Home Sweet Home in Zweisimmen

Home Sweet Home in Zweisimmen. Setelah menempuh jarak kira-kira 421 KM, 6 setengah jam perjalanan dari Bad Rappenau (Jerman) akhirnya sampailah kami dirumah tercinta di Zweisimmen, Switzerland. Begitu lamanya waktu yang kami tempuh karena kami berhenti dua kali dalam perjalanan (biasanya perjalanan sekitar empat jam-an).

Yang pertama menghindari macet, Frank memilih perjalanan melalui Strasbourg yang terletak di Perancis bagian timur, kami berhenti di kota ini sekitar jam 8.20 untuk mampir di salah satu supermarket, belanja sedikit bahan makanan untuk masak di Swiss. Oh ya sekaligus numpang pipis gratis di toilet resto hehehe.

Jalanan Arah Strasbourg. Home Sweet Home in Zweisimmen

Jalanan Arah Strasbourg

Satu jam kemudian kami melanjutkan perjalanan, terkadang saya tak dapat melawan rasa kantuk karena lamanya perjalanan, saya tak boleh banyak bicara karena Frank bilang dia harus konsen nyetir, juga tak boleh mengajukan pertanyaan yang menggangu konsentrasi menyetir, duuhhh capee dehh hanya bisa dengar siaran radio plus musik dalam bahasa Jerman 🙁 .

Keluar dari Strasbourg saya lihat beberapa kali petunjuk jalan ke arah Paris 500 KM, setelah saya tanya Frank kira-kira makan waktu 4-5 jam kesana, maka saya jadi tidak berminat ahh.

Frank sempat menggerutu kalau macet, (seharusnya rencananya kami berangkat jam 4 pagi, supaya jalanan lancar) dia bilang : “kenapa sih kamu gak bangun jam 4 pagi tadi“ saya jawab : “kenapa cuma bangunin saya satu kali, harusnya bangunin beberapa kali dong hehehe ..

Pemandangan sepanjang perjalanan sungguh indah, lapangan rumput nan hijau, terkadang melewati pohon-pohon menjulang tinggi, cuaca juga sangat bersahabat pada saya (saya tidak suka panas sinar terik matahari, sebaliknya dengan Frank). Hari ini suhu tertinggi 22,5 derajat dan agak mendung, sang mentari malu-malu bersinar.

Yang kedua kali (sekitar jam 11.30) kami berhenti di pom bensin yang ada tempat istirahatnya, ada mini market, ada toko-toko kecil, ada restorannya juga. Frank harus menukarkan euro-nya ke mata uang Swiss (swiss franc), ternyata kursnya tidak bagus. Setelah itu kami menikmati beberapa potong roti yang kami beli dari Perancis, Frank sambil menyeruput kopi sluurrrppp, saya lebih memilih minum air putih tanpa rasa yang saya bawa dari Jerman.

Sempat ada sepasang anak muda menghampiri kami minta tumpangan, mereka memegang karton ukuran besar bertuliskan “Bern“ sayangnya tujuan kami bukan ke Bern, dan lebih sayangnya lagi mobil kami penuh koper besar dan karton-karton, jadi tidak ada bangku kosong. Ketika akan keluar lokasi tersebut ternyata ada pasangan lain sekitar 4 atau 5 pasang orang yang minta tumpangan, dengan jempol mengarah ke mobil yang melewati mereka.

Tak pernah berhasil memotret sapi-sapi ukuran jumbo, selalu terlalu jauh jaraknya atau terlalu cepat laju mobil kami.

Sapi-sapi jumbo di swiss

Sapi-sapi ukuran jumbo

Rumah ditinggal sekitar dua minggu, maka mau tak mau kami kerja bakti dulu membersihkan debu. Beberapa jam kemudian Frank asyik tertidur dengan tv menyala dan kacamatanya masih melekat. Saya bikin soup mie campur tomat dan telur kocok, laparrr setelah kerja bakti. Sambil menunggu hidangan siap, saya buka pintu balkon dapur.

Pemandangan Alam Swiss dari Balkon Dapur.

Pemandangan dari Balkon Dapur.

.. “Oo rupanya gerimis, pemandangannya indah sekali!!!, lalu saya ambil kamera saya cekrak cekrek .. lah rupanya hujannya tidak nampak dalam fotonya

Gerimis yang indah . Pemandangan rumah swiss

Gerimis yang indah 19.07.2011

Pemandangan alam Swiss dari Jendelah Samping Ruang Tamu

Jam 18.30 Pemandangan dari Jendelah Samping Ruang Tamu

Sampai sini dulu ceritanya ya, saya mau menikmati sup panas ditengah cuaca dingin ini ^^ .

 

Baca juga: Jalan-jalan Swiss

error: Content is protected !!