Cerita Melahirkan Anak Kedua Melalui Operasi Sesar. Guten Morgen pembaca setia blogku ini, Cerita Melahirkan Anak Kedua ini adalah lanjutan ceritaku saat melahirkan di Jerman melahirkan Lisa Marie. Sabtu 4 Maret 2017 adalah HPL (Hari Perkiraan Lahir) namun karena saya belum merasakan kontraksi hebat saya menolak saat dokternya menyuruh saya menginap di rs. Hari tersebut dilakukan juga pemeriksan USG (Ultraschall), dokternya bilang berat janinnya sekitar 3,5 kg, kaget dong suami dan saya, karena sebulan sebelumnya berat janin 2,5 kg.
Busyet dalam sebulan naik 1 kg, padahal saya makannya biasa saja loh, dan perut saya tidak sebesar saat hamilnya anak pertama dulu, kalau waktu hamilnya Benjamin jalan dan tidur susah karena keberatan perut haha. Yaelah untuk anak kedua bakalan disuruh operasi lagi nih pikir saya. Dokternya sih tidak menyinggung mengenai harus operasi untuk anak kedua ini.
Senin 6 Maret 2017 dari rumah saya hanya makan sepotong roti dan segelas kopi susu, sama sekali tidak nafsu makan karena sakit kontraksi melulu. Setelah selesai pemeriksaan CTG (Cardiotokographie / Cardiotocography) datanglah 2 bu dokter, yang satu adalah dokter Rusia yang aneh yang saya ceritakan pada postingan sebelumnya. Dokter satunya lagi adalah dr. Rosmarie beliau yang menghandle saya juga saat mau lahiran anak pertama 2,5 tahun lalu.
Tulisan Terkini
- Beli Anggrek Bulan Impian Phalaenopsis Wild Cat dan Daun Lurik di Orchibias Jerman
- Penipuan Permintaan Uang Paypal Tahun 2023 Apa yang harus dilakukan
- Moss Hitam Kadaka dan Moss Putih Spagnum Mana yang Bagus Buat Media Anggrek
Dr. Rosmarie melakukan vaginale Untersuchung Pemeriksaan Vagina/ Pemeriksaan Dalam (VT/Vaginal Toucher) sebel saya kalau pemeriksaan jenis ini tidak nyaman banget! 😥 . Beliau beberapa kali bilang „pantat jangan diangkat, rileks saja“. Bicara mudah dok tapi saya sakit merasakannya kataku dalam hati saja hiks. Bu dokter bilang saya sudah bukaan dua, kaget dong karena sebulan sebelumnya waktu di dokter kandungan pemeriksaan rutin sudah dibilang bukaan dua. Lah sudah HPL dan sakit kontraksi 2 hari masih sama bukaannya saya kira sudah bukaan 5 aja haha. Kalau masih bukaan 2 masih harus nunggu lama dong sampai bukaan penuh (bukaan 10) pikir saya.
Bu dokter (dr. Rosmarie) bilang bayi saya agak besar juga, dan dia menyarankan saya melahirkan melalui operasi sesar lagi. Iihh sebenarnya 3,5 kg tidak besar kan?, toh banyak ibu yang melahirkan normal dengan berat bayi 4 kg yaa. Kalau ingat waktu mau melahirkan Benjamin dulu, di bilang anakku juga besar sekitar 4 kg, nah pas keluar 3,7 kg, jadi nih untuk anak kedua kita hitung kasar ya bakalan 3,1 atau 3,2 kg kali yaa.
Saya masih semangat mau lahiran normal, lalu dr. Rosmarie bilang: „ ya boleh aja kalau mau normal tapi kan normal sakit loh prosesnya..“ beliau nakutin kali ya haha. Intinya dr. Rosmarie lebih menyarankan saya lahiran sesar. Kenapa coba?, mungkin yaa karena kalau sesar kan bayarannya lebih mahal dan rs nya ya dapat duit lebih banyak dong dari asuransi haha 😛 .
