengalaman saya dulu terbang dengan Malaysia air, transit di KL tidak turun ko. Ada penumpang turun ya silakan turun, ada yang naik ya ditunggui naik, yang mau lanjut ya tidak perlu turun, santai saja didalam pesawat.
Ribet ya si Lufthansa, ngerepotin orang saja. Katanya sih pesawatnya mau dibersihkan. Lah memang pas di Jakarta tidak dibersihkan tuh pesawat?.
Di jadwal mama tertera akan sampai bandara Frankfurt jam 06 :40 waktu Jerman tanggal 6 Juli. Jadi sehari ya naik pesawat hehe. Berangkat 5 Juli tibanya 6 Juli. Tepatnya terbang 14 jam, tepos dah pantat, panass 😛 . Kalau bisa bahasa Inggris asyik bisa nonton tv di depan bangku. Lah mama manyun deh, mikirin yang indah-indah aja kali ya pas sampai Jerman mau ngapain 😉 .
6 Juli 2014 mama melangkahkan kaki di bandara Frankfurt untuk kedua kalinya. Pertama kali tahun 2012 mama datang ketika pemberkatan pernikahan saya datang bersama bapak dan adik saya Roy. Waktu itu bersama bapak dan adik saya datang menggunakan maskapai Qatar, jadi transitnya di timur tengah. Berhubung 2014 ini mama datang seorang diri saya tidak berani pilih maskapai timur tengah karena transitnya sangat amat merepotkan. Turun dari pesawat harus naik bus dan mencari counter check-in berikutnya pusing 🙁 . Selain itu biasannya transit dengan maskapai timur tengah tuh lama sekali, saya dulu pernah 5 jam transitnya.
Saya sudah pesan ke mama “begitu orang-orang mulai keluar pesawat, harus ikutan ya, jangan pakai tunggu-tunggu. Pokoknya ikutan orang satu pesawat sampai lewat imigrasi dan ambil koper. Jangan ke toilet, jalan harus cepat ya. Coba kenali beberapa orang, syukur-syukur ada orang Indonesia jadi kan ada temannya”.
Mama bilang tidak ada orang Indonesia, bule semua. Ah mama masah sih? 😛 . Pramugari pramugara Lufthansa bule juga bisa bahasa Indonesia.
Mama tercinta saya bekali surat sakti dalam bahasa Jerman dan Inggris.

Catatan kecil ini berguna buat mama ketika di Bandara, karena mama hanya bisa Bahasa Indonesia, kalau ada yg tanya-tanya tinggal sodori kertas ini
Setiap ada penumpang yang keluar saya perhatikan “ini si mama nyasar kemana yaa ko tidak juga keluar?”.
Menunggu dan menunggu .. terus menunggu mama tercinta …
Dari kejauhan saya melihat mama keluar, mendorong troley besar. Walahh dan bawaannya banyak banget. “.. makkk makkk” saya panggil-panggil tidak mendengar, terus saja si mama berjalan cepat mendorong troleynya. Akhirnya Frank yang mengejar, saya berdiri dan ikutan berlari kecil (saat itu saya hamil besar, sudah hari-hari menjelang lahiran).
Langsung kupeluk si mama. Mata saya berkaca-kaca, antara kangen dua tahun tidak bertemu dan kasihan sekaligus pengen marah “maaakkk bawaannya ko banyak sekali. Bagaimana bawa seorang diri?. Sudah dibilang jangan bawa tentengan banyak!”. Gilee yaa ngomel-ngomellah saya dibandara hahaha.
Jadi mama saya membawa satu koper besar, satu koper kecil yang dibawa ke kabin lalu tas punggung, masih ada plastik isi satu set bantal bayi untuk Benjamin dan jaket mama.
Kalau koper besar pastinya masuk bagasi, jadi yang tentengan kecil-kecil itu yang bikin repot. Mana pas transit harus dibawa keluar pesawat. Mama bilang dia tidak berani naik tangga jalan karena tentengannya banyak takut jatuh, jadi naik tanggalah dia. Padahal tangga di bandara tuh tinggi banget 🙁 .

