Orang Jerman itu. Belakang ini saya malas sekali nulis, dua judul per minggu itu sudah maksimal. Tema-tema berkebun banyak bersliweran di pikiran, cuma kalau ngomongin soal kebun terus nanti penggemar blog saya ini malah bosan ga ya? :grin:. Maunya sih diselingi sekali cerita berkebun, berikutnya cerita keseharian di Jerman. Itu maunya saya prakteknya sering ga jalan tuh hehe. Saya suka sekali blogwalking (BW), tiap hari pasti BW deh, keasyikan BW blog sendiri ditelantarkan.
Oke sekarang kembali ke judul. Sahabat blogger, kita ngomongin orang Jerman yuk. Saya kan sudah 2 tahun menetap di Jerman, lama-lama sedikit tahu lah typisch deutsch, bagaimana sifat orang Jerman, ya paling gampangnya sifat suami sendiri. Tidak tahu sebaiknya urutannya bagaimana, jadi random saja ya, tulis berdasarkan yang terlintas di pikiran saya saat ini ;).
Tulisan Terkini
- Beli Anggrek Bulan Impian Phalaenopsis Wild Cat dan Daun Lurik di Orchibias Jerman
- Penipuan Permintaan Uang Paypal Tahun 2023 Apa yang harus dilakukan
- Moss Hitam Kadaka dan Moss Putih Spagnum Mana yang Bagus Buat Media Anggrek
Orang Jerman itu:
1. Sangat amat tepat waktu. Kalau kamu punya janji misal rapat atau ke dokter atau bertamu harus tepat waktu. “Man muss pünktlich sein!”. Tidak boleh datang terlambat, tidak boleh juga datang terlalu awal. Misal kamu diundang ke acara orang Jerman, katakanlah ulang tahun atau pernikahan, sebaiknya datang tepat waktu. Jangan juga datang terlalu awal (pamali) karena mungkin si tuan rumah belum selesai dengan persiapan acaranya. Kalau misalkan kamu akan datang telat, sebaiknya informasikan atau telp ybs (yang bersangkutan). Jadwal alat transportasi juga tepat waktu! Pesawat, kereta, bus dll, yang biasa lelet harus bisa menyesuaikan diri kalau mau tinggal di Jerman.
Tahukah kamu kalau di salah satu buku traveling mengenai Indonesia ditulis salah satu sifat orang Indonesia itu „jam karet“ itu buku bahasa Jerman. Waktu pertama kali baca agak sebel, apalagi dulu si Frank sering ngatain saya „jam karet“. Lama-lama sih kebal. Sekarang saya jadi „orang yang tepat waktu“ ya harus menyesuaikan dengan pola hidup disini toh. Ternyata nungguin orang yang „jam karet“ bikin kesel juga yaa :roll:.
2. Orang Jerman cenderung tinggi, lebih dari 6-kaki (180 an cm bahkan lebih), banyak memiliki mata biru, rambut pirang bisa sampai agak coklat, kulitnya putih. Tinggi badan saya hanya sebahunya Frank, itu kalau pakai High Heels :D, maklum saya semeter kotor (*istilahnya orang Batak).
Nah karena kulitnya yang putih mereka senang mandi matahari, panas sedikit aja langsung berjemur. Jangan cari klinik untuk pemutihan kulit di Jerman, setahu saya tidak ada dan bakalan tidak laku deh. Klinik untuk menggelapkan kulit sangat laku disini, namanya solarium atau Sonnenstudio. Info lain mengenai menggelapkan kulit baca di wiki.
Mereka bangga sekali loh kalau kulitnya jadi gelap, sedangkan saya ogah banget ya kulit jadi gelap. Siapa yang setuju dengan slogan „white is beautiful?“ angkat tangan tinggi bersama saya :mrgreen:. Slogan tersebut tidak berlaku disini, buat mereka „black is beautiful“. Itu kenapa Frank memilih saya, karena kulit saya gelap, dan itu kenapa saya memilih Frank karena dia putih cocok kan? :smile:.
Di Indonesia saya selalu berpayung ketika panas, disini maluu, maunya sih putusin urat malu deh :cry:. Jadi kalau panas sekali dan mau keluar rumah, ya pakai lengan panjang, celana panjang dan bertopi. Orang Jermannya yang wanita asik ber hot pants ria, mereka pasti mengira saya orang aneh :???:.
3. Kopi, bir dan rokok. Ya ketiganya tidak bisa dipisahkan dari orang Jerman. Dalam sehari bisa loh minum lebih dari 5 cangkir kopi dan berbotol-botol bir. Setiap rumah tangga pasti ada mesin pembuat kopi dirumah mereka, saya saja punya dua *pamer. Berhubung Frank tidak merokok saya tidak tahu dalam sehari berapa banyak rokok diisap orang-orang disini. Jangan heran, kalau di jalan-jalan melihat remaja hingga orang-orang tua merokok. Pria dan wanita sama saja banyak yang aktif merokok sejak masa mudanya. Bagusnya di sini adalah ditempat umum tidak ada orang yang merokok!. Nyaman sekali kalau naik bus & kereta tidak ada asap rokok ;).
