Menjadi Ibu Rumah Tangga di Jerman

Menjadi Ibu Rumah Tangga di Jerman. Ibu rumah tangga (Jerman: Hausfrau ; Inggris: housewife) adalah seorang wanita yang bekerja menjalankan atau mengelola rumah keluarganya, bertanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya, memasak dan menghidangkan makanan, membeli barang-barang kebutuhan keluarga sehari-hari, membersihkan dan memelihara rumah, menyiapkan dan menjahit pakaian untuk keluarga, dan lain sebagainya.

 

Menjadi Ibu Rumah Tangga di Jerman

 

Ibu rumah tangga umumnya tidak bekerja di luar rumah. Merriam Webster Dictionary mendefinisikan ibu rumah sebagai seorang wanita menikah yang bertanggung jawab atas rumah tangganya. Istilah ibu rumah tangga berkebalikan dengan wanita karier. (Sumber wikipedia)

Kalau baca penjelasan wikipedia diatas, banyak sekali ya tanggung jawab ibu rumah. Tugas 24 jam tanpa dibayar, saya bilang 24 jam, karena kalau tiba-tiba anak sakit, ibu juga repot ngurus tengah malam atau dini hari.

Saya dapat pertanyaan via email dari pembaca blogku. Sebenarnya tahun lalu sudah ditanyain hal yang sama sih dan yang pertanyaan baru ini lebih detail lagi namun intinya sama nanya apakah jadi istri orang Jerman harus bekerja?, kalau di asia pria sebagai kepala rumah tangga, tugasnya mencari nafkah dan istri dirumah menjadi ibu rumah tangga. Apakah peran seperti itu berlaku juga di Jerman, begitu ya yang kutangkap dari pertanyaan Kyle.

Kupikir sekalian posting ke blog saja, siapa tahu ada yang punya calon suami dari Jerman juga seperti Kylie kan, bisa dapat gambaran dari ceritaku.

Tulisan Terkini

Pas jawab ke Kylie sih singkat, jelas dan padat hehe, maklum mata selalu 5 watt setelah nidurin si Lisa Marie. Sejak punya anak, jarang saya bisa balas-balas email surat pembaca begini, seringnya kelupaan hehe padahal setelah baca sudah saya tandai “unread/belum dibaca” begitu datang email baru, yang lama pada ketindih deh.

menjadi istri orang jerman

Pertanyaan surat pembaca blogku apa jadi istri orang Jerman harus kerja???

Comment: Halo.mbak nella..  .. bole tny2 seputar kehdpan org jerman ga ya? Apa bnr di jerman suami istri hrs bekerja untuk menyambung hidup?   .. kl suami doang yg kerja mang ga bakal ckp ya? Dan mang bnr kl istri pny sumbangsih tuk ikutan byr keperluan keluarga?disana pria itu kepala keluarga spt layaknya org asia kah?

Mksdnya kl di asia kan pria lah yg mencari nafkah , wanita penolong pria dan mengurus rmh tangga..

Prnh dgr kl ada house man disana..  tq mbak nella

  1. Apa benar di Jerman suami istri harus bekerja untuk menyambung hidup?.

Tidak ada salah atau benarnya ko hehe. Kalau gaji suami sudah cukup untuk menghidupi istri dan anak-anak, maka keputusan „apakah istri harus bekerja“ menjadi pilihan wanita/istri nya sendiri dan tentunya atas dukungan suami juga.

  1. kalau suami doang yang kerja memang tidak bakal cukup ya?

Sudah dijawab di nomer 1 ya. Cukup tidak cukupnya bisa tahu setelah jadi suami istri, bisa tahu setelah punya anak-anak. Kalau misal si suami level bos yang gajinya gede, ya istri bisa jadi ibu rumah tangga seumur hidup dan ngurus anak-anak saja.

Cukup tidak cukup tergantung gaya hidup kita. Cukup disini maksudnya bagaimana? “cukup” setiap orang beda-beda ya. Misalnya saja saya deh, saya ibu dirumah alias tidak bekerja. Ngurus 2 anak, suami sebagai sumber penghasilan keluarga.

