Orang Jerman, Etika dan Kebiasaannya (Bagian VI). Hai pembaca setia, terakhir kali saya buat postingan mengenai orang Jerman pada Juli 2015, ternyata sudah lama yaa. Nah sekarang sudah terkumpul beberapa hal yang mau diceritakan nih 😀 .
Orang Jerman itu “jujur“, blak-blak an mengatakan apa adanya. Sifat terus terang mereka (orang Jerman) bisa membuat sakit hati lawan bicara (yang mungkin bukan orang Jerman). Orang Asia atau mungkin orang dari negara lain, kalau bicara akan menjaga perasaan lawan bicara, tidak mau membuat sakit hati lawan bicaranya, kalau orang Jerman ceplas ceplos. Coba tanyakan suatu hal, tanya pendapat/opini orang Jerman mengenai suatu hal maka akan dijawab panjang lebar.
Contohnya:
# Kalau saya masak dan rasanya tidak enak, pasti suami akan bilang “tidak enak” dan dia tidak lanjut makan. Menurut saya lebih baik begitu toh, jangan rasa makanan tidak enak dibilang enak supaya istrinya senang. Kalau tidak enak jadi bisa belajar lagi untuk membuat yang lebih enak. Kalau masakan enak, dia puji-puji saya melulu ko, dan sering sekali bilang terima kasih berulang kali karena saya sudah masak buat dia <3 .
Tulisan Terkini
- Moss Hitam Kadaka dan Moss Putih Spagnum Mana yang Bagus Buat Media Anggrek
- Hapalkan Kode Huruf Abjad Alfa Bravo Charlie Delta Echo Agar Komunikasi Nyambung
- Pohon Hujan Emas Laburnum Beracun Namun Membantu Orang berhenti Merokok
Bukan dapur kami, model dapur impian suami dan saya seperti ini:
# kalau makan sesuatu misal makanan kemasan, buat saya enak, buat bapaknya Benjamin tidak enak, padahal masakan Jerman loh, maka suami tidak mau makan. Nanti dia nawarin tuh kesaya supaya saya makan bagian dia haha *tong sampah kali saya haha 😆 .
Kalau orangtua saya mengajarkan makanan harus dihabiskan, tidak boleh dibuang-buang, lihat di tv orang di negara sana begini begitu susah cari makan bla .. bla.. bla.. banyak sekali nasehat ortu saat kami kecil. Nah kalau orang Jerman ditanya mungkin akan bilang “yee kalau tidak enak masah harus dipaksa, makan aja sendiri !” 😮 .
Baca juga: Menjadi Ibu Rumah Tangga di Jerman
Persis banget sifat begini ada pada Benjamin, dia akan dorong piring makanan yang saya kasih kalau rasanya menurut dia tidak enak. Saya yang kesal karena sudah masak jadi marah dong :mad:. Eh anaknya tekad kuat tetap tidak mau makan, karena menurut dia rasanya beda seperti makanan dia hari-hari sebelumnya. Saya hanya bisa tarik nafas panjang supaya reda marah saya hehe 💡 lalu buat lagi dimana isi menu makanannya seperti biasanya.
Benjamin dan saya pernah adu panjang kesabaran karena soal makanan ini haha parah bener ya 🙄 . Sudahlah tidak perlu diceritakan lebih detail nanti saya dibilang ibu yang jahat lagi haha 👿 tenang saja tidak sampai ada pertumpahan darah ko haha 😉 .
Buat kamu yang merasa makanan sayang dibuang dan akhirnya dimakan sendiri, pantas saja sebagai “penampung akhir” badan kita melar kan haha O_o .
# Suatu hari bapaknya Benjamin dan saya sedang digarasi. Garasi tersebut tepatnya dibilang gudang. isinya berbagai macam barang-barang seperti kapal pecah sangking berantakannya, mau lewat ambil sesuatu saja susah sangking penuhnya garasi tersebut, padahal garasinya panjang dua pintu (depan dan belakang).
Garasi tersebut bukan milik kami, namun punya orang yang ngontrak dibawah rumah kami (anak yang punya rumah yang akhirnya beli rumah tersebut dari bapaknya). Barang kami disitu ada kereta dorong Ben, 4 ban mobil disusun ke atas (musim panas dan musim dingin beda ban mobilnya), tong sampah dari kontrakan kita di kota sebelumnya dan sepeda saya.