Berfoto dululah mak ya supaya ada kenang-kenangan, sudah 2 kali mendarat di Jerman. 5 Juli 2014
Sambil mencari jalan keluar, ngobrol-ngobrolah saya dengan mama. Frank yang mendorong troley mama. Mulailah saya introgasi si mama hahaha saya tanya-tanya bagaimana perjalanan mulai dari Jakarta, pas transit dan pas mendarat di Jerman.
Mama cerita:
• Di bandara Frankfurt, mama bilang nyasarlah dia. Katanya “mama sudah ngikutin orang-orang sepesawat keluar pesawat. Lah ko orang-orangnya kocar kacir ke segala arah” hahaha. Nanya ke orang dibilang kesana, nanya ke orang lain lagi ditunjukkin ke sana tuh.
• Akhirnya ketemu loket imigrasi. tepok jidat dulu petugasnya menghambat langkah mama, coba yaa itu surat sakti dari saya pakai diteliti dulu, diperiksa kalimat-kalimatnya dan di koreksi penulisan huruf besar kecilnya. Ampuuunn dah bapak imigrasinya lagi tidak ada kerjaan kali ya?. Wong yang teks Jerman sudah dikoreksi Frank loh. Frank bilang “kenapa yang teks Englishnya tidak dikoreksi sekalian?” 😛 . Sayangnya kertasnya entah keselip dimana, tadinya saya mau scan hahaha.
• Begitu mama keluar loket imigrasi jadi sekelilingnya sudah sepi, sudah sunyi senyap tidak ada lagi penumpang dilihat mama. Anehnya kenapa pula sih mama tidak sms saya, sms sayapun tidak dibalas. Padahal Frank dan saya sudah lama menunggu diluar “ko mama tidak keluar juga, banyak sekali penumpang sudah pada lewat”. Penumpang Lufthansa punya pintu keluar khusus.
• Mama mau cari tempat ambil koper. Dia tanya-tanya orang (petugas) dengan menyodorkan surat sakti dari saya. Mama tiba di bagian pemeriksaan. Lah ini saya bingung dengan cerita mama, kalau lewat pemeriksaan kan yang mau berangkat ke LN ya, klo mau keluar sih tidak ada pemeriksaan lagi. Bawaan di taruh di ban berjalan, mama melewati metal detektor, tuh alat bunyi-bunyi melulu, ternyata mama ngantongin logam 2 euro 😛 . Sama petugas mama diminta keluarkan isi money belt, petugasnya sambil ketawa-ketawa bilang “mone .. money .. money”. Mama tidak bawa banyak uang cash ko, kalau tidak salah hanya sekitar 800 euro. Petugasnya tidak menghitung jumlah duitnya mama hanya dilihat saja. Ada aturannya sih kalau bawa banyak cash harus lapor.
• Setelah tanya-tanya orang lagi, akhirnya mama sampai di tempat ambil koper, yang mana karena sih mama sudah lama sekali dalam bandara, jadi tuh koper mama sudah dipinggirin, jadi mama tinggal ambil sambil tunjukkin tiket ke petugasnya. Kata mama ada satu koper lain yang sudah dipinggirin, jangan-jangan pemiliknya nyasar juga 😛 .
• Mama tidak mungkin angkat koper besar dong ya. Mama sudah tahu harus sewa troley. Jadi sebelum berangkat sudah saya bilang “jangan lupa bawa logam 2 euro untuk ambil troley”. Nah mata mama sudah tidak jelas lagi. Didepan mesin mau masukkan logam 2 euro, mama tidak jelas lihat lobang di mesinnya. Pas ada seorang bapak mau ambil troley juga, si mama kasih uang logamnya sambil tunjuk ke mesin, jadi si bapak mengerti mama mau ambil troley. Jadi ya body language berguna ko kalau bepergian kita tidak tahu bahasa setempat 😉 .