  • Cukup buat ngontrak rumah, iya.
  • Cukup bayar listrik, telp, internet, iya.
  • Cukup bayar beberapa asuransi, iya.
  • Cukup belanja kebutuhan dapur, iya.

TAPI ..

  • Sejak saya ke Jerman, sudah 7 tahun disini, belum pernah sekalipun liburan ke tanah air. Memang belum ada keinginan menggebu. Ortu dan adik-adik pernah mengunjungi saya ke Jerman. Mamaku sudah 3 kali ke Jerman.  Tiket Jerman – Jakarta – Jerman katakan dapat tiket murah 500 euro (tapi ini mujizat kalau bisa dapat segitu) 4 tiket (kalau punya 2 anak, suami istri) dirupiahkan Rp.32.000.000 .
  • Liburan didalam negeripun (Jerman) belum tentu setiap tahun. Antara kita yang memang malas liburan, atau tidak ada duit ya mungkin gabungannya haha. Soalnya saya lebih memilih duitnya buat beli tanaman haha.
  • Dikontrakan sekarang sudah 6 tahun, pengenlah pindah ke rumah lebih besar, supaya Lisa punya kamar sendiri, tapi sewa rumah dikota kita ini makin muahal aja, apalagi yang tinggal dikota besar semacam Berlin, Muchen, Stuttgart dll kalau tahu biaya sewa rumah dikota tersebut, kita bisa bilang ckckck  seperti ciccak di dinding haha, maksudnya sangking herannya betapa mahalnya sewa rumah di Jerman. Dengan kondisi saya tidak bekerja, bapaknya anak-anak tidak berani pindah rumah.
  • Biaya tak terduga seperti awal tahun ini buat benerin mobil kena 3500 euro (Rp.56 juta). Tiap 2 tahun sekali mobil di Jerman harus uji kelayakan, kalau tidak lolos uji kelayakan tidak dapat stempel, tidak boleh jalan. Ga ada sogok menyogok juga dengan penguji atau bengkelnya supaya biaya lebih murah gitu. Kalau mobilnya tidak layak jalan ya harus diperbaiki, kalau di akal-akali taruhannya nyawa kan. Padahal ya desember 2017 ya sudah seneng aja kita, dapat pemberitahuan pengembalian pajak 2.800 euro (Rp.44,8 juta), kalau tidak ada uang pengembalian pajak, entah darimana duit bayar bengkel. Kita bayar bengkelnya akhirnya boleh dicicil, hampir 6 bulan kalau tidak salah. Ya muka tembok aja sama pemilik bengkelnya, Puji Tuhan tidak pernah ditelp pemilik bengkelnya. Trus suami bilang tiap bulan ambil 100 euro, simpan buat 2 tahun lagi, eh sudah kekumpul sedikit, terpaksa kepakai untuk biaya lain yang mendesak.

Baca juga: Kehidupan Rumah Tangga di Jerman Postingan Girindra 

  1. Dan memang benar kalau istri punya sumbangsih untuk ikutan bayar keperluan keluarga?

Dengan status saya tidak bekerja, tidak ada dong sumbangsih duit hehe, kuberikan tenaga dan cintaku saja haha. Nah buat yang lagi menjalin hubungan dengan pria Jerman, ya tidak hanya bule Jerman aja sih, penting sekali nanyain soal keuangan ini.

Setahu saya ada istri yang diminta ikutan bayar listrik, air, kontrak rumah dll. Pernah ada yang cerita untung wanita Indonesianya punya usaha online di Indonesia, jadi dia bisa kasih duit bulanan ke suami bulenya (pasangan ini tidak tinggal di Indonesia).

  1. disana pria itu kepala keluarga seperti layaknya orang asia kah?. Maksudnya kalau di asia kan pria lah yang mencari nafkah, wanita penolong pria dan mengurus rmh tangga. Pernah dengar kalau ada house man disana.

Pernah baca artikel dan nonton tayangan di tv juga tentang tentang house man di Berlin, cuma pas google saat membuat postingan ini, tidak ketemu artikelnya.

