Pride Month Alasan Mengapa Bulan Juni Banyak Berita LGBT. Mungkin kamu salah satu yang penasaran lihat sosial media banyak hastag #pride dibulan Juni?. Atau melihat bendera pelangi di berbagai sosmed yang kamu ikuti?, bahkan pada 2 Juni 2021 hastag tersebut jadi trending di Twitter.
Saya membuat postingan ini setelah beberapa hari terakhir baca banyak komen sadis di FB nya Deutsche welle (DW) Indonesia. Sebenarnya ada beberapa postingan lain di FB (bukan dari DW aja) terkait berita Pride Month ini. Saya punya akun di FB khusus buat ikutan forum berkebun dan baca apapun yang saya suka, tidak menerima pertemanan dan tidak mencari teman, bukan pakai nama sebenarnya 😆 .
Saya bukan buzzer cuma mau keluarin isi otak ku saja saat ini haha..
Saya tahu kalau LGBT tidak diterima di Indonesia, jadi kalau ada berita tentang topik tersebut pasti jadi santapan lezat di bully oleh netizen Indonesia. Kalau saya sudah mulai baca komen satu per satu, ingin rasanya kusumpel mulut mereka haha.
Tulisan Terkini
- Beli Anggrek Bulan Impian Phalaenopsis Wild Cat dan Daun Lurik di Orchibias Jerman
- Penipuan Permintaan Uang Paypal Tahun 2023 Apa yang harus dilakukan
- Moss Hitam Kadaka dan Moss Putih Spagnum Mana yang Bagus Buat Media Anggrek
Saya tidak dan bukan pendukung LGBT, dan bukan berarti saya bebas memaki bikin komentar jahat tentang LGBT ini kan. Kalau kita tidak suka suatu topik ya tutup saja halaman berita yang kamu baca tersebut dan pindah ke halaman topik lain yang kamu suka, semudah itu ko?.
Kenapa bulan Juni banyak berita LGBT?
Pride month apa itu?
Karena setiap bulan Juni adalah Pride Month. Pride = bangga ; Month = bulan. Kebanggaan gay atau kebanggaan LGBT adalah kegiatan positif melawan diskriminasi dan kekerasan terhadap orang lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
Kebanggaan, sebagai lawan dari rasa malu dan stigma sosial, adalah pandangan utama yang mendukung sebagian besar gerakan hak-hak LGBT. Pride digunakan namanya pada organisasi bertema LGBT, lembaga, yayasan, judul buku, majalah, stasiun TV kabel, dan Perpustakaan.
Apa itu LGBT?
LGBT atau GLBT adalah akronim dari “lesbian, gay, biseksual, dan transgender“. Istilah ini digunakan semenjak tahun 1990-an dan menggantikan frasa “komunitas gay” karena istilah ini lebih mewakili kelompok-kelompok yang telah disebutkan.
Singkatan lain seperti:
LGBTQ
LGBTQ+ tanda “plus” mewakili identitas seksual lain termasuk panseksual dan Two-Spirit.
LGBTQIA Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, Queer, Intersex, dan Asexual.
SGL (“same gender loving”, pecinta sesama jenis).
MSGI” (“minority sexual and gender identities”, identitas seksual dan gender minoritas).
Akronim lain yang mulai menyebar pengunaannya adalah QUILTBAG (Queer/Questioning, Undecided (belum ditentukan), Interseks, Lesbian, Trans, Biseksual, Aseksual, Gay). Akan tetapi, istilah ini juga belum umum.
Bagi yang tertarik lebih jauh silakan baca di sini wikipedia.org/LGBT#cite_note-Gay_Pride_Nee-2
Juni 2021 adalah perayaan Pride Month ke 51 biasanya perayaan dilakukan dengan pawai dijalan, dan karena Pandemi jadi acara ini di berbagai negara mungkin saja tidak dilakukan.
Baca juga: 8 FAKTA Ragil Gay Indonesia di Jerman Viral di TikTok Setelah pemain EVOS Legends Upload PP dirinya
Arti warna bendera LBGT
Bendera pelangi, yang umumnya disebut bendera gay dan bendera LGBT, adalah sebuah simbol dari lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) dan gerakan sosial LGBT. (Penggunaan lainnya dari bendera-bendera pelangi meliputi sebuah simbol perdamaian.)