Ibu yang punya garasi pas ada didekat kami, dia sedang mengamplas lemari kayu (ibu hamil tua masih bisa mengamplas lemari, pakai masker rapat ko dia). Ibu tersebut berkata, bulan November dia akan melahirkan, jadi dia mau masukkin mobilnya pas winter ke garasi, kata dia mobilnya masih baru. Trus dari yang saya nangkap dia bicara ke suamiku, nantinya dia ingin bapaknya Ben dan suami dia beresin garasi bersama.
Bapaknya Benjamin menjawab dengan nada suara naik setengah oktaf “kalian beresin barang-barang kalian sendiri, nanti kami akan beresin barang kami!“. Itu ibu diam seribu bahasa, saya juga shock 😯 ko bapaknya Benjamin judes banget sih. Kami berdua naik kerumah kami, lalu saya tanya ulang suami. Ternyata benar pendengaran saya tidak salah ko.
Saya heran ko ada ya orang yang suka menggumpulkan banyak sekali barang tidak terpakai. 1 tahun, 5 tahun, 10 tahun bahkan dalam 20 tahun kemudian kalau sedikit-sedikit dikumpulkan ya menjadi bukit barang (sampah) tidak terpakai.
Apakah kamu termasuk tipe orang seperti tetangga saya yang suka menggumpulkan barang-barang bekas?. Ah ini mungkin perlu, ah panci ini siapa tahu saya butuh lagi, ember itu bisa di tambal bocornya dipakai lagi, kardus ini siapa tahu bisa buat kirim barang. Buku-buku, majalah bekas ini mungkin laku di jual dll. Ternyata tanpa sadar rumah kita penuh dengan sampah :-/ .
Kalau saya yang berhadapan dengan ibu tetangga tersebut, kemungkinan besar saya diam saja dan iya iyakan ajakan dia, maklum orang asia seperti saya memang suka damai 🙂 tapi mungkin dibelakang ibu tersebut baru saya marah-marah sendiri haha, sedangkan tipe orang Jerman seperti bapaknya Benjamin bisa membuat sakit hati lawan bicara, sakit hati tapi jadi beres saat itu juga toh. ➡
Garasinya tidak jadi diberesin sampai saya tulis postingan ini, padahal bapaknya Ben sudah siap kalau yang punya rumah sudah beresin barang-barang mereka yang buanyakk banget itu, ya kita mau beresin bagian kita.
Video Begini Orang Jerman Buang Barang Bekas dan Anak Saya jadi Pemulung nya
# saya punya kalender meja dikasih adik saya dari bank tempat dia kerja. Sudah akhir Nov 2015, bapaknya Benjamin bilang minta kirim lagi dong kalendernya (padahal dia juga jarang sekali lihat tuh kalender hehe). Saya bilang nanti sajalah kan tahun depan Maret atau April mama saya mau datang bisa sekalian dibawah (mamak gak jadi datang 🙁 ) maksud saya supaya ngirit biaya kan . Bapaknya Ben bilang yang nadanya sih seperti bilang: ” pelit amat, paling murahlah kirim kalender saja lewat pos“.
Apakah kamu termasuk orang yang to the point? blak-blakan ngomong apa adanya, tidak peduli lawan bicara tersinggung atau tidak?. Atau seperti saya, kesal tapi dipendam sendiri merasa tidak enak bicara jujur, takut lawan bicara tersinggung, akhirnya saya hanya bisa ngomel sendiri aja haha 😛 .
Sudah hampir 5 tahun pernikahan suami dan saya. Kami tetap masih saling belajar mengerti perbedaan kita berdua, saling menerima sifat yang memang sudah dari sananya terbentuk, mendapat didikannya begitu sejak kecil. Salah satu contohnya ya tentang keterus terangan. Kadang suka keceplosan sih terus terangnya, kalau ke orang lain kalau saya maunya ya jujur tapi dibungkus dengan manis kata-katanya supaya lawan bicara tidak sakit hati, nah kalau bapaknya Ben sih jujur yang duuhhh pengen jewer kuping dia deh :shock:. Kapan-kapan saya cerita lagi contoh-contohnya ya.