Saya mikirnya kalau ibu yang melahirkan sesar akan lebih lama tinggal di rs nya. Kalau tidak ada komplikasi apapun 5 hari, sedangkan lahiran normal nginepnya 3 hari saja, duit lagi dong buat rs kalau pasiennya lebih lama nginap kan? haha. Setelah mikir panjang lebar termasuk dengan bapaknya Benjamin juga, akhirnya saya bilang: „.. ya sudah deh sesar aja lagi yaaa“. Akhirnya saya pilih melahirkan sesar karena sudah 2 hari sakit kontraksi kalau masih harus nunggu sampai bukaan 10 tidak sabar (stres) lagi saya cemen ceritanya 😳 haha .
Setelah pasti bilang saya mau di sesar, bu dokter nanya kapan terakhir saya makan. Saya bilang sekitar jam 7.30 – 8.00 sarapannya. Persiapan sesar dimulailah, kalau mengingat saat lahiran anak pertama ya bakalan sekitar 5-6 jam lagi operasinya sejak persiapan ini.
Tahapan/proses yang saya lalui sebelum operasi (sama saja seperti operasi saat lahiran anak pertama dulu) Baca: Cerita Melahirkan Anak Pertama Melalui Operasi Caesar:
• Dokter menjelaskan mengenai proses operasi sesar, karena saya minta pakai anestesi epidural (PDA) sebagai penghilang rasa sakit maka dokter menjelaskan singkat (pakai gambar), detailnya akan dijelaskan dokter anestesi.
• Suami dan saya menandatangi beberapa lembar formulir, termasuk ada form yang menyatakan resiko proses operasi yang mungkin saja terjadi.
• Bagian atas tangan kiri dipasang jarum untuk ambil darah (3 tabung kecil), nantinya jarum ini untuk botol infus juga.
• Saat dilorong ruang operasi tangan dipasang jarum kedua, jadi ada 2 tabung (infus dan obat).
• Ke ruangan dokter anesti dijelaskan mengenai anestesi epidural (PDA) . Tidak lama diruang dokter karena kita sudah pernah pengalaman mendengar penjelasan dokter anestesi saat lahiran anak pertama.
• Pakai baju operas, lepas perhiasan dan jam tangan. Dari rumah saya sudah lepas anting karena sudah pengalaman (tahu) waktu lahirannya anak pertama.
Setelah beres dari ruang dokter anestesi, suami dan saya ke bagian kamar bersalin. Saya pakai baju operasi, lepas sepatu juga. Dipasang botol infusnya dengan alasan supaya tubuh saya tetap mendapat cairan karena proses operasinya masih sekitar 4-5 jam an lagi.
Nyeri (kontraksi) makin sering terasa. Untuk mengatasi nyeri (kontraksi) yang datang saya tekan kedua telapak tangan saya ke meja, hal ini sudah saya lakukan (nemu cara buat diri sendiri) saat dirumah. Pas sudah di kamar bersalin saya disuruh berbaring di tempat tidur, saya tolak dong anjuran bidannya, saya bilang saya mau berdiri saja, soalnya kalau saya berbaring lalu datang kontraksi bagaimana meredakannya? Tidak bisa tekan meja kan haha 😆 .
Kami disuruh melihat kamar inap tempat saya dan bayiku nantinya, ya kami sambil naruh barang bawaan saya juga. Saya tidak mau berbaring di tempat tidur, jadi suami dan saya jalan kaki dan bidannya mendorong tempat tidur saya ke kamar inap. Suami dan saya balik lagi ke ruang kebidanan, eh ko darah banyak banget turun ke selang infus karena saya tidak angkat tangan saya tinggi. Setelah di cek ulang bidan, selangnya disentil-sentil supaya cairan infusnya cepat turun, saya peganglah tiang gantungan infusnya, supaya tangan saya tetap tinggi sehingga darah tidak turun lagi.
Bidan menyuruh saya berbaring karena mau cek jantung janin lagi (CTG test), halahh horror deh buat saya, nanti kalau kontraksi datang bagaimana saya meredakan sakitnya?. Beneran kan begitu datang nyeri kontraksi tidak tahan deh sakitt banget!, walau hanya beberapa detik sunggu tidak nyaman!. 2-3 kali bapaknya Benjamin bilang: “siap-siap ya bakalan datang kontraksi lagi nih” dan beneran dong saya tidak tahan ya akhirnya nangis-nangis saja karena tidak bisa menekan meja lagi kan haha buat menekan/meredakan sakit yang datang.
