Jurnal kehamilan (Cerita Pembukaan dulu ya). Hai sahabat blogger, saya mati-matian nih memaksakan diri mau cerita mengenai kehamilan saya gayabahasanyahiperbola . Di akhir tahun 2013 saya sudah cerita di blog ini, bukan cerita sih tepatnya hanya pengumuman kalau saya hamil 🙂 Puji Tuhan!.
Saya ingin sekali berbagi cerita, berbagi kebahagian. Sayangnya yang punya blog bawaannya malas melulu 😳 . Ada draft mau cerita tanda-tanda waktu hamil, berat badan pada trisemester I, masakan apa saja yang saya suka selama hamil dll. Pokoknya banyak topik A, B, C sampai Z ya cuma di draft saja (draftnya di otak hihi).
Hasilnya malah cerita yang lain lagi di blog misalnya tentang kebun atau tanaman. Cerita mengenai gardening ko lancar banget ya tapi mau cerita mengenai kehamilan ini antara tidak sempat dan malas, digabung jadi satu trus jadi lapet gabur-gabur deh (orang Batak pasti tahu lapet jajanan satu ini, ah jadi pengen 😀 ).
Untungnya saya tidak tinggal di Indonesia, klo iya pasti akan ditanyain melulu “kapan punya anak, udah isi belum? Jangan ditunda-tunda” bla bla.. Salah kostum saja di media sosial dikomentari “hamil ya Nel?” “sekarang agak memang gemuk ya Nel” capee deh!. Musim dingin masah pakai baju youcanseemyketek?. Pastinya bajunya tebal-tebal dong. Makanya saya malas upload-upload foto diri, mendingan upload foto-foto bunga-bunga dan tanaman kan aman sentosa tuh yaa tidak ditanya-tanya haha.
Bukannya saya tidak pengen hamil, namanya belum rejeki mau dipaksain bagaimana?, iya saya tahu umur saya sudah rawan. Saya berulang kali bilang ke Frank “kalau dalam 2 tahun saya tidak hamil, ya udah beneran kita tidak usah punya anak yaa?” *pasang mata melotot.
“Umur saya tuh sudah rawan, kalau saya mati saat hamil atau melahirkan bagaimana ???”. Frank bilang di Jerman sini kebanyakan para wanitanya hamil di umur 40 tahun ko. Kalau sudah begitu malas berdebatlah (soalnya Frank ogah-ogahan juga: dapat anak syukur, klo ga, toh begitu banyak pasangan bahagia diluar sana tanpa hadirnya anak?).
Suamiku ini komentar lagi “dulu sebelum nikah harusnya bilang dong kalau mau cepat-cepat punya anak“. “Haaa maksud loe?”. “Jadi dulu tidak mau segera nikah? jadi mau pacaran lama-lama supaya punya anaknya bisa ditunda?”. Alasan lain si suami tercinta nih, “jangan lahiran dimusim dinginlah, repot bla bla.. tapii sudah lewat musim dingin, musim panas, musim gugur ketemu musim dingin lagi ya, saya belum juga hamil” . Saya jadi menikmati hari-hari saya bersama suami dan mengurusi banyaknya tanaman dan bunga-bunga di kebun saya dan tidak stres memikirkan mengenai kapan saya hamil? 😉 .
Pertama kali curiga dan penasaran kalau saya hamil setelah berhari-hari kepikiran tanda-tanda hamil dari blognya Dinniw. Sering banget perut saya bunyi blup blup. Bukan bunyi masuk angin ya, kalau masuk angin kan mau buang angin kentut nah ini nga, cuma bunyi-bunyi blup blup melulu, seperti ada gelembung air didalam perut 😆 .
Mau tes dengan test pack ntar-ntar saja karena dulu-dulu tiap kali tes hasilnya negatif melulu. Sayang test packnya mahal haha. Dulu-dulu pernah telat mens seminggu, dua minggu bahkan telat sebulan, untung waktu itu Frank belum cerita ke keluarganya, kan malu kalau salah. Nah belajar dari pengalaman, kita tunggu lewat sebulan baru ke dokter. Sebelum ke dokter kita test dulu sendiri, beli test pack satu aja dasar pelit hasilnya dua garisnya.

6 November 2013 Tes hasilnya kali ini Dua Garisnya berarti hamilll dongg yaa.
Maaf kalau fotonya burem, yang antusias dan heboh si Frank. Saya yang potret hasilnya burem. Frank potret tetap aja burem tuh . Kami tidak langsung ke dokter, menunggu 2 minggu dululah baru telp dokter dan buat janji.
Ke dokter pertama kali tanggal 22 November 2013, dokter kandungan dekat rumah. Sejak awal saya bilang ke Frank, saya hanya mau ditanggani dokter wanita, malu aja kalau di obok-obok dokter pria hihi.
Dokternya bilang kalau saya hamil diusia rawan alias kehamilan beresiko. Nah tuh kalau dokter yang bilang baru suami tercinta percaya kan, jleb jelb deh kamu. Dikasih tahu istri tidak percaya 🙄 . Pertama kali ke dokter usia kandungan saya sudah 8 minggu.
Buat yang mau menikah ternyata penting nih: tanyakan ke calon pasanganmu apakah dia mau punya anak atau tidak. Karena belakangan ini banyak orang yang tidak mau punya anak. Rata-rata bule belakangan ini tidak mau punya anak deh. Makanya di Jerman nih angka lansia lebih tinggi dibanding angka kelahiran (padahal anak dapat uang bulanan loh dari pemerintah, tapi tetap saja banyak orang tidak mau punya anak). Jangan sampai salah, kamu berharap setelah nikah mau punya anak, ternyata pasanganmu tidak mau punya anak. Kalau sudah tahu jawaban pasanganmu, ya terserah mau lanjut ke pernikahan atau tidak, jangan setelah menikah baru tahu jawabannya.
Postingan ini baru kata pembukaan saja ya, nanti saya akan lanjut bercerita.
komentar ditutup