- Rokok hanya boleh dibeli bagi mereka yang berusia min. 18 tahun. Kalau mau beli rokok kasir akan minta ktp untuk tahu usia Anda. Mau beli rokok di mesin otomatis penjual rokok di jalan-jalan, harus masukkin ktp jadi ketahuan umur pembeli. Banyak juga yang nyolong-nyolong beli alias minta teman yang cukup umur untuk beli rokoknya.
- Minuman beralkohol, sama seperti rokok. Boleh beli kalau kamu min. 18 tahun. Teman wanita saya dong, mungkin karena dianggap masih imut-imut, dimintain ktp, padahal usia dia sudah 30 tahun :lol:. Di wilayah Baden-Württemberg termasuk tempat tinggal saya ada aturan untuk minuman beralkohol, hanya boleh dijual paling lambat hingga jam 10 malam. Pernah loh Frank mau beli bir, eh disamperin petugas supermarket, tidak boleh beli sudah lewat jam 10 malam!. Salah satu alasannya supaya para remaja-remaja yang rajin dugem tidak bikin onar karena mengkonsumsi alkohol.
Keluarganya Frank kalau merokok akan jauh dari saya, lucky me :). Saya kalau minum beralkohol ya sesekali saja, kalau ada acara-acara keluarga, atau ketika musim dingin untuk menghalau hawa dingin yang rasanya menusuk sampai ke tulang.

Salah satu merek Bir Jerman
4. Jangan datang kalau tidak bikin janji. Ya kita tidak bisa seenaknya langsung bertamu ke rumah teman dan keluarga tanpa buat janji sebelumnya. Begitu pula kalau ke kantor-kantor misal untuk mengurus surat-surat. Sampai mau buka rekening bank saja harus buat janji dulu.
Video Etika Bertamu di Jerman Jangan Nolak Minum Bakalan ..
Baca juga: Menjadi Ibu Rumah Tangga di Jerman
5. Semua harus sesuai prosedur tertulis. Istilahnya textbook banget. Misal mau mengurus surat-surat itu jumlah kertasnya yang harus disertakan banyak banget. Saya mau mengurus ijasah saya supaya diakui di Jerman. Nah saya bawa dari Indonesia hanya ijasah kuliah, dengan pikiran hanya ijasah yang terakhir diperlukan, ternyata saudara-saudara mereka minta ijasah dari SD hingga ijasah terakhir kuliah, minta mamaku segara kirim deh :neutral:.
- Menyapa. Halo dan tschuß, ya itu dua sapaan yang khas disini. Misal berpapasan di lift saling menyapa. Untuk sapaan antar keluarga, teman atau yang sudah kita kenal bilang Halo. Bertemu orang asing misalnya bilang selamat siang (Guten Tag atau Grüß Gott). Jangan bilang „halo“ ke orang asing nanti dikira siapa elo! :razz:, tapi kalau ke kantor pos sih petugasnya selalu bilang halo, ya mungkin supaya akrab atau karena kita kan sering ke kantor pos jadi sudah saling kenal petugasnya.
Saya kadang bingung kalau ke supermarket kasirnya bilang halo ke bule, giliran ke saya bilang Guten Tag, mau naik bus juga begitu. Ah ini nanti saya bahas di bagian diskriminasi saja ya ;).
Nah buat saya kadang masih aneh saja, ketemu orang di jalan, saling menyapa, ga saling kenal loh! Frank paling rajin nih bilang Guten Tag, apakah di balas dengan yang ditegur?, kalau tidak dibalas ketahuan tuh mereka bukan orang Jerman hehe. Frank bilang kalau bertemu dijalan dan saling kontak mata kudu menyapa atau paling tidak tersenyum.
- Bersihkan hidung tidak pakai permisi. Biar kata lagi makan bersama, ya mereka santai saja bersihkan hidung (*maaf ingus) slorrrtt. Jadi ingat salah satu bapak di Indonesia, ketika ibadah gereja berlangsung, suasana hening, tiba-tiba terdengar slorrtt, itu bukan cuma sekali, dan saya tidak habis pikir mengapa istrinya tidak menegor. *bapak tersebut orang Indonesia.
- Taat aturan lalulintas. Di jalan raya (kota) jam 10 malam lampu lalu lintas akan otomatis mati, yang nyetir lurus boleh langsung, yang mau belok kanan atau kiri harus berhenti beberapa detik nengok kanan kiri untuk kasih jalan duluan yang lurus. Aturan ini juga berlaku di jalan yang tidak ada lampu lalu lintas.
Harus taat aturan lalu lintas, termasuk mematuhi batas kecepatan kendaraan. Kamera-kamera tersembunyi ada di jalan-jalan, kalau melanggar dan terpotret, maka surat tilang akan dikirim kerumah dan bayar melalui bank transfer.