Suamiku bisa kasih tahu kapan nyeri kontraksi datang karena di alat CTG itu ada informasinya juga mengenai kontraksi. Walau sudah dikasih tahu ya saya belum tahu cara meredakannya selain pasrah dan nangis histeris. 2 hari sebelumnya waktu kontrol pas due date, saya mendengar ada seorang ibu yang dalam proses melahirkan sampai 1 jam teriak-teriaknya saya jadi serem kan haha.
Waktunya tiba ke ruang operasi ..
Bidan dan suami mendorong ranjang operasi, kami sekali naik lift, lalu tibalah dilorong ruang operasi. Bapaknya Benjamin disuruh masuk ke kamar ganti pakaian dan disuruh tunggu instruksi selanjutanya sampai dipanggil masuk ke ruang operasi.
Saya berada di lorong menuju ruang operasi. Oh Tuhan horror sekali saat sakit kontraksi datang!. Entah berapa lama ku harus menunggu jadwalku di lorong ini dan harus bertahan menahan sakit kontraksi pula hiks. Kulihat lumayan banyak petugas/ entah dokter atau perawat yang hilir mudik ke dalam dan ke luar ruang operasi dan juga lewat sampingku. Saya masih ingat ada seorang kakek yang marah-marah entah kakek ini akan dioperasi atau sudah selesai, yang saya dengar hanya dia bilang sakit dan memaki-maki para perawat didekatnya.
15 menit berlalu, 20 menit, 30 menit gila pikirku lama sekali harus menunggu. Saat menunggu di lorong ruang operasi ini, kontraksi sudah kurasakan tiap 5 menit sekali. Saya melihat jam dinding di depan atas saya dan menghitung kapan kontraksi berikutnya.
Puji Tuhan akhirnya kutemukan cara mengurangi/menghilangkan rasa sakit kontraksi, yakni dengan mengatur pernafasan. Hirup nafas panjang lalu saya keluarkan cepat dan pendek melalui mulut. Bidan yang disampingku bilang supaya saya keluarkan nafasnya pelan-pelan, ah saya ikuti nasehat beliau malah sakitnya tetap saja, makanya saya lakukan cara saya, saya keluarkan nafas cepat dan pendek-pendek.
Saya luar biasa senang karena merasa ajaib dengan cara mengatur pernafasan ini sakit kontraksi seketika itu hilang. Oh Tuhan kenapa saya baru tahu cara ini?, kenapa tidak dari dulu cari tahu melalui internet, ah telat deh menyesalnya ..
Bu bidan dan satu perawat disamping mereka asyik mengobrol sambil menunggu dipanggil ke ruang operasi. Awalnya bu bidan tidak tahu kalau saya sudah kontraksi, pas dia melihat saya melakukan pengaturan pernasafan barulah dia sadar, dan dia agak senewen kalau harus menunggu lebih lama lagi, karena kontraksiku akan semakin pendek durasinya.
Saya pandangi lagi dan lagi jam dinding. Gilaa sudah 1 jam saya menunggu di lorong ini dan makin gila karena harus berdamai dengan kontraksi yang datang. Saya tahu dari internet kalau kontraksi tiap 5 menit berarti sudah bukaan 6.
Ah seandainya saya bisa memutar waktu, lebih baik saya pilih lahiran normal saja karena menunggu 5-6 jam ternyata cepat sudah bukaan 6. Nah ini posisi saya sudah merasakan kontraksi yang sakit sekali mau mati rasanya lalu bakalan di belek juga perutku dan pastinya akan merasakan sakit lagi setelah oeprasi hiks dobel sakitnya.
Setelah 1 jam menunggu akhirnya ranjangku di dorong memasuki ruangan berikutnya. Saya mau dipindah ke ranjang khusus untuk operasi. Bu bidan dan 1 perawat berusaha mengangkat/memindahkan saya. Saya diminta bergeser sedikit-sedikit untuk pindah ranjang.
Saat kontraksi datang tentu saja saya tidak bisa berbuat apapun selain mengatur pernafasan supaya nyaman, lah ini malah saya disuruh geser-geser badan pindah tempat tidur. Saya sudah lemas dan stres karena kontraksi yang datang.