Kalau wanitanya punya karir bagus, ya bisa aja suami jadi bapak rumah tangga, atau kerja dari rumah. Istripun kalau bisa kerja dari rumah setelah punya anak, ya bisa juga ko, kalau dapat kesempatan tentunya. (Baca: Tren Bapak Rumah Tangga di Berlin – DW Indonesia)

Sebelum baca tulisannya Gaganawati, saya tidak tahu kalau ternyata di Jerman ibu dirumah tuh banyak sekali!. Awalnya saya kira di Jerman para wanitanya lebih memilih berkarir, soalnya ibu mertuaku dan adik iparku saja bekerja, lalu ibu yang tinggal di lantai dasar rumahku juga bekerja, si A kerja, si ibu B, ibu D dll yang kutahu pada bekerja, bahkan yang sudah punya anak hanya sebentar cuti sudah balik bekerja kembali.

Jumlah Ibu RT di Jerman Terlalu Banyak, Bagaimana di Indonesia?

Kalau misal ada yang sedang menjalin hubungan dengan pria Jerman dan pria asing lainnya, lalu memutuskan mau jadi ibu rumah tangga, mau ngurus anak-anak saja, ya silakan saja, kalau gaji suami cukup.

Namun pikirkan juga masa tua kita nantinya bagaimana?, kebanyakan orang di Jerman sini ngontrak rumah. Apakah kalau istri tidak bekerja, pensiunan suami akan cukup menghidupi dua orang?, apakah hanya cukup bayar sewa rumah?.

Saya pernah nonton tayangan mengenai lansia di Jerman, tidak melulu bule lansia hidup mewah, liburan ke luar negeri, namun di Jerman sini, banyak juga lansia hidup miskin. Sering loh saya lihat lansia cari botol-botol kosong di jalanan dan tempat sampah (botol kosong bisa ditukar duit), atau masih harus kerja serabutan untuk bertahan hidup, tidak punya asuransi pula.

Ada pula lansia (hidup sendiri) yang di wawancara bilang uang pensiunannya 700 euro, dan kontrak rumahnya nyaris sejumlah uang pensiunannya, lah lalu mau beli makan, pakaian dll dari mana duitnya?.

Trus kenapa orang Jerman lebih suka ngontrak?. Ada yang bilang biaya sewa rumah tidak terlalu mahal, sedangkan kalau beli rumah, saat cicilannya selesai, mungkin masih bisa hidup 15 – 20 tahun lagi, mau diwariskan ke anak akan ada biayanya, tidak punya anak tuh properti diambil negara 😀 . Sebenarnya masih ada alasan-alasan lain kenapa orang Jerman lebih suka ngontrak ketimbang beli rumah, lain waktu saya cerita lagi deh ya.

Kalau bapaknya anak-anak ya pengenlah bisa punya rumah sendiri. Mertuaku ngontrak rumah, ortu dari emak mertua punya rumah sendiri, oma opa buyut ini saat masa mudahnya punya karir bagus, sedangkan ortu dari bapak mertua sudah lama banget meninggal jauh sebelum saya ke Jerman.

Kalau mau dibandingin Indonesia dan Jerman, ya beda jauh yaa, maksudku harga property di Jerman mahal sekali. Kalau saya kalau nunggu bus, iseng lewat kantor makelar rumah, ngelihat iklan rumah dijual ngeliat angkanya ko banyak banget nol nya haha, dirupiahin tambah ngeri lihatnya haha, nah bagaimana bisa beli rumah kalau hanya suami yang cari duit kan, ya mungkin kalau kamu beruntung dapat suami kaya, maka tidak perlu bekerja.

Saya lulusan Farmasi UI, ijasahku sudah di legalisir di Jerman tahun 2016. Ini juga prosesnya setahun kalau tidak salah. Di tulis di legalisirnya saya bisa bekerja di Jerman, tidak disuruh kuliah lagi hehe 😀 . Dulu  saya sudah malas ajalah kalau disuruh kuliah lagi, eh ternyata ijasahku diakui di Jerman!.

Mensetarakan ijazah di Jerman istilahnya anerkennen lassen. Bisa cari informasinya di anerkennung in Deutschland.