Demikianlah cerita saya mengenai Orang Jerman, Etika dan Kebiasaannya (Bagian VI). Kalau kamu baru pertama kali berkunjung ke blog saya dan suka tulisan ini silakan subscribe follow blog saya, supaya tidak ketinggalan postingan cerita dari Jerman berikutnya, kolom berlangganan mengikuti blog ada dibagian kanan atas postingan.
Bagi yang tertarik baca edisi sebelumnya mengenai Jerman selayang padang (orang Jerman, etika dan kebiasaannya)
Bagian I klik disini.
Bagian II klik disini.
Bagian III klik disini.
Bagian IV klik disini
Bagian V klik disini
Semangaat bikin masakan yg lebih enak lagi 😀
Bener banget mbak Chris daripda hati dongkol lebih baik tumpah semua isi hati saat itu juga, dan masalah jadi clear ya 😀 . Hahaha aku juga gitu mbak kumpulin bbrp barang yg ku pikir bisa dimanfaatkan utk berkebun, termasuk kumpulin benih/bibit bunga, seringnya pas sortir malah dibuang 😆 .
Klo saya sih gak perlu dikasihani, krn suami yg kerja cari duit hehe 😀 .
Hai Yeklin, iya budaya kita kan sebisa mungkin menjaga perasaan lawan bicara, trus kadang kita sungkan, takut tersinggung, takut hubungan jadi gak baik dsbnya 😀 akhirnya marah2nya dibelakang hehe 😆 .
Daripada muntah, ya gpp ko dibuang klo gak enak. Soalnya pernah suamiku makan ketimun, pdhl dia bilang dia gak suka, dan beneran jadinya muntah 🙁 .
Eh tapi klo aku sudah kesel banget, berani bicara blak-blak an sama orang2 terdekat hehe 😀 .
Males ribut dg bpk nya Ben, tp klo handuk asal lempar, jeans sdh 2 hari tergeletak aja tuh di sofa ruang tamu, dan hal kecil lainnya yg bikin kepala puisng rasanya pengen marah aja hahaha. Bener ya yg bilang punya 1 anak tuh sebenarnya ada 2, dan anak yg paling besar (suami) nih yg paling susah diurusnya hahaha. Klo sdh keluar sadisku, kubilang: “.. enak ya punya babu yg bersih2 tiap hari, merapikan barang2mu tiap hari“.
danke danke
Mbak Riri kejam bangetlah sama suamimu hahaha 😀 . Klo punya gudangnya yg luas gak masalah sih kumpelin macem2, cuma ntar pusing sortirnya hehe 😀 .
Hahahha mbak Win bisa aja 😀 . Bpk dan anak kadang menguji kesabaranku mbak 😆 .
Aku pernah baca entah dari mana lupa kak, klo orang batak tuh mirip dg orang jerman tembak langsung 😀 .
Klo lagi awal2 aku sih kesel, krn sdh masak dia gak mau makan haha.. makin kesini ya sudah terbiasa, klo gak enak masakanku dia makan roti atau masak sendiri 😆 .
tipe kita sama kak 😀 , takut nyinggung perasaan orang lain 😀
Iya Feb jangan ragu2lah hehe 😀 .
wah ngadepin orang jerman kudu tegas berarti ya… iya iya..enggak enggak… konsisten
Tentang makanan hampir sama ama suamiku, tapi mungkin dari keluarga juga, jadi kalu pas masakanku gak enak, dia gak bilang apa2, tetep dimakan tapi gak nambah hehe, begitu aku tanya ‘gak enak ya?’, sambil senyum dikit dia bilang ‘Ya, kurang’ tau dia istrinya udah capek2 masakin. Bener banget orang Jerman itu apa adanya ya, gak ada dimanis2in biar halus gitu ya, karena menurut mereka to the point itu sudah cara halus.
kirain Jerman dan Batak sama saja suka tembak langsung..
alus kali mamak Ben ini…masih ada rasa nggak enakan sama si ibu soal garasi itu
Si Ben ternyata pinter kali membuat Mamaknya kezal,
bisa gitu dorong piring ga mau makan kalo makanannya ga suka *bapaknya langsung tos kali ya, ngeliat emaknya Ben ‘bertanduk’ 😀
Hahahaa, sama kok mb, suamikuh jug gitu. Kalo ga enak bilang ga enak dan ga mau makan, tapi kadang aku paksa dan dia mau muahahahaa.