Cerita horor dimulai ..
Setelah dipindah ke ranjang operasi, didoronglah saya ke ruang berikutnya. Akhirnya kulihat lampu ruang operasi. Saya disuruh duduk supaya bisa diberikan suntikan PDA. Saya disuruh rileks. Suntikan pertama gagal, tidak masuk pada tempat yang diinginkan.
Suntikan diulang kembali. Kedua tanganku rileks lemas kebawah lalu bu bidan merangkulku dengan erat, supaya saya tidak bergerak/kaget saat suntikan diberikan. Cairan sedingin es dioleskan di sekujur punggungku sebelum diberikan suntikan.
Akhirnya tangis saya pecah karena harus bergumul dengan kontraksi yang datang dan mendengar instruksi perawat. Bagaimana saya bisa melakukan perintah, menjawab pertanyaan mereka saat kontraksi datang?. Gila teriak saya dalam hati, saya bilang „Tunggu dulu!“ karena saya harus mengatur pernasafan untuk meredakan sakit kontraksi ini. Hanya bu bidan yang tahu kondisiku, dan setelah mereka para perawat ini tahu kalau kontraksi saya sudah tiap 5 menit ya mereka prihatin.
Saat kontraksi datang saya tidak bisa berbuat banyak selain mengatur pernafasan, lah ini malah disuruh ini itu dan ditanya-tanya. Gemes saya mau cakar semua perawatnya! 😡 . Akhirnya suntikan kedua berhasil, PDA nya sudah masuk dan saya berbaring kembali. „Terasa kah ini?“ tanya Seorang perawat yang menyemprot cairan dingin ke lengan kiri dan paha kiriku.. „Iya“ sahutku. Seorang perawat disisi kanan menarik rambut pubis (kemaluan) ku „Terasa tidak?“. „Iyaaa” teriak saya kesakitan. Gila dalam hatiku apa tidak cukup ya disemprot cairan dingin, ko malah menyiksa dengan hal berikutnya?.
5 menit kemudian diulang kembali perawatnya menyemprotkan cairan dingin ke lengan kiri dan paha kiriku. „Masih Terasa kah ini?“ tanya perawatnya. „Iyaa“ sahutku. Saya disuruh gerakan kedua kaki saya, dan berhasil saya lakukan.
Para perawatnya mulai hilang kesabaran, sudah ditunggu beberapa lama ko saya masih belum kebal juga, padahal PDA nya tadi sudah berhasil disuntikkan. Rambut pubis ku ditarik kembali untuk kedua kalinya „Terasa tidak?“. Ini saya beneran marah besar, seandainya saya bisa putar waktu ke hari itu, saya tonjok deh orangnya 😡 . Masah tidak cukup disemprot cairan dingin?, toh saya sudah bilang saya masih merasakan, belum kebal. Bu Bidan mencoba menenangkan saya bilang “sudah .. sudah”.
Mereka para petugas kesehatan ini berunding, aneh nih masah saya belum hilang rasa dari perut hingga kaki. Setelah ditunggu 10 menitan tidak ada perubahan, akhirnya mereka memutuskan saya akan dibius total saja, artinya bapaknya Benjamin tidak perlu masuk ke ruang operasi karena saya akan tidak sadar selama operasi berlangsung jadi tidak dibutuhkan kehadiran suami.
Saya sempat shock juga karena tidak dikasih waktu berunding atau ketemu suami dulu. „kalau saya tidak bangun/sadar lagi setelah operasi bagaimana dong?“ kataku pada diri sendiri. Saya jadi takut karena belum pernah dibius total bagaimana kalau hal buruk terjadi? hiks 😥 .
Masker ditempelkan ke wajah saya dan itulah hal terakhir yang saya ingat ..
untuk ke halaman berikutnya klik ⇒ Next/Lanjut
Hi mba Fan, mamaku bilang sih harusnya klo memang disesar ya ga usah nunggu2. lah akunya kan maunya normal. Anak pertama juga pengen normal, disuruh dokternya sesar. Aku kebalikan dirimu mba, pas anak pertama sakitnya baru hilang setelah 3 minggu, nih anak kedua seminggu aja sdh pulih. Pas ngerasain sakit sih ga mau lahiran lagi ya, eh ntar sdh lewat setahun berubah pikiran haha.