- Bilang „Terima kasih (Vielen dank atau Danke)“. Ini juga khas Jerman *menurut saya. Setelah mendapatkan sesuatu, baik barang atau jasa selalu bilang „terima kasih“. Di supermarket, kantor-kantor, restoran, toko-toko, dijalan juga misal dikasih lewat duluan, antar anggota keluarga juga bilang terima kasih. Frank juga rajin bilang terima kasih setiap kali saya masak. Apakah kamu juga bilang terima kasih ke pasangamu setelah bersantap? Atau itu ya kewajiban istri toh buat masak :grin:.
Sebenarnya masih banyak yang mau di kasih tahu, bersambung saja ya supaya tidak bosan :lol:.
Bagian II klik disini.
Bagian III klik disini.
Bagian IV klik disini.
Demikianlah cerita saya mengenai Orang Jerman itu. Kalau kamu baru pertama kali berkunjung ke blog saya dan suka tulisan ini silakan subscribe follow blog saya, supaya tidak ketinggalan postingan cerita dari Jerman berikutnya, kolom berlangganan mengikuti blog ada dibagian kanan atas postingan.
Baca juga: Catatan Tinggal di Jerman
Aku ga ada pembandingnya klo dibilang pdkt org Jerman aneh, soalnya cuma suamiku yg pdkt trus kita sama2 suka dan cocok hehe . Anehnya bgm menurut pengalaman Indra 😀 ?.
Setujuuuu mbak,,,, Tepat waktu jadi kunci utama. Punkt …
trus orang Jerman tuh kalau PDKT aneh,, iya nggak sih mbak? trus nggak kepo… hehe
Dear Ary Arya biasanya terkendala bhs maksudnya bhs Jerman ya?, klo anak muda Jerman bisa bhs Inggris.
Postingan mengenai Jermannya kalau kepikiran saya simpan di draft dulu klo sdh banyak baru di posting hehe 😀 .
gutten tug…salam kenal bu……untuk informasinya sangat membantu untuk mengetahui budaya jerman ,sy masih ingin lagi mengetahui lebih ,,,,teriamakasih,danke…
salam….bu….
gutten tug……………….salam kenal buat ibu…….aku punya kenalan orang jerman.,cuman kita terkendala dari bahasa,sangta menyenangkan….terimaksih info untuk budaya jerman,minta tambah lagi mba infonya……..
danke
yuuuuk mba Rin kebetulan insyaAllah dalam waktu dekat saya pindah ke Essen. Tadi sdh sempet saya add FB nya. Tapi krn saya bukan penggemar FB mungkin bisa hubungan lewat imel di [email protected]
Danke schon buat mba penulis blog, maaf ga sempet baca bio tadi. Salam kenal ya mba.
Nee
mba Rini insyaAllah saya pindah ke Essen dalam waktu dekat. Kalau boleh tukar alamat imel saya lihat di FB sepertinya sesama arek Suroboyo hehe. Saya ada di [email protected]
Buat mba penulis blog pursuingmydreams (maaf tadi ga sempet baca bio hehe) ngapunten numpang lewat & salam kenal.
Nee
Hai Nala, saya juga ga suka kalau di media sosial tiba-tiba ada yg sok kenal, gaya bahasanya spt sdh kenal belasan tahun, padahal ga kenal sama sekali 😀 .
Ya punya beberapa kenalan orang jerman. Menurutku mereka gak suka sama orang yang gak jelas aliasnya sok kenal kalo di sosial media eh tapi pas face to face bisa dibilang ramah bahkan murah senyum 🙂
Hai sis Rini, klo saya sih untungnya sering ketemu orang yg baik ko, klo ada bbrp yg ga baik, ga saya masukin hati, pusing sis. Paling ya kita belajar mengikuti mencari tau adat kebiasaan ditempat yg kita tinggali, jadi senang tinggal di Jerman.
Saya di Sinsheim. Saya coba ingat2 dulu apa ada teman di Essen ya. Tips biar ga stress, cari hobi kegiatan yg kita sukai. Misal skrg saya suka berkebun, dan ini cukup menyita waktu saya, saya senang melakukannya dan sering ceritain kegiatan saya ini di blog 😉 .
salam kenal mbak, saya sedang makan buah simalakama, sekitar sebulan lagi saya akan mengikuti suami ke jerman. Saya takut mbak, pengalaman saya dg orang jerman di sini, mereka super kaku, dingin, nggak ramah, mana saya cuma lulusan A1 goethe, itupun sdh banyak yg lupa kata2 dan tata bahasanya. Perasaan ini campur aduk mau meninggalkan mamaku seorang diri. Saya akan tinggal di essen. Mbak di kota mana? Facebook saya dwiastuti puspitorini. Kalau ada teman2 yg sekota, mari kita bentuk komunitas gitu, arisan, dll. Apa tipsnya mbak biar gak stress tinggal di negara baru?