Ah iya, kita berdua juga pengepul sampah, percis! ini kayanya butuh,, ah tinggal di lap,ini bisa digedein dll…huhu
hahahaha itu pas dapet yang jerman blak blakan dan kaupun masih batak kraton ya Nel masih ada rasa gak enakan. Ya aku juga sih meski galak-judes, ada hal-hal yang sebenernyha karena malas ribut (ya perasaan gak enak juga ya hahaha) aku iyain eh di belakang merepet, tapi makin berumur aku makin berani terbuka kalo gak suka sesuatu, dan caranya kuperbaiki lebih baik, kalo dulu mungkin kalo gak suka sesuatu ngomongnya sambikl judes dan cemberut ya nyebelin juga sih eikeh ya hahaha jujur dan rude kan beda ya ahahaha
towel Benjamin paksa makan saksang ahahah
Cummmm aku gatel pengen komen di post terbarumu ternyata gak bisa komen yaa 😀 .
Kalendernya bagus Ria 😀 akupun senang klo tahu hari2 nasiolan/libur di tanah air hehe. Aku terkadang tipe ngrundel di belakang hehe :oops .
Hai mbak Fee, 2 cewe begitu tipe yang bisa saling nerima ya, klo tipe asia kadang ada yg ngomong belakang malah ntar bikin gosip 😀 . Aku punya teman kursus, sebut saja A namanya. Si A (cewe) nanya ke rekan kerjanya (cewe) bgm kalau bicara dg sapaan non formal saja pakai “per du”, temanku ditolak katanya si rekan kerja dia merasa belum kenal dekat dan gak mau terlalu dekat dg si A. Mereka sudah 6 bulan satu kantor. Jadi mereka bicara tetap pakai sapaan resmi “per Sie”, klo aku sih sakit hati kali ya ditolak gitu hahaha 😀 .
tipe gw banget tuh Man hahaha didepan damai dibelakangan ngamuk hahaha 😆 . Klo orang dekat berani jujur klo gak dekat kuatir lawan bicara tersinggung hehe.
Hai Seraphine, kalau saya pertama kali bikin jleb dan nangis2 loh haha .. tahun pertama di Jerman berattt deh, banyak kejadian gak enak selalu dipikirin dan masuk hati, capee ya.. skrg berusaha ambil sisi postifnya saja 😀 .
Hahahaha Adhyyyy sorry ketawa dulu ya 😀 .. tiap pribadi punya sisi jujur yang berbeda yaa. Lebih baik gitu kan ya, jadi bisa intropeksi diri, diet misalnya, eh tapi aku tetap aja sakit hati klo dibilang gendut dan gak nanya pendapat lagi berikutnya 😀 .
Hai Astrid nanti lama-lama kamu akan terbiasa dengan Jan dan malah ikutan jadi orang blak-blak an juga 😀 . Yg gak enaknya klo ketemu tipe blak2an nya bukan keluarga loh, klo aku sakit hatinya lebih nyesss sampai dipikirin haha tapi itu dulu sih skrg sdh mulai kebal 😆 . Klo saya jujur ke suami aja, klo ke orang lain masih belum berani haha 😀 .
Hai Den, kalau aku di posisimu sudah nangis2 kali ya hehe .. pernah juga ada kejadian gak enak pas kami masih tinggal di rumah ibu mertua, namun lama2 aku terbiasa untuk gak selalu menggingat/masukin hati kejadian ga enak, berusaha ambil sisi positifnya. Awal2 aku juga sering sakit hati Den tinggal di Jerman sini, tahun pertama nangis2 mulu tp gak cerita ke ortu atau adik gak mau bikin susah haha, skrg sih hati sudah bisa diaturlah untuk sellau ambil sisi postif dari setiap masalah.
Lama-lama aku jadi kebal kesadisan suamiku haha, klo dia masak gak enak aku ga mau makan juga, jadi sama kan hehe 😆 .
