Foto-foto Pemberkatan Pernikahanku | Wanita Batak Menikah dengan Pria Jerman. Akhirnya, saya bisa kembali bercerita di blog tercinta ini 🙂 , banyak sekali yang saya ingin ceritakan, mulai dari kedatangan keluarga saya dari Indonesia, bagasi kelebihan euy dan bayar 400 USD!, pemberkatan pernikahan Frank dan saya, bolos kelas bahasa Jerman selama seminggu supaya bisa jalan-jalan bersama keluarga ke Berlin, rumah yang seperti kapal pecah karena perabotan berantakan dimana-mana hehehe.

Our Wedding Matrimonial
Semua foto-foto yang kami buat dalam ukuran besar, kalau mau di upload ke media sosial atau kirim ke email perlu di kecilkan ukurannya, maka disela-sela waktu saya coba mengerjakannya sedikit demi sedikit. Yang pertama saya tampilkan disini adalah foto-foto pemberkatan Frank dan saya ya, minggu depan menyusul foto-foto liburan kami sekeluarga dan juga foto keluarga, yang kami buat bersama keluarga Frank sebelum keluarga saya kembali ke Indonesia.
Pernikahan secara catatan sipil sudah dilaksanankan tahun lalu, di Thun, Switzerland pada 20 Juli 2011. Lalu pemberkatannya baru 20 April 2012 ini, kalau pada tanya ko jeda waktunya jauh sekali antara keduanya, karena banyak pertimbangan sana sini. Dahulu Frank menetap di Swiss selama 5 tahun, jadi catatan sipil terlanjur di daftarkan disana, setelah menikah di catatan sipil, Frank kembali bekerja di Jerman, maka kami pindahan deh. Pindahan antar negara repot euy! Pindahin perabotan dari rumah di Swiss ke Jerman pakai truk besar, Frank yang nyetir saya jadi keneknya hahahah ..
Pernikahan catatan sipil Juli 2011, kemudian pindahan, maunya sih cepat-cepat pemberkatan tapi belum cukup dananya supaya bisa sekalian resepsi. Kalau mau diadakan antara Oktober sampai desember 2011 tahun lalu, kebayang bagaimana dinginnya Jerman?, trus keluargaku belum tentu bisa tahan cuaca musim dingin, wong april ini saja pas keluargaku tiba di bandara pada menggigil kedinginan, padahal suhunya sudah diatas 10 derajat Celcius, apalagi kalau datang pas suhu minus, trus pakaian pernikahan saya kebaya, pasti tidak bisa dipakai deh pas winter.
Setelah pernikahan catatan sipil tahun lalu, banyak yang kasih ucapan selamat dan doa „semoga cepat dapat momongan ya Nel“. Saya sih cuma bisa bilang amin, sambil senyum-senyum dalam hati hihihi wong belum pemberkatan pernikahan digereja belum syah toh kalau mau bikin anak?? :P. Walau dikata saya tinggal jauh dari tanah air, tidak ada orangtua yang mengawasi, tidak ada sanak keluarga yang mengawasi, saya tahu mata Tuhan ada dimana-mana. Pemberkatan pernikahan sangat penting buat saya. Hidup kudus sampai melewati pemberkatan pernikahan di gereja penting buat saya. Jadi semua sudah direncanakan dengan baik, Tuhan membuat segala sesuatunya indah pada waktunya amin!!!.
Pemberkatan pernikahan dilaksanakan di gereja protestan di tempat tinggal kami, namanya Evangelische Kirche Bad Rappenau. Gereja ini dibangun pada tahun 1888 dari batu pasir Mühlbacher, renovasi interior dasar dilakukan pada ulang tahun ke 100 pada tahun 1988 . Pendeta yang melaksanakan pemberkatan pernikahan bernama Philipp Koch, beliau sudah 12 kali berkunjung ke Indonesia, makanya beliau antusias sekali dengan pernikahan Frank dan saya. Dua atau tiga bulan sebelum pernikahan, pdt. Koch berkunjung ke rumah kami, beliau meng-interview Frank dan saya secara detail, ditanya latar belakang keluarga kedua belah pihak, ditanya bagaimana bisa saling kenal, hoby masing-masing dan lain-lain pertanyaan, pokoknya banyak deh, sudah lupa sekarang hehehe, eh iya ditanya juga sudah berapa kali bertengkar (berantem)? Frank dan saya saling berpandangan ketika ditanya, trus ketawa, wong belum pernah berantem tuh, pendetanya sampai heran :D.