Hai Rica daripada galau lebih baik belajar bhs Jerman dulu, siapa tahu lulus sma nanti sudah punya niat mantap ke Jerman 😉 .
Bagus nih postingannya. Jadi tau orang jerman kayak gimana. Dari dulu saya pengen banget ke jerman. Kuliah dijerman gitu. Tapi masih galau, lulus SMA aja belum. hehehe
Klo tidak kenal, ga enak kirim email, soalnya privacy ya:grn: .
bisa kirim email orang jeran gak?
saya ingin berkomunikasi dgn mreka lewat email.. thx
Dear Fixtor salam kenal juga ya :). Jujur saya tidak tahu untuk proses melanjutkan sekolah atau kuliah ke Jerman karena saya ke Jerman untuk menikah. Namun kalau yang ingin Anda tanyakan saya tahu jawabannya pasti saya akan jawab. Mungkin membantu jika Anda sering membaca kaskus untuk halaman melanjutkan sekolah atau kuliah ke Jerman linknya http://www.kaskus.co.id/forum/82/germany saya kadang-kadang mampir ke halaman tersebut. Oh ya join juga Jerman Indonesia Club https://www.facebook.com/groups/233289756444 .
salam kenal mbak, saya sangat tertarik dengan tulisan mbak ttg jerman, saya ingin megetahui lebih dlm lagi ttg jerrman, karna saya ingin melanjutkan studi ke jerman, menurut mbak gmna…?
Hai Elyana, klo ktemu orang yg cocok biasanya orang Jerman ngomong muluuu spt suamiku 😀 . Coba ajak ngobrol ttg bola atau yg bf mu suka 😉 .
Mba..menarik baca blog-nya..kebetulan lagi cari-cari info tentang budaya Jerman.bf saya orang Jerman dan kami masih saling penyesuain satu sama lain :)..dia pendiam bgt lbh tepatnya thinker..hehe..apakah rata2 org Jerman spt itu?
Thanks,
Ika
halo mbak Nella, salam kenal. Tulisannya menarik, terutama pada bagian bir dan kopi. Kalau orang Irish itu minum tehnya yang kelewatan banyaknya, aku pernah rekor sehari sampai lima kali gara-gara disuguhi terus-terusan sama camer…..
Hahaha orang yg ngaret harus di balas ngaret juga ya mbak Ri 😆 .
jam karet ya? bener banget hahaa, daku kadang ngaret karena biasanya janjian sama orang yang lebih ngaret lagi haha :D. Tapi ya kalo orang lain, daku mencoba untul selalu ontime 😀
Semoga bisa di Indonesia, kan bangsa kita terkenal ramah-ramah :).
ya Tuhan maha adil, walau kadang manusia banyak yg ga puas, kulit sudah hitam mau dibikin putih 😆 .
Salut melihat kebiasaan saling bertegur sapa meskipun tidak saling mengenal. Hal tsb dapat meningkatkan kesadaran bahwa kita sebangsa harus saling membantu.
Harusnya bgs indonesia juga bisa…… 🙂
Jenis kulit tiap ras memang beda-beda ya kan. Orang Barat suka berjemur karena mereka gak nyaman dengan kulitnya. Sebaliknya kita berjemur gak suka karena di kulit ini terasa gak nyaman, bisa terbakar juga.
Jadi kupikir, Tuhan memang Maha Adil ya. Hehehe
Kalau museum sptnya di Berlin ada ;).
Aku gak punya kenalan org Jerman kak 😀 tapi aku suka yg bagian bilang terima kasih ke suami/istri itu 😉 sampe skrg masih kupraktekkan 😉 btw, Kebetulan, tadi aku buka2 situs tentang nazi, bagaimana cara terbentuknya dan kekejamannya (holocaust). Masih adakah lokasi/situs peninggalan nazi disana kak? Just curious.. Sorry kalau out of topic yaa
Silakan dipraktekkan yaa ;).
Point 9…so sweet bangged! Makasih sharing nya mbakyu…saya praktekin. 😀
Iya mbak, disini memang begitu, alkoholnya dicampur-campur, ada wisky campur coca cola juga :D.
Hai mbak Tami, beda-beda dong ya :D.
Ohiya, saya heran sama kebiasaan (?) acara di Jerman mencampur champagne dengan jus jeruk. Saya pernah menghadiri sebuah conference di Jerman, disajikan champagne, jus jeruk, dan jus jeruk campur champage semuanya di gelas champagne. Saya salah ambil jus jeruk+champagne -.- krn warnanya hampir sama dengan pure jus jeruk…
trus menghadiri acara kelulusan suami juga ada dihidangin itu.. kali ini sih lebih hati2 milihnya. Apakah ini memang populer ya? pernah ketemu ga mbak Nella?