Warna-warnanya merefleksikan keragaman komunis LGBT, dan bendera tersebut sering kali digunakan sebagai sebuah simbol gay saat bendera tersebut dibawa-bawa pada pawai-pawai hak asasi LGBTQ+. Bendera tersebut bermula di California Utara, tetapi sekarang digunakan di seluruh dunia.
Awalnya dirancang oleh seniman Gilbert Baker, desain telah mengalami beberapa revisi sejak debutnya pada tahun 1978, pertama untuk menghilangkan warna kemudian mengembalikannya berdasarkan ketersediaan kain.
Bendera pelangi pertama Baker memiliki delapan warna, meskipun varian yang paling umum terdiri dari enam garis: merah, oranye, kuning, hijau, biru, dan ungu. Bendera biasanya dikibarkan secara horizontal, dengan garis merah di atasnya, seperti pada pelangi alami.
Pada 2008, varian paling umum terdiri dari enam strip, dengan warna merah, jingga, kuning, hijau, biru dan violet. Bendera tersebut umumnya dikibarkan secara horizontal, dengan strip merah di bagian atas, seperti halnya pelangi alam.
Bendera LGBT masing-masing memiliki arti: merah untuk kehidupan, oranye untuk penyembuhan, kuning untuk sinar matahari, hijau untuk alam, biru untuk harmoni dan ungu untuk semangat.
Hak LGBT di Indonesia
LGBT tidak diterima di Indonesia, bahkan saya pernah membaca situs dimana seseorang yang orientasi seksual nya LGBT akan dipecat atau dikeluarkan dari institusi kerjaannya, apalagi kalau kerja di pemerintahan jangan harap bisa terang terangan bilang punya orientasi seksual yang dianggap tidak wajar ini. Tertarik lebih jauh mengenia LGBT di Indonesia bisa baca disini Hak LGBT di Indonesia
Karena LGBT tidak diterima di Indonesia, maka banyak mereka (kaum lgbt) yang akhirnya pergi ke luar negeri, mendapat pasangan (bule) atau pasangan lgbt Indonesia dan menetap di luar negeri.
LGBT wni bikin saluran Youtube?. Berarti sudah siap dengan konsekuensi nya. Berbagai komentar jahat bakalan kamu terima. Paling saya lihat video nya kalau tetiba muncul di halaman depan Youtube ku.
Kalau ybs bikin konten bagus, tidak pamer kemesraan dengan pasangan gay nya biasanya saya tonton. Saya ambil hal positif dari yang saya tonton, toh kalau saya tidak suka, langsung pindah ke saluran lain tanpa kita menuliskan komentar jahat.
Ada yang niat banget sampai nulis komen “unfaedah, unfollow DW”. OMG Kalau tidak suka beritanya ya tinggal pergi saja tanpa laporan kan haha. Fyi per akhir Juni 2021 ini FB nya DW Indonesia ada ”926,118 orang yang suka (kasih jempol) dan 1,057,852 people follow”, jadi kalau 1 pergi memang ada yang peduli gitu? Haha.
Tadinya mau lanjut cerita tentang pasangan gay Indonesia di Jerman yang proses adopsi anak, ah sudah kepanjangan postingannya, kubahas dilain waktu saja kalau mood nulis ku muncul.
Baca juga: Belum Niat Pindah Warga Negara Perpanjang PASPOR Indonesia di Jerman Kedua Kalinya
Sekali lagi saya bukan pendukung LGBT dan kalau ada yang komen tidak baik di postinganku tentu saja langsung saya pindahkan ke tempat sampah (kotak spam). Beda pendapat boleh, beda pemikiran boleh asal jangan tunjukkan kebegoanmu di komentar walau di dunia maya sekalipun.
Demikianlah cerita saya mengenai Pride Month Alasan Mengapa Bulan Juni Banyak Berita LGBT. Kalau kamu baru pertama kali berkunjung ke blog saya dan suka tulisan ini silakan subscribe follow blog saya, supaya tidak ketinggalan postingan berikutnya, kolom berlangganan mengikuti blog ada dibagian kanan atas postingan.
Sumber bacaan:
kusempat baca tuh beritanya, entah apa yg kubaca adalah anak yg sm, jd katanya si anak dia ga merasa punya ikatan sm ibu kandungnya yg ditemuin waktu itu. Kisah anak adopsi begini banyak jg di negara lain, klo kubaca atau nonton kisahnya bersimpati dong, ga kepikiran mau ngomong jahatnya dibagian mananya? wajar aja seorang anak atau kebalikannya ortu kandung siapapun itu nyari anggota keluarganya, trus klo memang merasa “bukan dia” kan bisa di tes dna juga, klo ternyata bukan ortu kandungnya masa mau ngaku2 hehe..
