Setelah pencarian selama empat bulan, tanya sana sini di berbagai milis tanpa hasil. Puji Tuhan, akhirnya, untuk pertama kalinya bertemu dengan teman Indonesia di desa ini. Hoorraayyy!!!.
Namanya Eka , asal Surabaya, status sama seperti saya, menikah dengan pria Jerman. Saat ini Eka mempunyai satu orang putra (2 tahun), namanya Samuel. Tinggal di Bad Rappenau juga.
Pertemuan pertama kami 6 Oktober 2011, jam 10:30 di depan gereja, dekat Rathaus Bad Rappenau, ini juga saya minta bertemu di tempat ini supaya saya gampang cari lokasinya he-he-he.
Dari rumah, saya jalan kaki ke lokasi, jarak tempuh 15 menit. Pertemuan pertama juga saya langsung klik dengan Eka. Kenapa saya bilang langsung klik?
- Kita seumuran, hanya beda 3 tahun (saya lebih tua :D). Karena beda umur hanya sedikit, jadi saya minta panggil nama saya saja “Nella” tanpa embel-embel “mbak” :P.
- Kita se-iman, walau seiman, kadang belum tentu religious, nah setelah bincang-bincang selama 2,5 jam, saya bisa tahu kalau Eka nantinya bisa jadi teman rohani saja, untuk saling share.
- Kita bisa saling bawa diri dalam persahabatan, maksudnya? hmm ada banyak sifat-sifat manusia di muka bumi ini, ya pintar-pintar kita saja dalam menjalin pertemanan, jangan karena hal sepele contoh “tidak diundang makan” bisa jadi ribut, atau jadi racun penyebar gossip.
- Prinsip buat kita berdua, lebih baik sedikit teman namun punya hubungan dekat, bisa saling mengerti, daripada banyak teman malah bikin pusing.
Oh ya balik ke lokasi pertemuan, dari tempat tersebut, kami jalan (kaki), Samuel (putranya Eka) mengendarai sepeda, kami saling berbincang-bincang sepanjang jalan, sedangkan Samuel dengan sepedanya mendahui jauh di depan. Kami menuju kurpark Bad Rappenau, sesekali Eka setengah berteriak supaya Samuel berhenti dengan sepedanya, sampai kami berdua dekat.
Di lokasi ini (kurpark) ada danau dengan beberapa ekor angsa, ada banyak bangku-bangku taman, juga bunga-bunga yang indah dan berbagai pohon, kami berdua asyik berbincang-bincang banyak hal, mulai dari cerita awal kami berdua bertemu pasangan masing-masing, bagaimana pergumulan kami untuk ke Jerman, bagaimana kursus bahasa di Jerman, bagaimana sifat orang-orang Indonesia di Jerman, bagaiman gereja di Jerman, khususnya di Bad Rappenau, tempat tinggal kami, bahkan Eka memberitahukan lokasi tempat makan yang patut di datangi ;-).
Karena belum puas berbincang-bincang di taman, kami lanjut menuju rumah Eka, supaya sekalian saya tahu rumahnya, nantinya saya bisa datang sendiri ;-).
Oh ya, kami mampir dulu ke kedai makanan, Eka tahu tempat “Kebap” yang enak, sebenarnya saya sudah seringkali lewat kedai tersebut, tapi baru kali itu mencicipinya. Kebapnya dibungkus untuk kami nikmati dirumah Eka.
Tiba dirumah Eka, selain menyantap kebap, saya juga disuguhi kopi (untuk menghangatkan badan), sesekali Samuel menunjukkan koleksi mainan-mainannya, termasuk buku-buku cerita miliknya. Wah saya bisa pinjam nih buat belajar bahasa Jerman he-he-he.
Karena waktu sudah menunjukkan lewat jam 13.00, maka saya pamitan karena dalam setengah jam Frank akan pulang kerja.