Pentingnya Pemeriksaan Pasca Melahirkan

Pentingnya Pemeriksaan Pasca Melahirkan. 29 Agustus bulan lalu untuk pertama kalinya saya ke dokter kandungan lagi untuk pemeriksaan setelah melahirkan istilah dalam bahasa Jermannya Nachsorgeuntersuchung nach der Geburt. Idealnya pemeriksaan dilakukan 6-8 minggu setelah proses melahirkan, nah saya malah lupa karena ditunda-tunda melulu. Si bayi hampir berusia 6 bulan saya baru melakukan pemeriksaan.

Saya merasa baik-baik saja setelah proses melahirkan melalui operasi sesar kedua kalinya. Benang operasipun saya sendiri yang tarik pas dirumah haha jago kan? 😀  . Pas anak pertama benang saya tarik setelah 3 bulan, sedangkan yang kedua ini sebulan setelah melahirkan saya tarik benangnya. Benangnya panjang seperti benang layangan, mengkilap dan warna hijau. Sebenarnya awalnya tidak sengaja, benang operasinya kegulung korset, saya merasa aneh seperti digelitik sekaligus sakit, saya angkat baju saambil tertawa melihat yang terjadi, lalu ya saya tarik saja benang operasinya sekaligus daripada harus digulung.

  • Mengenai alat KB.

Saya memaksakan diri harus ke dokter kandungan karena mau nanya mengenai alat KB, ntar kalau kebobolan repot yaa haha. Seumur-umur baru kali ini bakalan pakai alat KB. Sayapun bingung mau pilih yang mana karena lumayan banyak pilihan. Niatnya mau beli sendiri aja di apotek seperti pil KB tuh ternyata harus pakai resep dokter, ribet ah! 😛 .

Baca beberapa artikel dan nanya mama sendiri tetap saja belum sreg mau pilih yang mana. Efek samping alat KB nya yang mengkuatirkan saya. Ada yang bilang kalau disuntik tidak dapat haid, nah 3 bulan kemana tuh darah kotor?. Sebenarnya enak juga sih jadi tidak merasakan kram atau sakit saat datang bulan kan 😉 .

Ada pula yang bilang bisa naik berat badan lupa nih efek samping alat kb yang mana. Kata mamaku sebaiknya saya tidak pakai spiral karena saya bergerak melulu, hampir tiap hari beraktifitas bawa Benjamin keluar rumah, atau ngejar bus haha untungnya jarang sih lari-lari. Oh ya jadi si mama bilang begitu, kuatir alat spiralnya lepas. Kalau saya kuatir harganya haha ada temanku pasangnya di tanah air pas berlibur, mungkin supaya lebih murah kali ya karena alat KB tidak di tanggung asuransi di Jerman.

Saya minta suami telp dokternya, maksudnya supaya cepat tidak ribet kan ya dengan bahasa Jerman, cuma si pak suami agak bagaimana gitu mau minta tanggal periksa buat nanya alat KB haha padahal mau saya sih bilang aja buat pemeriksaan setelah melahirkan. Kalau tadinya dia tidak mau telp ya saya mending datang langsung ke tempat prakteknya. Ternyata pas ditelp tempat prakteknya tutup karena liburan musim panas.

Pas lagi jalan-jalan ke pusat kota dengan suami dan anak-anak kita mampir deh, saya yang ngomong ke petugas kesehatannya alias perawat alias merangkap resepsionis. Dikasih tanggal sebulan kemudian, dan disuruh bawa handuk saat pemeriksaan nanti.

OMG lama banget ya sebulan lagi, apakah begitu banyaknya wanita yang punya jadwal kedokter kandungan ini pikirku, lalu disuruh bawa handuk pula, apa ini khusus para ibu yang tidak hamil diperlakukan begini? (bertanya-tanya pada diri sendiri akhirnya terjawab pas ketemu dokternya).

Setelah dekat tanggal pemeriksaan ternyata bapaknya Benjamin bakalan kerja pas tanggal tersebut (5 hari kerja 5 hari libur). Siapa dong yang jaga si Lisa?. Kemudian saya tidak PD juga bagaimana komunikasi dengan bu dokternya kuatir saya tidak paham penjelasan medis dari bu dokter.

Hari itu Lisa tidak saya kasih tidur lebih awal dengan maksud supaya pas saya dan Benjamin pergi bisa saya tinggal. Lisa tidur siangnya 2 kali, setelah sarapan dan tidak lama setelah makan siang. Saya dan Benjamin pergi naik bus, cuma 5 menit ke praktek dokternya 😀 .

Kaget saya pas sampai di tempat praktek dokternya, biasanya banyak orang lah hari itu ko cuma 1 orang saja. Mungkin karena sudah jam 11.30 sih. Setelah menunjukkan kartu asuransi, saya dan Benjamin menunggu di ruang tunggu.

Tidak lama kemudian dipanggil petugas, untuk periksa tekanan darah. Saya bingung juga sih ngapain periksa tekanan darah wong saya tidak hamil kan ya haha. Saya nurut ajalah memang prosedurnya begitu kali. Tekanan darahku normal 120/60 mm/Hg. . Si mba perawat nanya apa saya ada keluhan setelah melahirkan, saya bilang rambutku rontok parah, lalu dia tulis di buku data medis saya. Ngaco kali saya deh kalau rambut rontok bukan keluhan setelah lahiran kali ya hehe.

Si Benjamin ngintilin saya seperti biasa dia naik ke timbangan. 14 kg beratnya tidak naik-naik nih bocah segitu melulu sudah beberapa bulan, bergerak melulu sih dia selalu aktif sepanjang hari.

Kita kembali ke ruang tunggu. Benjamin geratakin buku-buku anak, saya baca-baca berbagai brosur yang ditempel di dinding ruangan. Ada yang bikin saya senyum-senyum, selembar pengumuman agak panjang yang meminta pasien supaya bersabar kalau nunggu lama. Haha saya jadi ingat pernah mau pulang sangking kesalnya nunggu 1,5 jam saat periksa kehamilan dulu. Kirain cuma saya saja diperlakukan begitu kala itu, kirain saya karena asuransi saya yang jelek haha. Hari itu kalau nunggu lama sih sudah planning saya bakalan kabur sambil mau marah kasih alasan bayiku kutinggal dirumah.

  • Pemeriksaan Pap smear
  • untuk ke halaman berikutnya klik ⇒ Next/Lanjut

16 Comments

  1. Emaknya Benjamin br. Silaen October 9, 2017
  2. Girindra Wiratni Puspa October 8, 2017
  3. Emaknya Benjamin br. Silaen September 26, 2017
  4. Emaknya Benjamin br. Silaen September 26, 2017
  5. Nadia Khaerunnisa September 25, 2017
  6. Fanny Fristhika Nila September 24, 2017
  7. Emaknya Benjamin br. Silaen September 12, 2017
  8. Oma Kiarra September 12, 2017
  9. Emaknya Benjamin br. Silaen September 11, 2017
  10. Emaknya Benjamin br. Silaen September 11, 2017
  11. Emaknya Benjamin br. Silaen September 11, 2017
  12. Arman September 11, 2017
  13. Arman September 11, 2017
  14. bijo September 11, 2017
  15. Emaknya Benjamin br. Silaen September 10, 2017
  16. prih September 10, 2017
error: Content is protected !!