Ah iya, betul. Makanya saya kayak merasa Pride Day banyak tanggal perayaannya juga, ternyata barengan sama kasus ini.
Pertama tahunya dari twitter, dan banyak orang Indonesia kasih petunjuk ke dia dan ternyata apa yang si anak adopsi duga ini bener, ternyata ‘ibu kandung’nya palsu dan akal-akalan panti asuhan yang urus adopsi ilegal dia. Sekitar hampir setahun kemudian ada beritanya lagi di BBC, komentarnya benar2 gila sampai dalam hati saya berdoa jangan sampai anak2 adopsinya ini baca komentar dr Indonesia di FB apalagi ada fitur see translation, takut kepikiran (maaf) bunuh diri.
Sama aja yang kasus LGBT ini, lebih mikirin mental yang baca komentar, nggak setuju mending disimpan dalam hati daripada meracau kasar kek gitu 😐
Iyaaa Na serem2 kalau baca komen2 FB 🙁 .
Komentar netijen jahat-jahat T___T
Hai Festa, negara Hongaria ngeluarin hukum anti LGBT, trus dapat tekanan dari EU, makanya rame di twitter?.
Aku sempat baca berita mengenai para anak adopsi tsb, baca di twitter baik2 aja sih komennya, malah banyak yg bantu re tweet gitu. Di FB mungkin banyak penggunnanya ga punya otak kali haha. Klo baca2 komen di FB sudah siapkan hati dulu agar ga kesal haha, kalaupun sdh baca banyak komen yg jahat banget ya mending ku pindah ke sosmed lain, kalau mood lagi bagus kujawabin banyak komen FB, klo lagi males mikirnya “emang ngaruh apa pendapatku ini?”, akhirnya sdh nulis panjang lebar tinggal tekan kirim aja, ku hapus komennya wkwkw.
Maksudnya kalau tidak mendukung LGBT?. Pro dan kontra tetap ada. LGBT bebas di Jerman, malah pernikahan sesama jenis bisa dilakukan secara hukum dan legal, kalau di masyarakat ya tetap ada yg pro dan kontra, misalnya waktu ada syuting film dimana ngangkat tema gay, orang2 di situ ya teriak kata2 bully gitu, nih hasil nonton pengakuan pemainnya. Klo negara Hongaria yg keluarin hukum anti LGBT malah dapat tekanan dari EU, ya aku aneh aja sih toh tiap negara atau pribadi yang ga setuju seharusnya boleh kan memilih tanpa dapat tekanan manapun.
Iya bener Niee kalau kita ga setuju ya tutup aja kan yang kita baca, semudah itu sebenarnya.
Aku juga aneh dengan orang yang komennya jahat. Ya gak usah dibaca kalau gak setuju gitu. Segitu banyakkah energinya untuk hal yang dia tidak suka
Saya akui reaksi kita terhadap itu di tentang pilihan hidup seseorang di medsos masih primitif. Sedikit yang memakai pendekatan persuasif yg cerdas dan lembut.
Di sana kalau ketahuan sedikit saja kelihatan tidak mendukung bagaimana reaksinya mba? Kalau di Amriki saya lihat pada di bully habis dan karirnya juga hancur. 🙄
Kalau pelangi mulai akhir Mei pada bermunculan, soalnya di TL twitter aku ada mutualan sama orang Jerman yang gay dan kayaknya gara-gara yang Hungaria itu [maaf kalau salah].
Sebenarnya nggak cuma LGBT aja yang komennya sadis, Tante Nella. Topik lain bisa memicu keributan bahkan hal sepele aja bisa menyebabkan perang dunia kesekian. Tapi beneran saya yang bukan LGBT aja heran, ini orang-orang yang komen sekasar ini otaknya pada kemana ya?
Beberapa bulan lalu ada berita soal adopsi ilegal anak-anak keturunan Indonesia yang diadopsi orang Belanda, banyak anak-anak itu cari orangtua kandungnya meskipun dokumen pada palsu. Ya Tuhan, di FB khususnya komen sadis-sadis semua sampai ngutuk si anak, beda jauh sama IG pada simpatik. Saya kalau di posisi mereka juga akan cari siapa asal usul saya.
Mau nangis kalau baca komenan di FB khususnya, untung kalau IG masih pada tahu aturan.
Semangat berkarya. Sehat selalu buat Tante Nella dan keluarga.