Pengalaman Pusingnya Apply Long Stay Visa Jerman. Karena sudah beres, jadi saat ini saya bisa cerita pengalaman saya dengan lega dan rileksĀ ;-). Disini saya mau cerita tentang proses apply long stay visa Jerman. Pada 10 Agustus 2011, suami dan saya pergi ke kedubes Jerman di Bern, Switzerland, tujuannya untuk apply long stay visa Jerman (sebelumnya kami tinggal di Swiss, namun sekarang sudah menetap di Jerman), kondisinya Visa Swiss saya akan berakhir 12 September 2011 jadi harus segera mendapat visa yang baru (Jerman).
Semua berkas-berkas yang diminta sudah dipersiapkan dengan baik, seperti paspor, visa Swiss, akte lahir dan surat nikah kami (suami dan saya) dan lain-lain. Sempat kuatir juga karena beberapa surat seperti akte lahir saya tidak dalam bahasa Jerman, oh ya kalau apply long stay visa dari Jakarta, Indonesia maka semua surat-surat sudah HARUS diterjemahkan ke bahasa Jerman dahulu baru pihak kedubes mau terima berkas, sedangkan kondisi saya saat itu adalah apply visa dari kedubes Jerman di Switzerland.
Hari itu 10 Agustus 2011 kami berdua tiba tepat jam 9 pagi di depan kedubes Jerman di Swiss, ada petugas yang berjaga diluar, suami mengutarakan maksud kedatangan kami berdua, lalu kami berikan paspor kami berdua ke petugas tersebut, lalu petugas melihat isi tas kami, dan diperiksa dengan seksama seluruh badan dengan alat khusus metal detektor, kemudian kami diperbolehkan masuk.
Menunggu beberapa saat, nama saya dipanggil, didepan loket sudah ada seorang petugas wanita. Dia lega sekali karena saya datang dengan seorang yang bisa berbahasa Jerman (suami). Karena nampaknya si petugas tidak bisa berbahasa Inggris?. Sambil memeriksa kelengkapan berkas surat-surat saya, petugas menanyakan sesuatu dalam bahasa Jerman ābagaimana saya bisa kenal suami (Frank)ā saya tatap suami saya (Frank) dan tanya, maksud si petugas apa? Saya takut salah tangkap artinya dan jawab hal yang salah. Namun yang saya lakukan malah membuat si petugas menājudgeā saya tidak mengerti bahasa Jerman sama sekali.
Oh ya FYI (for your information), salah satu syarat paling penting kalau apply long stay visa Jerman adalah kita harus bisa mengerti bahasa Jerman tingkat dasar, paling tidak percakapan ringan untuk sehari-hari, dan ini harus dibuktikan dengan sertifikat bahasa Jerman yang kita peroleh setelah mengikuti ujian di Goethe Institut, syaratnya hanya sertifikat ujian tingkat dasarĀ A1.
Si petugas bilang proses pembuatan visa 6-8 minggu, dan jika sampai detik-detik tanggal 12 September 2011 visa Jerman saya belum selesai (keluar), maka saya HARUS kembali ke Jakarta, Indonesia untuk ambil visanya disana, karena visa Swiss (permit) saya akan berakhir jadi tidak boleh stay di Eropa. Wahhhh siapa yang ga sewot, cuma ambil selembar kertas (visa) harus pulang pergi Jerman ā Jakarta ā Jerman yang berarti harus keluar uang buat beli tiket yang bisa dibilang tidak murah, hiks š .
Suami saya dan petugas saling bicara banyak hal untuk meyakinkan petugas kalau saya layak dapat visa dalam waktu secepat-cepatnya dan sesingkat-singkatnya tanpa proses berbelit-belit :D. Suami bilang saya sudah punya sertifikat level A1 dari Goethe InstitutĀ di Jakarta, suami punya pekerjaan yang baik dengan keuangan yang baik, punya rumah, punya asuransi, kalau di rumah, anggota keluarga di Jerman bicara banyak dalam bahasa Jerman, jadi saya bisa belajar bahasa ini. Nantinya setelah visa keluar saya pun akan lanjut kursus bahasa Jerman.
Kemudian suami disuruh ke ruang sebelah untuk mengurus sesuatu, jadi si petugas bisa tes kemampuan bahasa Jerman saya, yang saya bisa jawab ya saya jawab, yang saya tidak mengerti pertanyaannya saya jawab ā Es tut mir leid, ich verstehe nichtā :P. Pertanyaan petugas antara lain : Kapan tiba di Swiss ; bagaimana saya bisa kenal suami,Ā apa kenal orang lain di Swiss selain suami ; apa punya keluarga yang tinggal di Jerman ; apa masih punya orangtua di Indonesia ; di Indonesia tinggal dengan siapa ; apa punya kerjaan di Indonesia.
Tiap hari berdoa semoga ada mujizat ā¦
Baca juga: Catatan Tinggal di Jerman