Hi mbak Nella, suami saya termasuk ga typical orang jerman dalam hal kesukaan minum kopi, bir dan rokok. Walaupun dia setengah rusia, sebelum jadi muslim dia hanya minum kalau diminta temani oleh kakak-kakak atau koleganya dalam acara tertentu. Setelah jadi muslim tidak pernah lagi. Rokok tidak pernah sama sekali. Surprisingly, sahabatnya (jerman asli loh) juga tidak minum alkohol/ teetotal.
Benar bu Prih bgm kitanya menyesuaikan diri saja ;).
Lain ladang lain belalang ya Jeng Nella, masing-masing dengan keunikannya. salam
Haha iya pak Asmat kalau udah ktemu lawan bicara yg cocok, mereka suka ngobrol mulu.
Disini klo ada acara ultah atau pesta duuuhhh acara ngobrol2nya sampai lewat tengah malam :(.
Iya Ajeng adem rasanya kalau bertemu orang-orang yang ramah ;).
Haha beneran dari sabang sampai merauke ya? :D.
Hahaha warna kopi susu kali kak, kalau tinggi ya maunya jangan ngikut tinggiku :D.
hhmmm lagi mikir, nanti anaknya Nella, putih atau coklat ? pendek atau tinggi ?…hehehe
Apa benar orang jerman banyak omong juga ?.. Itu saya liat dari teman anakku yg suka kerumah.. Udah tau sama2 bhasa inggrisnya bledak bledok, tapi dia ngomng melulu..
hahaha bener banget Mbaak, TOP deh tulisannya 🙂 aku merasa justru orang sini lebih ramah dari orang kita, lihat saja itu: saling mengucap salam dan terima kasih, ditambah dengan senyum pula. Adeem rasanya 🙂
yaelaaah..
Indonesia kaya budaya dari sabang sampe merauke gitu,
kenapa yg terkenal sampe luar justru “jam karet”nya..
miris mba, hehehe
Hehe kalau ga ngerti senyum-senyum saja :D.
Waduh, kalo mbak Nella udah paham bahasa Jerman pula. Pasti kerasa banget diomelinnya. Seandainya aku saat ini, paling roaming berat mbak. Xixixi
Jadi ingat waktu nunggu di halte bus, ketemu kakek2. Menyapaku dalam bahasa Jerman, dan kemudian mengajak ngobrol, aku minta dalam bahasa Inggris, dia ga bisa Inggris, tapi tetap ngomong, akhirnya aku jadi kayak cucunya ngangguk2 dan tidak paham. hehehehe
serius….
suamiku juga waktu pertama nya nggak yakin kalo mreka doyan…
taunya, malah ketagihan,,,
hahahah
Iya Erit ada di negara-negara orang kulit putih, klo di Indo yg laku klinik buat mutihin kulit :D.
Hai mbak Fufu. Ya aku pernah nonton liputan orang-orang Jerman yang menetap di US. Aku kira mereka bisa bhs Jerman atau yg ku tonton mungkin pas orang2 tuanya, jadi ya mereka bisa bhs Jerman. Haha kasih liatt fotonya si ganteng dong :D.
Klo suamiku ga ngerokok, minum bir sesekali aja, pas dia pengen banget. Kopi sukaa. Suami dan aku pernah diundang makan sama mertua laki, kita datang telat, diomelin mbakkk, klo di Indo kan wajar ya sama keluarga & teman, diundang jam 2 siang, datang jam 3 hehe.
Harus kesadaran dari masing-masing pribadi nih ya mbak, supaya ga terus dilestarikan itu “jam karet” :D.
Janjian makan dg keluarga aja, telat diomelin loh hikss nasib, klo di Indo sama teman & kel. telat hal yg lumrah toh? :D.
Pake cabe rawit? wah tahan pedas toh bosnya :D. Klo disini orang2nya ga tahan pedas, sambal dipasaran buat saya spt saos tanpa cabe. Klo gorengan ya suamiku juga suka apalagi kerupuk, balapan kita makannya
.
Iya Dan di Indo gampang banget beli rokok klo minol aku kurang perhatikan bgm pembelian di Indo. Minol lucu singkatannya :D.
Walah,baru tau ada tempat menggelapkan kulit..