Duuuhhh keinget pas lahiran dulu :p. Merinding ngilu aku bacanya mba :O… Aku sih dr awal emg mau cesar, jd samasekali ga prnh ngerasain kontraksi. Pas anak pertama sakit operasinya cepet ilang. Tp yg kedua ampuuuuun hahahahah… Mungkin krn bekas operasi dulu dibuka lg yaaa.. Makanya aku udh stop ga pgn lagi lahiran :p
Merinding ngilu bacanya mbaaaaa :O inget pas aku lahiran. Tp aku sih memang dr awal cesar. Jd ga ngerasain kontraksi samasekali… Aku mau baca dulu kelanjutan ceritamu 🙂
Hai Sherly makasih ya buat doanya. Kalau mau lihat foto2 & video Lisa bisa lihat bagian bawah blogku ada tautan ke flicker album atau bisa klik disini ya.
selamat kak Nela atas kelahiran putri keduanya, si cantik Lisa. semoga jadi anak yang sehat, cerdas dan membanggakan bagi keluarganya. ditunggu update tulisan dan foto2 terbaru dari si baby Lisa 😉
Hai Lulu makasih ya 🙂 . Aku ga ngikut Geburtsvorbereitungskurs sok pede bisa haha. Waktu mau lahiran anak pertama dokternya bilang aku harus di sesar ya udah deh pasrah aja. Sesar kedua ini lebih cepat pulihnya, setelah seminggu aku sdh bisa kemana aja. Btw Lulu hamil? selamat ya 🙂 .
Halo eda Lina makasih yaa. Saya sdh tutup akun fb ku sejak sept thn lalu, pernah bikin alasannya klik disini ya . Rasanya punya 2 anak campur aduk kadang senang banget kadang kesel juga saat anakku yg pertama ko bikin aku marahhh mulu haha. Mamaku datang dari Jakarta 3 bulan disini jadi ya ada bala bantuan hehe. Klo sendiri spt pengalaman eda ampunn pusing kali ya 😀 .
Edaaa, selamat ya. Udah lahiran lagi aja. Pantesan lama ngga liat di FB. Gimana nih Da rasanya punya 2 anak? Dulu lahiran anak kedua cuma terpaut 1 tahun, 3 bulan setelah itu ART mudik lebaran dan ngga balik karna merit, rasanya itu luar biasa.
Mbak maaaf telat, jarang ngeBLOG, selamat ya atas kelahiran Lisa, cantik banget!.Aku baca jadi keinget dulu, dan dag dig dug juga sekarang. BTW; dulu pas lahiran anak pertamaku, aku pas kontraksi coba pernafasan tapi gak ngaruh hehe apa salah ya? atau terlalu fokus ke sakit. BTW, tentang pernafasan ini sebenarnya kalu mbak Nella ikutan Geburtsvorbereitungskurs diajari kok, aku dulu ikutan tapi ya itu entah kenapa pernafasanku mengatasi kontraksi horor gak berhasil, moga2 yang kedua bisa lancar. Aku sempet bbeerapa kali ketawa baca postinganmu mbak hehe maaf, apalagi pas bagian kontraksi. Waah jadi flashback, bener2 deh perawat kayak sante gitu ya, kita yang ngerasain dong ya! tapi mereka mau bikin kita tenang aja ya. Proses Kaisarschnitt lebih sakit ya, bayiku yang pertama berat 3,5 kg normal, dan aku kecil orangnya. Seneng mbak semua lancar, Lisa udah di rumah:)
Hai Sisy iya serem ya sampai ada yang seharian bukaan ga nambah juga 🙁 . Bener banget lupa deh sama sakitny apas lihat wajah si kecil 🙂 .
Membaca cerita kali ini mengingatkan aku 13 bulan lalu saat cesar, udah kontraksi hebat tapi bukaan ngak nambah jadilah dicesar juga. sakit doublenya… tapi terbayar dengan malaikat kecil yang ajaib keluar dari rahim kita…. amazing….