Setelah bertemu Frank dan saya, dan kami sudah dekat parkiran maka troley akan kami kembalikan. Dorong troleynya ke tempatnya, nanti logam 2 euronya akan keluar dari mesin, kita ambil deh.

Peminjaman troley di Bandara Frankfurt. 1 troley masukkan logam 2 euro
Setelah itu bayar parkir. Tarif parkir bandara tuh emang gila-gilaan deh. Hampir 2 jam nih kena 9 euro (sekitar rp. 139.000 ) .
Cerita baliknya ke tanah air bagaimana? tidak kalah serunya 😆 Huahaha. Misalnya sudah tahu kan bepergian dengan pesawat dilarang membawa cairan. Nah mama lupa minum air putih bawa dari rumah saya. Ketika di bagian pemeriksaan, mama tidak rela botol minum tupperwarenya disuruh petugas buang ke tong sampah “mahal bo” 😀 . Tidak boleh hanya buang isinya. Jadi di depan petugas mama minum hampir setengah liter air putih 😛 .
Baca juga:
• Tiga Bulan di Jerman, Saatnya Mama Kembali ke Tanah Air
• Cerita Mamaku Ngurus Visa Schengen Sendiri
• Cerita Keseharian Mama 3 Bulan Bersamaku
Hai Inneke, salam kenal juga ya. Sudah ada contoh suratnya di postingan saya https://wp.me/p82pvP-534 . Sudah saya besarin ukuran gambarnya jadi bisa dilihat jelas deh. Nah Kala itu mamaku dari Jakarta transit di singapur, pindah pesawat atau kalau transit disuruh keluar dulu saat pesawat di bersihkan, klo nyasar berabe kan. Jadi kita kasih surat sakti lainya, ini contohnya:
Halo Nella, salam kenal ya.
Mama aku akan ke Jerman jg mgg dpn utk nengok adik aku yg br nglahirin anak pertama. Mama aku akan turun di Dusseldorf. Bisa mnt copy an surat sakti nya yg isi pertanyaan utk petugas imigrasi dan bea cukai?
Mama aku yg pergi tp aku yg grogi bgt bayangin dia akan ke sana dan ga bs bhs Inggris dan Jerman hahaha…
Makasih byk sebelumnya ya.
Iya mba, paling ramai klo musim panaslah. Asyik yaaa dapat oleh-oleh. Semoga berikutnya mba Ariani yg jalan2 😉 .
maaf yg bener trebur,wah dijerman katanya masih jam 7 malem sdh sepi dan ketoilet umum bayarnya 8rb an,syukur anaknya sdh plng dibawain tas,snack dan gantungan kulkas ……he…he
Hai mbak Ari, heheh harus coba berani mbak, soalnya si mama juga siapa yg bisa jemput kan ga ada 😀 .
Trebor wilayah mana ya mbak? aku google keluarnya nurnberg?. Khas Jerman paling beli kartupos mbak yg gambar2 pemandangan Jerman. Paling banyak sih coklat buat oleh-oleh. Coba cari magnet kulkas, atau gelas2 kecil yg ada tulisan Jermannya.
Mamanya hebat ya pemberani lho, umur 56 th masih gesit lagi,kalau saya nggak berani Mbak…oh iya kalau trebor dari bandara frankfurt jauh gak ? menantuku lagi disana sekarang selama 10 hari,dan oleh2 apa yg khas dari german Mbak,terima kasih sebelumnya….salam sayang utk sikecil ya…
Semoga mamamu bisa juga ya Dhy mengunjungimu 😉 .
waah seru pengalaman mamanya berangkat sendiri,,persiapan lengkap,,kira2 kalau mama saya kesini sendiri kayaknya harus ikutin tips2nya mbak nella nih,,secara mama saya juga gk bisa bahasa inggris,, 🙂
penasaran sama cerita baliknya mama ke tanah air,,, 😀
2 thn lalu mamaku bw rendang, untung lolos 😀 .