Ada anerkennen untuk pendidikan (kuliah) ada pula untuk bidang pekerjaan, yang saya lakukan adalah anerkennen lassen untuk ijazah kuliah saya.

Mau banget kerja, namun saat ini kedua anakku masih kecil. Benjamin sudah masuk TK namun jam sekolahnya hanya sampai 13.45 sedangkan hari Jumat sampai jam 13. Lisa Maret tahun depan baru 2 tahun usianya, kalau masukin ke playgorup biayanya hampir 400 euro (Rp.6,4 juta) malah di kota besar ada yang 900 euro, bahkan 1200 euro biayanya gilee entah dapat pelayanan apa saja si anak. Nah kalau ibu nya hanya kerja part time (minijob) yang gajinya 500 euro, sisanya hanya 100 euro, ya saya mending ngurus si kecil sendiri deh.

Kalau TK untuk anak diatas 3 tahun seperti Benjamin biayanya 100 euro/bulan (Rp.1,6 juta).  Emak mertuaku dari awal mau bayarin separuhnya, ya kita sih oke aja 😀 . Saya cari kerja part time minijob tidak nemu untuk latar belakang pendidikanku. Selama ini yang kutemukan lowongannya adalah untuk kerja penuh waktu. Mungkin kalau awalnya kerja penuh waktu lalu minta dikurangi jam kerja ya bisa aja, namun dengan kondisi sudah punya anak begini ya harus panjang sabar ya cari kerjannya.

Pernah dong saya ketemu ibu lansia yang kita sering ketemu di bus, entah bagaimana ceritanya si oma bilang anaknya 6 tahun dirumah ngurus anak. Setelah masuk SD baru ibunya kembali bekerja. Nitip anak-anak ke mertua, lah emak mertuaku masih aktif bekerja, lagipula jarang saya lihat mertua atau ortu di Jerman sini yang full seharian jagain cucunya. Anak kecil tuh aktifnya ajaib banget, kalau oma opa nya diminta jagain seharian, besoknya turun berok kali haha.

Oh ya yang kutemuin di koran-koran banyak kerjaannya jadi tukang bersih-bersih.. jadi putzfrau gitu buanyak lowongannya!, toh dapat duit juga kan ya, cuma tidak diizinkan bapaknya anak-anak. Pas ku tunjukin lowongan yang ada statement macam kerja rodi gitu perlu kekuatan fisik, yaelah tidak boleh, ah pusing saya jadinya haha.

Ada seorang ibu yang sering kita ketemu saat antar Benjamin ke TK, pas tahu saya cari lowongan minijob, besoknya dia kasih tahu lowongan, yaelah jadi reinigungskraft (tukang bersih-bersih), pasti ditolak mentah-mentah sama bapaknya anak-anak dah.

Ibu ini dari masa muda nya sampai tuanya, sudah dekat masa pension sih, masih kerja yang sama jadi reinigungskraft, bahkan sudah bisa beli rumah sendiri, berkat kerja keras dia dan suami ngumpulin duit. Saya tidak memandang rendah kerjaan sebagai reinigungskraft, cuma ya masa dalam hidup tidak ada peningkatan toh dalam kerjaan?.

Beberapa hari lalu, bapaknya anak-anak terima surat laporan pensiun, memang dikirim rutin beberapa bulan sekali. Kalau dia pensiun 20 tahun kedepan, uang pensiunnya dapat sekitar 1.000 euro (Rp.16 jutaa) doang, omg entah berapa euro sewa rumah 20 tahun ke depan ya, kita agak ketawa aja karena uang segitu sama sekali tidak ada artinya. Kalau dikurs ke rupiah ya keliatan besar, namun untuk ukuran 20 tahun mendatang tinggal di Jerman ya sangat kecil sekali.

Kalau dari tadi saya ngomongin ibu rumah tangga di Jerman, di link ini adalah menjadi ibu bekerja di Jerman.