Hai Girindra, iya si bocah bisa nemplok begitu ga jatuh loh haha, klo di gendong mamaku juga sukanya gaya nemplok. Iya sakit melahirkan tapi bahagia luar biasa saat lihat wajah si kecil 🙂 .
Akhirnya kisah yang aku nantikan ditulis juga. Sumpah wktu baca, kaki , perut, dan punggungku ikut berkontraksi wkkkk (kayak udah pernah melahirkan aja ?),,
Lisa cute bangeeet, dan nemplok ke ibunya kyk gtu,, tapi nggak mrosot yak ?,,,
Ya Tuhan, begini banget ya ibu melahirkan, perjuangan rasa sakit yang teramat dalam, itu sebabnya kita harus patuh kepada Ibu,,,
Makasiy udah sharing ya mbakkk ????
Semoga ya mbak dan doakan bisa menikah dulu ya mbak nela ?
Silakan diaplikasikan semoga cocok ya hehe 😀 .
Makasih ya Jessmite, iya sudah lengkap nih spt nya 2 anak cukup deh hehe 😀 .
Selamat ya mbak udah dua anaknya sepasang lagi cowok dan cewek. Lengkap sudah kebahagiannya 🙂
Kayanya tips mbak nela bisa diaplikasikan jika suatu saat nora nikah dan hamil heee
Halo mba Nora makasih yaa. Haha rambutnya banyak mungkin krn pas hamil saya sering makan bubur kacang ijo deh.
Selamat ya mbak nela, udah lama banget ga buka blog jadi ga tahu kalo Ben udah punya adik. Adik Ben cantik banget dan rambutnya mbak ga tahan. Selamat, selamat ya mbak…sun sayang buat Ben dan Baby Lisa…???
Halo juga mba Ami. Lahiran normal atau sesar pasti ada plus minusnya ya mbak, bener banget yg penting ibu dan bayinya sehatt 😉 . Namanya di kasih mak mertuaku, aku ga ngeh putrinya elvis sampai bbrp komen yg bilang begitu haha.
Iya banyak rambutnya Lisa nih, kata perawat yg bertugas hari itu, bayi2 yg lahir di hari yg sama dg Lisa rambutnya pada tebal-tebal hehe 😀 .
Hahaha pantesan ya aku sering dengar cerita para suami yg di tonjok istrinya saat nungguin lahiran 😆 .
Terima kasih bu Prih 🙂 . Sangking sayangnya Benjamin sama adik, klo saya mau pegang lisa didorong-dorong Ben haha.
Wah habis jalan2 ya bu? semoga ada ceritanya di blog bu Prih ya mau mampir ah. Aminn semoga Tuhan memberkati kita semua ya bu.
Selamat ya adik Lisa cantik bakalan disayang kakak Ben. Semoga Jeng Nella cepat pulih. Bbrp hari lalu lewat dekat Jeng Nella di perjalanan Zurich ke Frankfurt hanya bisa dadah sayang untuk kelg Jeng Nella. Kiranya Tuhan memberkati senantiasa.
Rambutnya lebaaaat ich. Lucu! Sekali lagi selamat yaaa Mas Ben… Jadi kakak nih sekarang prokprokprok
dan bener banget mak, pada saat kontraksi datang dan org d samping kerjaannya ngomong mlulu rasanya pengen d tonjok ajah supaya diam! wkwkwkwkwk
Halo mbak Nella,
Duh ikut stres dan ngilu membaca cerita proses mau melahirkannya.
Jadi ingat pengalaman sendiri melahirkan huhu…
Tapi bagaimanapun mau normal ataupun sesar yang penting ibu dan bayi selamat dan sehat semua.
Aku ikut berbahagia ya mbak dengan bertambahnya anggota keluarga mbak Nella *peluks
Namanya cantik, secantik baby girlnya. Aku jadi teringat Lisa marie presley, putrinya Elvis presley
Aminnn makasih Ade doanya 😉 . Masih pegel2 tp sdh bisa beraktifitas ko 😀 .
Oohh mau ujian kupikir pergi berlibur ke tanah air Dew hehe 😀 .
Ha ha ha..iya kak..mau ujian bahasa…haaaalaaah alasanku yaaa..
Haloowww Lisa Marie cantik. Jadi anak yang pinter dan menyenangkan hati mama papa yach.