Iya Ning demi lihat cucu laki-laki pertama 😀 .
Di Jerman porter kaga ada Cha 😆 . . Parkiran trolinya dalam bandara, jadi habis taruh koper2 ke mobil balikin lagi trolinya ke tempatnya 😀 .
Ga boleh buang isinya aja Teph, botolnya juga harus ikut dibuang. Mungkin dikuatirkan air keras kali ya, klo dibuang isinya saja nanti berantakan.
Aku klo telp pakai skype, klo pakai telp rumah muahall bener 😀 . Iyaaa anak2 bikin orang dewasa awet muda hehe 😀 .
Hebaaat mamanya Nella berani berangkat sendiri. Demi ketemu cucu tercinta ya
Kl di supermarket sih iya, tp kl di bandara sini rasanya masih ada porter juga deh , trs kl bawa troli sendiri, ada parkiran troli di luar bandara
waduh pasti kangen banged ya ga ketemu mamanya 2 taon, hebat juga mamanya berani pergi sendiri padaal gabisa bahasa inggris.
btw masa botol aer minumnya kudu dibuang juga sih? bukannya harusnya isinya doank yg dibuang?
di Palembang kak, ini juga sama kayak mama, bill hp bs lbh sejuta sebulan buat nelfon cucu,
btw, aku aja skrg lbh sayang sama ponakan kok drpad sama kakakku sendiri…
jd wajar aja sih ya…
anak2 emang ngasih energi positif sama yg tua2
Iya Cha, klo di blogmu komenku ga masuk spam lagi 😉 tp di blog lainnya masih masuk spam melulu atau komen ga muncul.
Kalau ga pakai koin, orang2 yg pakai troley pasti ga akan kembalikan ke tempatnya, kan bikin kerjaan lg tuh, mana ada petugas khusus ngumpulin troley, mahal gaji pekerja hahaha. Di supermarket juga masukin koin untuk pakai troley 😀 .
Kamu tinggal dimana sih Ded? 😀 .
Iya para opung memang so sweet dah. Tiap pagi aku jadi telp mama, Ben cuma dengerin suara kami aja sambil terheran-heran 😆 .
Aku udh keluarin dr spam kok mbak, btw si mama jago euuuuy!! Mudah2an ntar kl ortu kesini juga brani gt. Kl aku dl pake qatar, check in cuma di jkt mbak, pas transit gak check in lg, tinggal ke gate (abis lewatin imigrasi) baru disana boarding pass dicek lg.
Trolley di bandaranya harus pake koin yah? Susah juga ya kl yg gak tau dan gak pny koin ?
Makasih,. Aku di Hannover mbak 🙂
jd kmrn sempet obrolin soal ini sama mamaku,
aku blg ntar tak suruh mamaku transit via taiwan atw Shanghai aja, kan mrk pake mandarin tuh, soalnya mamaku bisanya bhs hokkien ala ncik2 di pasar,
trus mamaku blg gini:”you think i’m dumb enought to ask for help in english” hahaha
trus aku jawab: kalo aku kasih alamatnya salah gimana?
mamaku jawab: “ya tanya konsulat/kbri”
klo aku pindah kewarganegaraan? “ya di kbri psti ada databasenya”
klo aku ganti nama ? “ya pasti ada datanya juga dong”
“mo ke lubang tikus juga pasti bisa lah aku nemuin pahoppuku”
hahahahaha
terlepas dr pembicaraannya, tp intinya ituloh kak: ni opung-opung emang niat semua ya sama pahoppunya
so sweeet..
#kidding
Hahaha ko malah ngarepin yg dramatis sih 😀 Klo lancar kan lebih baik Ded 😉 .
Iya Ry, mama penuh perjuangan berbekal surat sakti dariku berhasil mendarat di Jerman, kembali dengan baik juga di tanah air 🙂 . Nanti kusampaikan salammu yaa 😉 .