Masih ada yang galau juga apakah jadi istri orang Jerman harus bekerja?, apakah jadi ibu dirumah dipandang sebelah mata?, bisa baca tulisan dibawah ini (Bahasa Jerman)

https://www.eltern.de/familie-und-urlaub/familienleben/gluecklich als hausfrau

http://mamiundgoer.com/hausfrau warum

https://de.wikipedia.org/wiki/Hausfrau

 

 

Demikianlah cerita saya mengenai Menjadi Ibu Rumah Tangga di Jerman. Kalau kamu baru pertama kali berkunjung ke blog saya dan suka tulisan ini silakan subscribe follow blog saya, supaya tidak ketinggalan postingan cerita dari Jerman berikutnya, kolom berlangganan mengikuti blog ada dibagian kanan atas postingan.

Baca juga: 7 Kelakuan Unik Suami Jermanku yang Bikin Makin Cinta

64 Comments

  1. Abigail Tessa February 27, 2019
  2. mtiyasaa January 28, 2019
  3. mtiyasaa January 28, 2019
  4. Emaknya Benjamin br. Silaen January 28, 2019
  5. mtiyasaa January 27, 2019
  6. mtiyasaa January 27, 2019
  7. Emaknya Benjamin br. Silaen January 25, 2019
  8. Abigail Tessa January 24, 2019
  9. Emaknya Benjamin br. Silaen December 16, 2018
  10. Iis Parida December 15, 2018
  11. Iis Parida December 15, 2018
  12. Yos Adya December 15, 2018
  13. Emaknya Benjamin br. Silaen December 14, 2018
  14. Iis Parida December 13, 2018
  15. Emaknya Benjamin br. Silaen December 13, 2018
  16. Emaknya Benjamin br. Silaen December 13, 2018
  17. Iis Parida December 11, 2018
  18. Iis Parida December 11, 2018
  19. mayang koto December 3, 2018
  20. Emaknya Benjamin br. Silaen December 1, 2018
  21. Melissa Octoviani November 29, 2018
  22. Pendar Bintang November 29, 2018
  23. Emaknya Benjamin br. Silaen November 28, 2018
  24. Emaknya Benjamin br. Silaen November 28, 2018
  25. Emaknya Benjamin br. Silaen November 28, 2018
  26. Pendar Bintang November 28, 2018
  27. niee November 28, 2018
  28. mayang koto November 22, 2018
  29. Phebie November 20, 2018
  30. Emaknya Benjamin br. Silaen November 19, 2018
  31. Emaknya Benjamin br. Silaen November 19, 2018
  32. Phebie November 19, 2018
  33. imavandam November 17, 2018
  34. dewinielsen.com November 16, 2018
  35. Emaknya Benjamin br. Silaen November 16, 2018
  36. Emaknya Benjamin br. Silaen November 16, 2018
  37. dewinielsen.com November 16, 2018
  38. Yosefin November 14, 2018
  39. Emaknya Benjamin br. Silaen November 14, 2018
  40. Emaknya Benjamin br. Silaen November 14, 2018
  41. annasherly November 14, 2018
  42. Susleni November 14, 2018
  43. annasherly November 14, 2018
  44. Emaknya Benjamin br. Silaen November 14, 2018
  45. Emaknya Benjamin br. Silaen November 14, 2018
  46. Emaknya Benjamin br. Silaen November 14, 2018
  47. fitri anita November 14, 2018
  48. annasherly November 13, 2018
  49. Susleni November 13, 2018
  50. Emaknya Benjamin br. Silaen November 13, 2018
  51. Emaknya Benjamin br. Silaen November 13, 2018
  52. rynari November 13, 2018
  53. Prue November 12, 2018
  54. MaRePa November 11, 2018
  55. kayka November 11, 2018
  56. rayamakyus November 11, 2018
  57. Emaknya Benjamin br. Silaen November 11, 2018
  58. Emaknya Benjamin br. Silaen November 11, 2018
  59. Emaknya Benjamin br. Silaen November 11, 2018
  60. Emaknya Benjamin br. Silaen November 11, 2018
  61. OmaKiarra November 11, 2018
  62. adhyasahib November 11, 2018
  63. rayamakyus November 11, 2018
  64. Phebie November 11, 2018
error: Content is protected !!