Kak Nel sudah pulih kah?
Sangking sayangnya aku dan omanya ga boleh pegang Lisa haha, tanganku sering ditepis Ben 😆 .
Makasih ya Titin 😉 .
Horor beneraaan..
Lisa Marie cantik bnageeet ?
Lisa cantik sudah sehat dan disayang sama babang Ben yaa.
Duh, saya merinding kalau baca cerita operasi Nel 😥
Aku ngebayangin aja udah takut kak. Apalagi kakak yg ngejalanin ya
Alhamdulillah ya kak, lancar proses persalinannya ☺
Ooow gitu ya mbak, syukurlah klo bisa pulih lebih cepet, iya kalo dokternya dah bilang nanti bakalan sakit kita kan jadi takut juga ya, jadi bingung mau pilih yg mana. Yang penting lisa dan mbak Nellah sehat deh. Ben pasti happy banget nih punya teman main di rumah 🙂
Makasih ya Mel, iya ngeri sampai bertekad sptnya 2 anak cukup deh hehe.
Hai kak Monda yang mirip Ben hidungnya kak, dua anak nih ga ada yg niru hidung bapaknya. Pas di usg aja sdh keliatan niru hidungku ga mancung haha.
Sesar kedua ini seminggu sudah pulih Dhy sudah bisa aku kelayapan ke pusat kota haha, klo yg pertama dulu 3 minggu sakitt bangett perih bekas operasinya. Klo aku tahu proses bukaannya cepat ya mending pilih normal aja. Wong dokternya bilang ya boleh aja normal, tapi kan sakitt juga loh, haha nakutin gitu deh. Beratnya Lisa 3,1 kg.
Ujungnya sih iya bahagia lihat wajah anakku dan lupain deh pengalaman buruk pas lahirannya. Btw salam kenal ya Ghea 😉 .
Hai Mayang, klo operasi sesar anak pertama dulu nah itu cepat kebalnya, obat biusnya langsung bekerja. Entah kenapa pas kedua kali ga mempan lagi bius lokalnya 🙁 .
Sama-sama sakit apapun pilihannya haha. Iyaa pengalaman buruknya hilang deh pas lihat wajah si kecil 😉 .
Mauliate ya Dew, eh btw aku bolak balik mampir ke blogmu belum ada cerita baru?, lagi sibuk ya? 😀 .
Hahahaha OMG T3ph parah bangett ya perawatnya 😀 . Klo pas gw ngisi2 form di awal sih itupun diisiin suami dan gw tinggal tanda tangan aja.
Btw makasih yaa sharingnya.
Makasih mba Wulan. Wah sama lah kita ya 2x di belek hehe.
Iya Shiq ternyata harapan beda dengan kenyataannya hehe 😀 . Melihat proses melahirkannya ada juga para suami yang ga mau, ngeri katanya.
Iya Den nginep 2 malam klo yg lahiran normal, tapi klo mau lahiran di rumah spt pemilik rumah kontrakanku nih bisa juga sih ada bidan yang bantuin.
Iya mba Shinta paling penting akhirnya ibu dan anak sehatt 😉 .
Hai mba Laras, kalau aku malah takutnya lihat bekas operasinya hehe.
Amiinn makasih doanya ya mba.
Hai Aya kalau saya dari bukaan 1 ke 2 sekitar 2 minggu an. Kalau tahu proses bukaan bakalan cepat ya mending sekalian normal aja sih, soalnya ada juga ibu2 yg bukaannya bisa lewat sehari saya jadi parno hehe.
Hahaha iyaa Man mata Lisa gede 😆 . Iya Puji Tuhan semua lancar 😉 .
babynya cakep banget kak… baca ceritanya agak ngeri juga, tapi yang penting semuanya sehat2 ya…
cantiknya Lisa… matanya bulat…
ada mirip2 abang Ben
Wah akhirnya sesar lagi ya mbak Nel, duh kebayang sakitnya. Tapi kali ini lebih cepat pulihnya ya, saya sampai satu bulan bru bisa pulih total :(. Kebayang itu nunggu mau di operasi tp sambil nahan sakit kontraksi, tapi sebenarnya kalau waktu itu mbak Nel mau normal bisa gak mbak? Btw jadi beratnya Lisa pas lahir berapa mbak?