Hai Liberty km tinggal dikota mana?. Sukses juga ya buatmu 😉 .
Waktu nulis balasnya di komentar sebelumnya, tapi setelah posting eh muncul di komentar baru. Maaf ya mbak.
Puji Tuhan semua berjalan lancar kan mbak ya, sekali lagi sukses buat mbak sekeluarga.
semoga suatu hari nanti bisa ketemu Benjamin, hehe.
blog ini udah kayak jadi panduan baku buat yang mau ke jerman. Sampe sekarang udah disini, aku pantau terus setiap postingan terbaru, hehe.
Neeeeel…
Saking sayangnya Mama sama putrinya yang mau lahiran yah Neeeeel..
Penuh perjuangan gitu deh.
Kagum bener deh aku sama mama-mu, salut lah pokoknyaaa…
Salam hormat untuk beliau yah Nel 🙂
aku juga suka ngebayaning gimana gitu klo mamaku hrs ngunjungin aku yg tinggal di luar, sayang mamaku bs nguasain lbh banyak bahasa drpd yg aku bisa, jd endingnya pasti kurang dramatis, hahahaha
Aduh mbaaak.. udah gitu ompung gak bisa bahasa Inggris kan.. kasihan banget pasti bingung!
Kalo mamaku yang bingung makannya.. trus mereka bawa rendang.. katanya itu rendang terenak d dunia.. suapan terakhir, di belgia hahahahaha
Hehehe iyalah jagoan nih si mama 😀 .
Hai Liberty, temanku bule Belanda juga bilang ribett banget di bandara Frankfurt.
Makanya sempat kuatir ngebayangin susahnya mamaku keluar, pdhl mama cuma bisa bhs Indonesia.
Deddd makasih ya videonya, bagus banget. Kumasukin ah dalam postinganku. Soalnya mamaku ga bw kamera kan jd ga bikin foto dan video 🙂 .
Hai Rosa, saya lihat videonya Dedy, komen setelahmu iihh mirip dengan mamaku, seorang ibu pergi ke LN sendiri, jd ketawa sambil mata berkaca-kaca 😀 .
Hahaha gara2 id wpku bermasalah, masuk spam melulu, kubuat naman baru tsb, lah sama aja teteap belum bisa 😆 .
Yang penting PD dulu Py, harus mikir positif pasti bisa 😀 .
Asiikk mama jagoan 😀
Luar biasa, terharu baca postingan ini mbak. Salam buat ibunya, semoga panjang umur dan sehat selalu.
Jangankan oma, temanku saja yang masih muda, kuat dan perkasa plus bisa berbahasa Jerman tetap aja kesasar di Frankfurt Flughafen. hehe
Sukses selalu sekeluarga!
hebat si opung, nah itulah yg orang bisa lakukan demi cinta buat sang cucu, klo buat anak sih belum tentu klo kata mamaku.
jadi inget video ini kak, coba tonton deh
Pengen nangis dan ketawa bahagia baca postingan ini. Perjuangan mama banget ya demi anak dan cucu.
ser maksudku seru kak belum selesai ngedit ketikan, kepencet tombol enter*
Emak Benjamin, aku suka nama barumu kak hahaaa 😀 btw, ser.bacanya kak. Manalah mamak gak bisa bahasa Inggris pula kan. Tapi ide bikin surat sakti itu bagus kak. Kali aja besok2 ortu ke Jerman sendirian. Terima kasih sudah berbagi ya 😉
Salut banget sama Mama nya kak Nella 😀 Aku aja kalau disuruh jalan kesana sndiri belum tentu berani lho kak 😀 Dinanti cerita lanjutannya 🙂
Selain tupperware tsb ada lg cerita, mama kan beli hp baru, jd yg lama (jadul) ga ditaruh dikoper besar. krn hp jadulnya tanpa sim card, mama jd digiring petugas ke kantor utk diperiksa 😆 untung ketahan ga lama sih.
