Kincir Angin Belanda lanjutan Host family
3. Host family di S’-Hertogenbosch
Tempat ketiga yang menjadi tempat saya menginap selama di Belanda adalah kota S’-Hertogenbosch, singkatnya orang orang menyebutnya Den Bosch, jika dilihat dari jadwal perjalanan saya dan dihitung hitung maka saya berada empat hari disana, namun tidak full empat hari karena saya lebih sering bolak balik antara Breda, Helmond dan Den Bosch yang tentunya menguras kantong untuk tiket bolak balik dengan kereta hehe 😀
Saya akan cerita mengenai Den Bosch belakangan ya, karena sebelum pergi ke Den Bosch saya dan teman saya pergi jalan jalan dulu ke tempat lain ;-).
Di Den Bosch ada seorang teman inisialnya LM yang menjadi guide selama beberapa hari saya bersamanya,. Karena saya baru pertama kali ke luar negeri (LN) jadi belum berani berpetualang sendiri maka saya meminta teman saya tersebut untuk menjemput saya di Breda pada 7 September 2009.
Saya telah bersiap diri untuk dijemput, semua barang barang yang diperlukan selama menginap di Den Bosch sudah saya persiapkan hari sebelumnya supaya teman saya tidak menunggu lama 😉 . Pagi itu LM datang datang sambil membawa seikat bunga mawar (kali kedua dalam hidup saya dapat bunga dari pria, yang pertama waktu ultah ke 25 😀 )
Hari itu pertama kalinya saya pergi lebih jauh keluar Breda, jadi bersemangat euy! 😀 .
Kami berjalan kaki sedikit ke halte bus, menunggu bus tujuan stasiun kereta, sebelumnya saya diberikan semacam tiket berlangganan ( Strippenkaart ) oleh ka Ester yang bisa digunakan di bus, jadi saya tinggal menunjukkan kartunya nanti akan diberi cap oleh supirnya, jumlah cap yang diberikan berdasarkan jaraknya, ke stasiun kereta tidaklah terlalu jauh, kalau tidak salah di kasih 2 atau 3 cap. Jadi tidak perlu bayar lagi ketika di dalam bus, namun kalau tidak mempunyai Strippenkaart, maka penumpang langsung beli karcis di supirnya.
Selama saya di Belanda kalau naik bus belum pernah lihat ada kenek bus he-he-he jadi untuk urusan pembayaran bus langsung ke supirnya.
Sampailah kami di stasiun kereta “Breda”
Ceritanya nih teman saya dan saya tidak mau langsung ke Den Bosch namun kami ingin terlebih dahulu mengunjungi Kinderdijk, di tempat ini banyak sekali windmill alias kincir angin dalam bahasa Belanda Windmolen yang menjadi seperti maskotnya Belanda selain bunga tulip 😀 .
Dari stasiun Breda, kami membeli karcis kereta tujuan Rotterdam, nanti dari Rotterdam naik bus lagi untuk sampai ke Kinderdijk, lalu setelah dari Kinderjik akan pulang ke tempat teman saya di Den Bosch.
Tiket tujuan Breda Rotterdam Breda seharga 16.10 Euro lalu dari Breda ke Den Bosch 7.80 Euro Hiksss baru nyadar saat ini kalau di rupiahkan mahal juga yaaaa 😛 .
Teman saya si LM ini ternyata belum pernah sama sekali ke Kinderdijk walaupun dia asli orang Belanda, ya mungkin sama seperti kalau kita orang Indonesia belum pernah mengunjungi Bali ya hehe .. alhasil setelah sempat nyasar naik turun bus dan bertanya ke beberapa orang, Yippieee!!! sampailah kami di Kinderdijk 😀 🙂 . Rasanya belum lengkap kalau ke Belanda tidak ke tempat kincir angin berada hehe.
Kinderdijk adalah salah satu tempat yang terkenal dengan kincir anginnya, disini terdapat 19 kincir angin tua (kuno) yang dibangun sekitar tahun 1740, disinilah terdapat jumlah terbesar kincir angin tua di Belanda.
Kincir angin di Kinderdijk adalah salah satu tujuan wisata terkenal di Belanda, dan pada tahun 1997 oleh UNESCO dimasukan dalam daftar situs peninggalan bersejarah yang dilindungi.
Selain Kinderdijk daerah lain yang juga terdapat kincir angin antara lain di : Drenthe, Friesland, Gelderland, Groningen, Limburg, Noord Brabant, Noord Holland dan Overijssel.
Di Belanda kincir angin memegang peranan penting yakni sebagai alat untuk mengalihkan dan membendung air, juga untuk menangkap dan mengalihkan banyak angin. Dengan adanya perkembangan teknologi kini kincir angin pun fungsinya lebih berkembang antara lain digunakan sebagai salah pembantu dalam bidang pertanian dan industri.
Waktu saya berada di Kinderdijk daerah tersebut sedang sepi dari pengunjung, kami sampai sekitar jam 4 atau 5 sore dan matahari bersinar sangat cerah, menurut saya rasanya sih panas he-he-he makanya saya juga agak malas berjalan jauh untuk berfoto ria, ditambah dengan sepatu boot yang saya gunakan yang bikin komplit deh cape dan pegelnya.
Baca juga:
Cerita dari s’-Hertogenbosch Belanda
Mengunjungi Keukenhof Kebun Dapurnya Belanda
Hi mba, salam kenal.aku suka banget lho buka2 blog mba ttg wisata Belanda, apalagi ada foto2nya, jadi tambah ingin ke sana sama anak dan suamiku. doain y mba dapat rezeki buat kesana. btw kalo ke kinderdijk itu knp y kebanyakan orang pada pake sepatu boot
Nice blog, Nella… Kata2nya sederhana, ringan n komplit lg ada foto2nya 🙂
Hi Nindya, senang dong sudah sampai Belanda :D. iya aq ingat ko, kamu pernah mampir ke blog ku bulan Maret lalu. Mumpung disana jalan2 lah kamu ke banyak tempat, ke Kinderdijk boleh juga tuh, trus ke Volendam, bisa berfoto dengan pakaian ala none Belanda.. foto2 yang banyak yaa non .. thanks buat komen & pujiannya 😉
Wahh cool 😀
anyway aku NIndya yang dulu pernah tanya tentang visa ke Belanda. Aku udah di Belanda sekarang kak. Stay 2,5 bulan di sini, di Best, NB. Jadi pengen ke Kinderdijk nih hehe 😀 bagus kak blog-nya 🙂
groetjes