Nah, aku nanti mau tegur bf aku ah Nella, maklum doi kan German-American (sayangnya dia gak bisa bahasa Jerman, maklum keluarga kakek nenek nya imigrasi ke US pas zaman perang dulu) hihihi. ada benernya juga soal blonde hair blue eyes. cuma dia gak tinggi 5’9/12 sekitar 176-177cm lah. tapi rata2 european baik cewe/cowo yg udah menetap di lain benua entah knp tingginya bervariasi, gak tinggi2 kayak yg masih stay di eropa. temen Turki aku asli dri Istanbul belajar disini tingginya 188cm Nella, mukanya aduh ganteng banget kayak Orlando Bloom percissss *eh curhat* 😛
anehnya, bf aku malah gak suka kopi, rokok, bir. dia malah sukanya minum teh, justru aku yg hobi nge beer/wine sama kopi. kebalik kan?! soal jam karet, family aku mmg masih ada turunan Belanda sama Chinese jadi on time itu udah sarapan dari kecil. pernah waktu umur 7 tahun jalan2 aku nya ditinggal beneran lho sama papa ku yg disiplin banget. dia bilang kunci jadi orang sukses adalah selalu tepat waktu. first impression itu penting. ternyata prinsip seperti itu ada benarnya juga. pindah ke US sini malah aku cepat adapt gak kyk temen2ku dari Jakarta yg terbiasa dimanja. sayangnya banyak orang Indonesia di sini yg masih terbawa arus jam karet padahal jarak dari rumah ke tempat yg dituju cuma 15-20menit by bus/train. herannya gak bisa dikikis juga itu sifat ya, aku sekali negur malah aku dibilang sombong lho. yah serba salah deh jadinya 🙁
soal kulit, aku malah agak susah gelap abis tanning 6 jam an gitu. yang ada cuma merahhhh marun kayak lobster terus pada ngelupas itu kulit. emang sih dapet tanda abis jemurnya tapi gak sampe seminggu-dua minggu udah balik semula lagi. aku malah pernah nemu orang2 mediterania/skandinavia yg blonde hair tapi anehnya kulit mereka tan coklat gitu meski gak kena matahari pas winter. 🙂
jam karet itu memang menjebalkan, tapi kog ya banyak yang nggak peduli ama jam karet, malah terus di lestarikan.
thks ya sharingnya, saya jadi tahu sedikit budaya orang Jerman
Ha ha, setuju mbak. (Meski cuma sebulan tinggal di sana)
Pernah di tegur waktu datang kuliahnya agak telat. Besok pagi kalo berangkat 5 menit lebih awal lagi ya. *Malu banget, di hari pertama kuliah udah telat. Xixixixi
wah,,, jadi inget cerita suamiku yang bos nya orang jerman juga
nggak boleh telat meeting
bnyak banget aturan kantor nya
di sini mreka suka ngundang minum bir juga (karna suami ku muslim, jadi nggak ikut hadir)
tapi yang unik dari si bos nya
dia doyan banget gorengan
bakwan atau tahu isi pake rawit.
bos : “alfian,,,, gowrengan” (gtu kata suamiku)
hehehehe
Waaah. Salut sama bagian merokoknya. Meskipun mereka merokok tapi ga ditempat umum. Dan penerapan ktp itu memang wajib seharusnya ya Mba Nella. Huhuhu. Gemes kalo liat di sini beli rokok dan minol gampang banget.
Semoga generasi muda Indonesia bisa merubah kebiasaan “jam karet”, ya bagus Ditter kita mulai dari diri kita masing-masing ;).
Wah, menyenangkan ya, Mbak. Meskipun sepertinya terlalu banyak peraturan, tapi segalanya jadi berjalan rapi dan teratur. Asyik!
Saya sendiri berusaha untuk menghilangkan kebiasaan jam karet, meskipun sering kali lingkungan sangat tidak mendukung. Ya, jam karet di Indonesia sudah mewabah. Sayang sekali….
Hahah iya Ren parah ya “jam karet” kita. Misal janjian jam 2 bilangnya jam 2 an deh .. sampai jam 2,59 juga masih jam 2 an kan :D.
seneng kak baca postingan yang ini 🙂
orang jerman itu kaku ya, banyak aturannya juga ya kak, tapi terkadang ada baiknya juga. semuanya lebih terarah dan teratur. orang jerman juga ramah dan sopan. seneng sama on time nya juga.
walahh.. indo sampe sebegitunya ya.. di cap jam karet, sampe terkenal gitu.. tapi emank bener sih yaa… janji jam 2. ketemunya jam 3. ahaha..
Oke Ajeng thanks ya ;).
Hehe kapan-kapan Frank dan aku ke Indonesia ntar kita bawain deh birnya :D.
terima kasih infonya mbak, nanti akan saya kasih tau ke adek saya yg pengen banget tinggal di jerman 😀
Mbaaaa Nella, aku kasih liat gambar beernya, matt lngs ngomong mauuuuuuuuuuuu
ahihihi
Iya Ilham ribet disini mereka kaku, lebih enak di Indonesia masih ada petugas yang bisa dikasih salam tempel spy ngurus surat-surat cepat
.
ternyata mereka adat kebiasaannya ketat juga ya mbak. agak repot seperti yang mengurus surat-surat ijasah, apalagi kalo sampe kena denda ini itu disana ya.
Iya setujuu mereka kaku :D.
Orang Jerman itu… rada kaku hahaha..
Tapi ramah dan bener kata Mbak Nela mereka suka bilang terima kasih.. 😀
Haha samaa, biasanya spy ga item berkebunnya pagi ketika matahari belum terik, atau sore hari. Iya lama putihinnya, harus rajin rajin luluran :D. Wah bosnya Cudy sampai nundukin kepala bawahannya salah tingkah dong ya :D.