Mama ku sudah ku briefing dulu Non haha 😀 .
Untungnya mama berani pergi sendiri, berat diongkos kalau diantar kan hehe 😀 .
Mbak aku baca ini sampai meneteskan air mata.. membayangkan ompungnya ben jalan sendirian.. keinget mama aku dan kakaknya keliling eropa berduaan aja hihi…
Tapi di bagian ompung gak rela tupperwarenya disita, itj aku ketawa.. aduh ompung peluk
Iya parkirnnya lumeyaaan ya.
Siiiiap nel..
Kepikirannya sudah lama, tp baru bikin surat saktinya pas hari berangkatnya 😆 .
Itoo keluarkanlah dulu komenku dari spam box mu 😉 .
Sippp makasih ya 🙂 .
Terima kasih bang 😉 .
Udah aku selamatkan dr spam komennya mb. Hehe.. 😀
hahahah.. rempong ya. tp emang bgitu ada seninya.
lah kok bisa yakk?
Iya Man nyusahin dah bandara di Indo 🙁 .
krn komen gw sdh lu keluarin dr spam box, jd komen berikutnya harus dimoderasi. Barusan gw BW lg komen2 gw kaga muncul semua 😥 kebetulan para bloggernya komen dipostingan ini jd sekalian gw minta cek spam box mereka 😉 .
Itu surat bikin pas hari H mau berangkat 😆 . Kepikiran bakalan repot klo ditanya2 di imigrasi bandara mama ga bisa jawab, sodorin tuh surat, terbukti berguna bangett 😉 .
Haha iya ya begitu inang2 😀 .
Btw aku barusan komen di blogmu to, ga muncul, pastinya masuk spam. Tolong keluarin dr spam box dong, makasih ya 😉 .
Iya Dan yg penting si mama berani dulu lah pergi. Ternyata ada aja ko yg bantuin walau ga ngerti bhs setempat 😉 .
iya masuk spam. sudah saya keluarkan
Sabar ya masih nyusun draftnya dulu hehe 😀 .
Btw aku barusan komen di blogmu, ga muncul, pastinya masuk spam. Tolong keluarin dr spam box dong, makasih ya 😉 .
Kelamaan mikir nanti malah ga jd berangkat bang 😆 .
Btw aku barusan komen di blogmu bang, ga muncul, pastinya masuk spam. Tolong keluarin dr spam box dong, makasih ya 😉 .
Ssssiiiip
Iya mbak Kay, saya msh nyusun lanjutannya nih 😀 .
Hai Puji, nanti aku sampaikan mama pujianmu 😉 .
Wah beda2 masalah dg wp ini ya, ko jd begini sih wp 🙁 .
Tepatnya mencintai mama 😀 .
Untung deg2an nya ga lama, semakin lama ddalam bandara bayar parkir makin mahal haha.
Btw aku barusan komen di blogmu Ria, ga muncul, pastinya masuk spam. Tolong keluarin dr spam box dong, makasih ya 😉 .
Hehehe aturannya memang begitu sih Sal harus buang botolnya, klo buang airnya saja, kan tong sampahnya mungkin bolong atau klo air keras kuatir meleber kemana-mana 😆 .
Btw aku barusan komen di blogmu, ga muncul, pastinya masuk spam. Tolong keluarin dr spam box dong, makasih ya 😉 .
berani banget ibunya kamu Nel 🙂 kalo nyoakp aku pasti udah gak berani itu heehe
Wah seruu kak Nel baca ceritanya.. Mama hebat yah berani terbang ke eropa sndiri, perjuangan n pengorbanan demi anak cucu 🙂
Ditunggu cerita2 seru paz mama balik ke tanah air hihi
Salut banget sama mamanya mbak Nella, keberaniannya menempuh perjalanan jauh ke negeri asing nan jauh demi anak cucu jadi pengingat kita akan besarnya kasih sayang seorang ibu 🙂
Mbak Nella juga cerdik, sempat-sempatnya bikin surat sakti. Tapi nyatanya berguna banget hehe… 😀
Salut buat si Mama, kuat dan yakin,
yang terakhir itu menunjukkan, enak aja main suruh buang emang boleh dapet tuh tempat minum tetap semangat Ma 🙂
iya disini juga pengantar bisa ikut ke tempat check in. emang bandara di jakarta lain sendiri. dan nyusahin ya. hahaha.