Senang banget pas hari H, gerejanya tidak sepi-sepi amat (tipikalnya pemberkatan di Eropa ya bisa dihitung dengan jari yang mau hadir), ada sahabatku Eka bersama suami dan putranya, kemudian kak Rina, suami dan putranya datang dari Belanda, trus guru dan teman-teman kelas bahasa Jermanku, atasan dan teman-teman kantor Frank ramai-ramai datang dan kasih kejutan.
Ayat alkitab untuk pernikahan kami, pilihan Frank, Prediger 4: So ist’s ja besser zwei als eins; denn sie genießen doch ihrer Arbeit wohl. Fällt ihrer einer so hilft ihm sein Gesell auf. Weh dem, der allein ist! Wenn er fällt, so ist keiner da, der ihm aufhelfe.
Yakni dari
PENGKHOTBAH 4: 9-10 Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!.
Versi Englishnya
Ecclesiastes 4: Two are better than one, because they have a good return for their work: If one falls down, his friend can help him up. But pity the man who falls and has no one to help him up!.
Video Emaknya Benjamin Menikah | Wanita Batak Menikah dengan Pria Jerman
Baca Juga :
• yang Bikin Meleleh
• 10 Pertanyaan Mengenai Emaknya Benjamin
• Babenya Benjamin Manis Banget kalau Begini. Du Bist so Suss adalah ..
• Our wedding – Pernikahan Kami
• Orang Jerman itu ..
• Aturan Internetan di Jerman
• Ngomongin Peran Babenya Benjamin
• Kedua Kalinya Mejeng lagi di Media
• Cerita ketemu sama suami di online dating
Horas Erin, salam kenal juga ya. Terima kasih sudah mampir ke blog saya. Jika berkenan silakan di follow blogku :).
Baru baca blog ini dan langsung jatuh cinta. Aku jg tinggal di jerman kak. Boru batak juga;) salam kenal kak
iya kak 😀 haha dalem maknya pdhal simple
hahahha oh ya :D.
sip kak, itu kata di undangan nikah kakak ampe saya bwt d twitter krena keren !!
🙂
Hai Winny terima kasih buat komentar2mu yaa :).
horas kak, aku juga batak kak marga siregar.. is jd fans aku ama kakak!! 😀
Wahhh Dewi… sampai 2 kali diputar jadi malu ahh 😀
waaooo…
pernikahan sangat sederhana tapi sangat bermakna,gw puter nih sampai 2 x hehehehe
Horas juga ito Tobing! :).
Horas!
Horas Grace, salam kenal juga ya 🙂 aku dulu kuliah di Jakarta.
horas..hi nella ,we never been know in person but read some of urs, its so impressed me. 🙂 anyway kakak kuliah di jerman kah dulunya??
salam grace boru marpaung disini 🙂
Hidup Indonesia! Makasih mas Wahyu ;-).
Suami istri memang harus begitu, yang satu jadi sopir satunya jadi kenek, kalau dua-duanya mau jadi sopir malah bingung kan? 🙂
Foto-fotonya keren, apalagi ada kebayanya.. Hidup Indonesia! 🙂
Makasih mbak Nunik 🙂 iya kebaya dan songketnya berat banget punyaku dan mama :D.
Keren Mbak Nella, di Jerman masih pakek kebaya dan ulos. Itu kelebihan bagasi karena keluarga juga bawa banyak baju adat ya ke Jermannya, hehehe…
Hai Doli, makasih makasih yaaa 🙂
Hai Maria, makasih ya. Ayahku sudah tanya dulu tetua di Jakarta, katanya boleh kasih ulos, makanya selesai ibadah kami diulosi hehehe, GBU juga ya 😉
Selamat ya… semoga selalu dalam suasana yang menyenangkan dan membahagiakan
Hi, mbak Nella…
Selamat ya ( sekali lagi ) atas pemberkatan nikahnya…hihihi….berasa di bonapasogit melihat teknis acaranya ( pake diulosi ). Pemberkatannya sendiri berasa di HKBP ya..persis deh. Apa memang diminta dibuat seperti itu atau memang asli versi gereja di sana ya ? So moved to see your wedding, mbak..congrats to both of you…semoga bahagia selalu ya, mbak….Tuhan Yesus memberkati… =)
Makasih Clara ;-).
Keren Kaaa… wah, salut ya suami mau tunggu sampe pemberkatan. Mudah-mudahan cepat dapat momongan ya Kaa… coba suaminya diaksi ulos juga, hehehe
Thanks ya Maria, gw senang juga menantikan kedatanganmu hehehe
Slamatttttttttttt ya Nelllll,,,,,,,,liat poto2nya gw seneng banget dehhhh