Lisa mArie cantiiik…pengen gendong 🙂
Ngeri bacanya, apalagi ketika akhirnya bius total tanpa konfirmasi :'” tapi kalo lihat adeknya selucu itu pasti sakitnya ilang semua ya kak.. hehe…
blog.gheasafferina.com url tidak aktif lagi. Update Admin per 10.03.2018
jadi keinget waktu operasi usus buntu dulu. bius lokal separuh badan kak. 2 kali suntik bius langsung nyes, cepet banget prosesnya. langsung berangsur mati rasa badan bagian bawah. kalo aku colek pahaku berasa lagi nyolek balon isi air 😀
baca postingan kakak ini bikin perasaan campur aduk 😀
Wah ternyata normal atau cesar sama2 sakit ya ka,jadi takut bayanginnya..tapi katanya sih klo udah liat dede bayinya jd lupa semuanya karena si baby udah lahir ya..
Kakak hasian…selamat ma da ateeee, seruu ya cerita sesar….
Lisa Marienya cantik banget, gemes pengen photoin 🙂
wah gw ngerti tuh sebelnya ditanya2 pas kontraksi. Gw waktu itu uda di ruang bersalin, kontraksi uda terus2an, kayanya bukaan 8. eh itu si perawat muda nanyain gw buat isian form, nanya informasi umur lah, apa lah, yg gw jawab dengan susah payah krn lg kesakitan. truss gw inget dia nanya: mens pertama kali umur berapa? Gw sampe bingung apa gak salah denger? gw tanya “apa?? apa?” (sambil kesakitan parah).. trus gw sebelll gw bilang “gatauuu susss”. heran gw kenapa ga nanyain gw pas td gw masi bukaan 2 gt lho, ini gw napas aja uda pendek2, udah gabisa mikir, pengen marah, eh doi nanya gw mens pertama umur berapa grhhrhrh mana gw ingett..
Tapi yg penting anakmu lahir sehat dan selamat yaaa. Congratsss Nella!!
Selamat ya mba..
Akupun 2 kali cesar.
Semoga lisa tumbuh sehat ya dan bundanya diberikan kekuatan mengasuh 2 balita.
Wah jadi nggak bisa lahiran normal seperti yg diharapkan di postingan2 sebelumnya ya….. Tapi syukurlah semua baik-baik saja. Baca postingan di atas bersyukur banget jadi lelaki, nggak perlu melahirkan anak. Ngeri.
Baru tahu dari ceritamu ini Nel kalau di Jerman melahirkan normalpun nginep ya di RS. Kalo di Belanda, kalo proses melahirkannya normal dan tidak ada masalah setelahnya, beberapa jam setelah melahirkan sudah disuruh pulang. Jadi ga ada cerita istirahat dulu di RS, badan masih pegel2 langsung boyongan pulang ke rumah.
Syukurlah semua baik2 saja ya Nel sampai Lisa pulang ke rumah. Baca bius total aja ngeri bayanginnya.
waduuuuh seru juga cerita cesar keduanya yaaa…. yang penting baby dan ibu semua sehat2 yaaa…
welcome home Lisa…..aku fokus di bagian akhir aja mak hehe, mules dan takut baca proses operasi caesar, walau aku tahu itu berguna banget infonya, tapi aku takuuut….
lucu sekali Lisa, senang dan bahagia ya mak, sudah sepasang, laki-laki dan perempuan, kiranya anak2 tumbuh sehat ya mak, jadi anak2 yang takut akan Tuhan dan menyayangi orangtuanya.
Tuhan berkati ya mak, semoga cepat pulih seperti semula 🙂
jadi ingat proses lahiran saya desember lalu. dari bukaan 1 ke bukaan 2 dua hari. trus dari bukaan 2 ke bukaan 5 cuma 3 jam. total proses lahiran saya sekitar 6 jam. dan benar banget mbak pengaturan pernafasan itu ngebantu banget pas kontraksi datang
so cute!!!! 😀 matanya gedeee…. 🙂
aduh kebayang keselnya yang bagian ditest udah kebal gak nya itu ya. hahaha. yang penting semuanya lancar dan sehat2 ya nel… 🙂