Sayang banget begitu ngerasa gak enak gak dimakan lagi,
sebenernya bagus karna jujur, tapi buat yang dengerin mungkin agak makjleb gitu ya mbak. hehehe…
kalo gw sih lebih bagus jujur aja. tapi budaya di indonesia suka sungkan sih orangnya.
jadinya suka bicarakan di belakang.
seandainya bisa ditumpahkan langsung didepan orangnya mungkin gak akan begitu banyak drama di muka bumi ini. hehehehe…
kalau makanan…. kurang2 dikit… saya habisin, meski nggak cepat2 habisnya 😀
kasihan sama yang sudah masak
Saya terkadang lebih fleksibel mbak nel. Kalau sama keluarga suami, saya lebih menjaga kata-kata yang akan keluar dari mulut. Biasanya saya sikapi dengan senyum aja tanda tidak mau memperpanjang masalah. Namun ke keluarga saya n teman2 sendiri, saya akan lebih tegas ngomongnya (mnrt tmn2, saya org yang judes n blak2an). hahah daripada hati saya dongkol sendiri kan? hahaha.
Dan untuk yg simpan barang dengan pemikiran kemungkinan nanti terpakai juga saya banget. Cuma sesekali dlm bbrp bulan, saya akan sortir n rapikan dan membuang barang2 tersebut. sebenarnya kurang kerjaan juga ya habis disimpan trs dibuang hehehe
Aha btw emang kalender baguuuuuus kok sampai di kirim dari indo..?
Yuuup betul banget orang Jerman ngak suka basa basi, tapi aku jujur orang nya ngak pakai rem ceplas ceplos juga, dari pada aku ngrundel di belakang…
Btw ammmin semoga terwujud punya dapur cantik nya.
Kayaknya bkn cm org jerman ya, mba…org perancis juga begitu. mgkn krn iklm 4 musim yg mengharuskan semua lugas, to the point. kalau kelamaan di basa basi bisa ketelen musim dingin. Pernah kasus dua org cewe saling acuh, dan dengan entengnya bilang ke yang lain “gue ga suka elo”, yg lain juga idem. Tapi udah gitu doang, ga ada drama2 lain, cuma kyk informasi saja mereka ga saling suka satu sama lain. Org asia kayak saya cuma bisa bengong. Di satu sisi sadis, disisi lain ga hipokrit. Dan ga membakar kemana2…Ahaha….aneh ya
kalo orang asia maunya damai, tapi ngedumel di belakang ya nel. mendingan emang jujur aja ya kalo gak suka ya bilang gak suka. hehehe
Wahaha saya juga uda ngerasain kejujuran orang Jerman, Mbak Nela. Pertama kali emang bikin jleb sih tapi lama-lama ya jadi biasa. Saya juga termasuk orang yang suka ngomong jujur tapi ya nggak seceplas-ceplos si temen Jerman itu, maklum, kan beda darah, darah Asia sama Eropa. Hahaha
orang jerman ceplas ceplos ya, kalo suami saya misal makanannya gak enakpun tetap lanjut di makan krn dia tau kemampuan masak istrinya yg msh pemula,hehe yang ngeselin kalo mau keluar rumah trus aku udah pake baju yang aku suka trus tanya pendapat dia dgn lempengnya bilang bajunya jelek! atau klo aku tanya ‘pake baju ini aku kelihatan gendut gak?’ dijawab ‘iya’, kezeeeeeel
Ahh bener banget Mba, pinginnya jujur tp dibungkus pake kata2 yg gak terlalu bikin sakit hati yaa haha… Aku juga masih suka sensitif kadang sama Jan kalau dia ditanyain pendapat atau klo dia ngomong, ceplas ceplosnya kadang bikin emosiii haha..
Nel, yang pertama kayak Mama mertuaku. Aku selalu ingat insiden tempe (pernah kutulis diblog ini haha). Pas pertama datang ke Belanda pernah masakin sambel goreng tempe buat Papa dan Mama pas undang makan malam mereka. Trus dipuji2 Mama enak banget katanya sampai dibawa pulang. Nah pas pindah, aku coba masakin lagi, tapi aku lupa pakai resep yg mana yg dulu. Akhirnya aku ngarang resep. Pas dikirim, dicicipin, trus dibilang ga enak, langsung dikembalikan huahaha. Satu2nya masakanku yg dikembalikan sampai saat ini. Enak gitu, daripada mubadzir dibuang kan ya. Orang Belanda ini blak2an juga kalo ngomong, awal2 sering sakit hati juga. Lama2 biasa. Tapi kayaknya lebih blak2an orang Jerman Nel. Aku orangnya blak2an banget, ga suka ya bilang ga suka, begitu juga sebaliknya.
Sadis banget kalo ngak enak trus suami ngak ngelanjuton makan nya banyak ?