Iya mbak Kayka, klo kita kan malu gitu ya didepan umum, klo terpaksa ya minta maaf.
Iya mas Noer, orang Jerman gitu sifatnya, gigih & pekerja keras. Disini banyak yg gunakan sepeda krn punya mobil mahal bensinnya, harus punya asuransi juga.
Hai Nita thanks ya ;). Bgm sdh mulai nanam cabe2nya?. Iya orang Jerman selalu ngikut text books hehe.
Wah jgnkan mau itemin pake mesin ….sy br aja berkebun jemur dikit aja da item…. hahahha 😉 malah mau kembali putih ampe berbulan2 lamanya…. kl sifat org bule seh keknya tepat waktu sama halnya dgn kenal ama bos bos sy yg org japan… mrk sll tepat wkt n sopan…. bahkan ama kita2 bawahannya aja bs menganggukan kepala tanda salam hahahaha…. kite2 aja yg salah tingkah ampe mlu sendri gt hahahaa…..
hehehe iya nih yg bagian bersiin idung memang mereka gak malu2 kaya kita ya mbak. apalagi awal2 musim alergi pollen halah kiri kanan. mungkin krn nyaris semua allergi kali ya.
salam
/kayka
Tahun lalu ada mahasiswi dari Jerman melakukan penelitian untuk tugas akhirnya. Kesana-kemari pake sepeda yang dipimjemi teman saya. Kesan saya, dia sangat gigih dan gak gensian. Emang betul gitu ya mbak…
nela…gw senang baca blog elo ..banyak informasinya..kalau menurut gw orang jerman nih terlalu prosedural..and kaku..jadinya segala sesuatu berjalan lambat hahahha..karena kekakuannya itu ..
Haha ga ada stoknya :D. Tahun lalu aku ke München dg 2 teman, bukan liat Oktoberfest malah shopping :D.
tanteeeeee cariin gadis jerman dong, aku kan agak-agak hitam imut-imut gimana gitu hahaha…
duh pengen ke jerman pas oktoberfest hahaha, bir gratessssss…
Hahah benar Oppie, makan es krim dan ngopi aja pakai sahne duuuhh melar deh 😆 .
Hehehe benerrr banget nget nget deh. Satu lagi, mereka seneng banget makan taart..mana gede gede bgt lagi ukurannya. Kalo disini tea time gitu masih lah minum kopi/teh sama kue kecil, klo di Jerman sih kelas berat..mana pake sahne pulak…tp enak bgt..<–menatap nanar perut yg semakin besar.
Iya ya :D.
Nyaris sama deh mbak 🙂
Saya juga ga kepikiran buat pakai alat pengelap kulit begitu, sudah alami dari sononya :D.
Suka sekali baca tulisan seperti ini 🙂 Jadi tahu kehidupan di Jerman ^^
Omong-omong, aku ketika lihat gambar alat penghitam kulit itu jadi ingat salah satu part di Final Destination series. Haha sereeem 🙂 Untung ya kulitku udah gelap jadi gak bakalan kepikiran buat pake hihihi
Ampun mbak, ampun…dulu di Goethe pulang-pulang kepala menciut. teler se teler es teler.
Langsung panggil nama saja, disini begitu kebiasaannya. Kadang risih sih ke yg lebih tua panggil nama, tapi ya begitu disini, kecuali kalau resmi misal rapat baru tuh pakai bpk atau ibu.
kalau saya belum pernah baca “kata” tertentu, bingung pemenggalannya 😆 .
Asikkk 😀 Jadi ada temen Orang Jerman sekarangg.. *dadah2 ke bang Frank*
Hai mas Asa, saya kabar baik :). Terima kasih sudah berbagi mengenai orang Jerman. Ya tuntutannya tinggi kalau bekerja dengan orang Jerman, tepat waktu, teliti dan kerja keras wajib itu.
Pasti mau lah dia temanan dg Py ;).
Sama spt mbak Evi, saya tidak keberatan dengan perokok asal jangan pas di samping atau depan saya ngerokoknya ;).
Iya orang Jerman fanatik dengan team favorit mereka, sama spt suami fanatik dg Bayern München 😆 . Oktoberfest ramai acaranya di bbrp kota apalagi di München, ya saya pernah cerita jalan-jalan ke München. Btw Clara apa kabar nih? saya sering mampir cek blog mu sudah setahun ga ada cerita baru, sibuk kuliah ya? ;).
Beruntung ya Mel dapat yang kita inginkan ;).
Hahaha bentar aja jalan pas terik bisa gosong Man 😆 hilangin gosongnya bisa berbulan-bulan..
Supaya ketauan mbak umur pembelinya :D.
Asyik lah kamu kulit Jimah sudah putih ;).
Ya ada plus minusnya antara Indonesia dan Jerman. Biar bagaimanapun saya tetap cinta Indonesia :smile:.