komen lu udah gak masuk spam, tapi masuk moderasi hari ini entah kenapa…
ya ampun.. itu keren banget kak. ngakak baca surat saktinya, asli gak kepikiran. ehh.. soal bawaan yang banyak, inang2 kudu begitu lhoo. emang ribet! tapi itulah inang2 kita. hahahah.
Persiapannya matang sekali Mba Nella. Hebat mamanya Mba.. ga gampang panik beliaunya. Kagum deh.
Seruuuuuuu.. Ditunggu cerita selanjutnya mb.nella.. ^^,
waduh…. mama hebat banget berangkat sendirian… kalau saya… mikir2 dulu 😀
Menurutku bandara Schipol ga seribet Frankfurt deh. Di tatar dulu mama mu Din jauh hari sblm berangkat 😉 .
Huahaha iya ya semua pengen ingin ngantar 😆 . Menurutku sih 1 pengantar bolehlah. Iya sama mbak, klo saya bepergian gunakan maskapai tim-teng krn bagasinya bisa banyak hehe.
Iya yang penting harus berani mencoba. Klo nyasar gunakan bhs tubuh utk bertanya 😀 .
Makasih bu Prih 🙂 . Iya semoga postingan saya menginspirasi ibu-ibu lainnya berani bepergian jarak jauh tanpa pendamping 😀 .
seru bacanya mbak, ditunggu terusannya ya 🙂
salam
/kayka
Aku terharu baca cerita ini. Mama hebaaat
Thx ya nel, udah bagi ceritanya.
aduh pasti dig dug dag deh kalau aku.
wah ditunggu cerita selanjutnya.
Wahhhh si mama hebat y ka nella ke Jerman sendirian..dan idenya bagus juga tuh pake surat segala. Tapi tetep ya kejadian2 kecil macam trolley dsb.
Ka nel, kayaknya problemnya sama kayak WP ku yg dulu…kalo aku Id ku ga bisa diklik kalo lagi komen di blog orang
Menguasai mamanya… 😀
serunya hahaha aku baca sambil senyum2 ketawa jg… kebayang klo suatu hari emak ku ke belanda ya wkwkkk
Nel…kl di bandara Indo di tetapkan pengantar bs sampe counter check in..akan ramai sekali semua calo dan pengantar di meja check in. Sy pernah berpikir demikian tp setlah sy telaahnkembali akan byk hal2 yg blm bs di terapkan di Indo (maaf kdg org Indo msh susah di atur ikut aturan) sy jg sekrg kl mudik pk maskapai timur tengah bagasi kan 30kgs..yaa resiko angkut sendiri ky kuli panggul..nasib hdp di Eropa bok:( pernah pk Lufthansa..dr German masih bs lebih 3kgs..total 26kgs thn 2012..tp mungkin tergantung kita bs nerangin apa ga ya..mereka biasa ya max 3kgs lewat..dr belgium jg pernah pk Lufthansa lewat 4kgs…:) tp skrg cr yg 30kgs aja abs bawaan byk..maklum di Eropa semua mkanan/bumbu dr asia mhl 🙁
Waah mamanya keren banget mba berani pergi sendirian
Apresiasi luar biasa untuk Mama. Demi Nella, Frank dan Ben, Mama berjuang sampai di Jerman sendirian. Keluarga di Indo dan Jerman pun saling sport jantung ya.
Postingan ini menginspirasi banyak keluarga loh Jeng bagaimana mempersiapkan anggota keluarga pergi sendirian. Salam