Ya ampun mbak, ampun!! Mataku jerenglah sudah ini..
Salam kenal juga Faza :).
Saya juga malu kalau jalan ketemu orang ga kenal masah harus menyapa sih? 😆 .
OMG iseng banget bikin text begitu :lol:. Coba baca ini satu kata juga Rindfleischetikettierungsueberwachungsaufgabenuebertragungsgesetz, terdiri dari 65 huruf bermakna ‘hukum mendelegasikan pemantauan label sapi’. Kata dalam Bahasa Jerman banyak yang panjang 😀 .
Halo mba, apa kabar?
Ini tulisan kebeneran banget. Kebeneran banget krn hari Rabu minggu lalu pabrik saya kedatangan tamu 3 orang jerman. Mereka bekerja untuk VW. Dua tahun kedepan mereka akan buka pabrik di Indonesia, sekitar Cikarang atau Karawang. Mereka lagi search pabrik2 komponen otomotif lokal unt supply ke pabrik barunya itu.
Kesan pertama, bener fisik mereka gede2 dan tinggi. Salah satunya ada cewek. Cantik, masih muda tapi tinggi banget. Malah lebih tinggi dari 2 orang cowok lainnya. Mereka sopan2, teliti ngecek prosedur tertulis dibanding dg pelaksanaan. Jd mereka datang untuk audit kita juga. Rasanya lebih berat dari audit setifikasi yg pernah dilakukan oleh badan sertifikasi di pabrik saya,
Saat jamuan di rumah bos saya, betul mereka terbiasa dg minum bir dan alkohol. Tp tidak satupun dari mereka yg merokok. Hanya sekali2 mereka merokok itupun setelah saya tawarin untuk mencoba rokok khas Indonesia.
Demikian sekilas ttg orang Jerman yg saya baru kenal.
Salam,
Hahaha iya Elam sama spt kalau panas minta dingin, sudah tinggal di negara 4 musim dan ngerasain dingin eh minta panas :roll:.
Hehe iya masukan yang bagus supaya berubah
.
Gitu ya ;).
Wahh.. jadi pengen ke Jerman biar bisa tau..haha.. Gak ada temen orang Jerman, bang Frank mau temenan gak ma Py? Biar ada temennya..hahah
Aku termasuk yg tak keberatan thd orang merokok, Mbak. hanya memang jangan dkat aku. jadi pasti menyenangkan berada atau naik transportasi publik disana ya…
teman ekspatriat saya di kantor doyan banget minum bir, dan memang perokok juga.. tapi betul banget Ka.. dia merokok pasti ke luar gedung atau ke dekat kolam supaya ga ganggu yang lain-lain.. btw, temenku juga suka banget ama fussball nya Jerman.. kaya fanatik gitu malah.. tapi mungkin g semua orang kaya dia.. oh ya, mereka juga begitu senang dengan Oktoberfest udah berasa kaya Natal, momennya ditunggu2 katanya.. ga tau klo kakak sudah pernah cerita tentang Oktoberfest
aku juga milih si calon suami yg skrg karena dia item, dan dia milih aku karena aku putih hahahaha…
kayaknya ga cuma di jerman aja deh, kebanyakan bule2 gitu demen kalo kulitnya jadi item…
orang kulit putih emang suka berjemur. soalnya mereka kalo tanned jadi bagus warnanya.
sementara kita.. kalo berjemur, warnanya jadi gosong. huahahaa.
Keren ya, mau beli rokok aja musti kelurin KTP 🙂
Ada beberapa poin yg sama dan ada yg beda ma org indonesia.
Yg paling beda menurutku yg jam karet, tempat rokok, ama white is beautiful. Kalau saya sih biasa aja ama white is beautiful soalnya kulit saya udah putih. 😀
Kalau buat orang Indonesia rada kaku ya, mba aturannya? Hehe. Tp bagus sih. Serba tertib dan teratur.
wow
mimpi-mimpinya tercapai juga…
jalan-jalan keluar negeri
keren keren bukk…
salam kenal
eh iya kebiasaan orang jerman juga keren tuh 😉
di kota kecil seperti kotaku ini justru kalau papasan selalu menyapa ‘halo’ lho! walaupun kita ngga kenal dan kadang saya masih malu-malu jadi jalan sambil nunduk, eh bule-bule itu tetep ramah.. sukaaa!
Waah jadi inget waktu di Goethe Institute dulu, mataku jadi jereng mbak karena baca “eintausendneinhundrertneinundneinzig” 1999 dan lebih jereng lagi kalo baca 1.234.564 kalo ada yang iseng bikin textnya kaya gitu. wuaaaah.
Manusia itu kadang banyak maunya ya mbak, udah putih pengen hitam, kalau udah hitam pengen putih… Haha…
wah jadi masukan nih buat orang Indonesia yang disebut “jam karet” 🙄
Kadang 11-12 sama Indonesia kok.